Keadaan Perikanan Tangkap Keadaan Rumahtangga Nelayan

merupakan nelayan tradisional telah diwawancarai tiap bulan dalam dua musim penangkapan selama 2 bulan yakni pada bulan Desember tahun 2006 dan bulan Mei tahun 2007. Responden yang dipilih adalah rumahtangga nelayan yang menggunakan perahu sampan. Karakterisitk yang dianalis meliputi umur nelayan kepala rumahtangga atau suami, umur istri nelayan, jumlah anak balita, banyaknya anggota rumahtangga, lama pendidikan nelayan suami, dan istri serta pengalaman suami. Tabel 6. Karakteristik Rumahtangga Responden No. Karakteristik Rumahtangga Satuan Rata-rata 1. Umur suami Tahun 39 2. Umur istri Tahun 35 3. Lama pendidikan suami Tahun 8 4. Lama pendidikan istri Tahun 6 5. Jumlah anak balita Orang 2 6. Banyaknya anggota rumahtangga Orang 5 7. Pengalaman kerja suami di dalam sektor perikanan Tahun 12 8. Pengalaman kerja suami di luar sektor perikanan Tahun 5 Tabel 6 menunjukkan bahwa umur rata-rata suami adalah 39 tahun, dan umur rata-rata istri adalah 35 tahun. Dalam hubungannya dengan kelompok umur produktif, rata-rata usia suami dan istri termasuk dalam usia produktif umur produktif antara 15–65 tahun dimana pada kelompok umur tersebut merupakan kelompok umur bagi tenaga kerja yang potensial untuk bekerja. Pendidikan rata-rata suami masih rendah yakni tamat SD 8 tahun. Demikian juga dengan pendidikan istri yang tidak jauh berbeda dengan pendidikan suami 6 tahun. Banyaknya nelayan yang hanya mengenyam pendidikan sebatas SD dan SMP menunjukkan bahwa rumahtangga nelayan tradisional belum memiliki kemampuan untuk memperoleh pendidikan. Hal ini terkait dengan kondisi sosial ekonomi rumahtangga nelayan yang masih miskin sehingga untuk melanjutkan pendidikan perlu didukung dengan dana yang memadai di samping kemauan yang keras. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan kualitas sumberdaya manusia dalam masyarakat nelayan semakin rendah. Akibatnya, tidak satupun dari responden memperoleh penghasilan dari sektor formal melainkan terkonsentrasi pada sektor informal. Rata-rata jumlah anak balita yang dimiliki oleh rumahtangga nelayan tradisional adalah 2 orang. Kaum ibu di daerah penelitian tidak menggunakan orang lain untuk membantu pengasuhan anaknya khususnya anak balita. Hal ini dikarenakan minimnya pendapatan rumahtangga nelayan tradisional untuk mempekerjakan orang lain guna membantu istri dalam pekerjaan rumahtangga. Banyaknya anggota rumahtangga rata-rata 5 orang. Banyaknya anggota rumahtangga menunjukkan bahwa keluarga responden termasuk dalam kategori keluarga kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sosial ekonomi rumahtangga nelayan tradisional masih rendah. Pengalaman nelayan dalam kegiatan sektor perikanan atau melaut diukur dari lama melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan dan pendapatan. Pengalaman nelayan akan menentukan kemampuan dalam kegiatan penangkapan ikan di laut karena dari lama dan tidaknya seseorang menekuni usaha tersebut dapat ditemukan kelemahan dan kekurangan serta peluang-peluang baru untuk penangkapan ikan. Pengalaman nelayan dalam kegiatan perikanan rata-rata 12 tahun. Pengalaman nelayan di luar sektor perikanan relatif masih dalam waktu yang terbatas, yakni rata-rata 5 tahun. Hal ini disebabkan karena kepala keluarga atau nelayan masih mengandalkan kegiatan menangkap ikan kegiatan di dalam sektor perikanan dan nelayan hanya melakukan kegiatan di luar sektor perikanan pada saat musim paceklik untuk memberikan tambahan pendapatan yang biasanya menurun.

5.7.3. Armada Penangkapan

Armada penangkapan yang digunakan nelayan di Kecamatan Kasemen adalah perahu tanpa motor, perahu dengan motor tempel, dan kapal motor. Namun, pada umumnya, armada penangkapan yang digunakan nelayan di Kecamatan Kasemen adalah perahu tanpa motor, dan perahu dengan motor tempel. Jangkauan penangkapan ikan oleh nelayan masih terbatas pada zona penangkapan I 4 mil dan zona II 7 mil. Hal tersebut disebabkan karena kondisi nelayan yang masih tradisional dan semi tradisional sehingga nelayan sulit untuk melakukan investasi untuk memotorisasi armada penangkapannya dengan mesin agar dapat menjangkau daerah penangkapan yang lebih jauh. Alat tangkap yang digunakan nelayan tradisional di Kecamatan Kesemen adalah jaring udang dan jaring ikan. Nelayan di Kecamatan Kasemen tergolong pada nelayan tradisional dengan alat tangkap yang masih sederhana, skala usaha yang kecil, dan modal yang digunakan merupakan modal sendiri.

5.7.4. Musim Penangkapan Ikan

Di sepanjang Pantai Utara Pulau Jawa khususnya di Kecamatan Kasemen, produksi ikan yang ditangkap nelayan tradisional dipengaruhi oleh musim penangkapan ikan. Pada dasarnya, terdapat tiga musim penangkapan ikan, yakni musim paceklik, musim sedang, dan musim panen. Musim paceklik disebut juga dengan musim barat umumnya berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan Desember, dimana ombak dan arus laut di perairan Selat Sunda dan Teluk Banten besar menjadikan nelayan takut melaut sehingga produksi nelayan menurunhasil tangkapan ikan sedikit. Musim panen atau disebut juga musim timur berlangsung antara bulan Januari sampai bulan Mei. Pada bulan-bulan tersebut, angin bertiup dari arah timur menuju barat dengan kandungan uap air yang rendah sehingga banyak ikan yang dapat ditangkap. Peralihan antara musim paceklik atau musim barat dan musim panen atau musim timur merupakan musim sedang yang berlangsung antara bulan Juni sampai bulan September tiap tahunnya.

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG

KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia yang memiliki potensi sebagai tenaga kerja untuk menghasilkan pendapatan. Pada umumnya, anggota rumahtangga yang memiliki peran utama memikul tanggungjawab dalam memelihara kelangsungan hidup keluarga adalah suami dan istri. Salah satu bentuk tanggungjawab suami dan istri dalam rumahtangga adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan cara mencurahkan waktu dalam kegiatan yang memiliki nilai guna seperti bekerja untuk menghasilkan pendapatan.

6.1. Peluang Kerja Suami di Luar Sektor Perikanan

Peran dan fungsi nelayan sebagai suami dalam suatu rumahtangga sangat penting yaitu sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggungjawab untuk memimpin rumahtangga dan sebagai tulang punggung keluarga untuk memberi nafkah terhadap istri dan anak-anaknya. Nelayan mencurahkan waktunya untuk bekerja pada kegiatan di dalam dan di luar sektor perikanan. Nelayan mencurahkan waktunya untuk kegiatan di sektor perikanan setiap hari pada musim panen dan setengah hari pada musim paceklik. Kegiatan menangkap ikan kegiatan di dalam sektor perikanan bergantung pada musim, dimana pada musim paceklik atau yang disebut musim barat, ombak dan arus laut besar sehingga nelayan memiliki resiko yang tinggi untuk melaut menangkap ikan dan mencurahkan sebagian waktu kerjanya untuk bekerja di luar sektor perikanan.