Pendapatan Rumahtangga Pengeluaran atau Konsumsi Rumahtangga

3.2.3. Pendapatan Rumahtangga

Setiap anggota rumahtangga cenderung bekerja untuk memberikan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan rumahtangga, apabila pendapatan rumahtangga masih kurang. Situasi ini tergantung pada beberapa faktor yaitu ekologi, tersedianya lapangan kerja, tersedianya waktu dan kesempatan, sikap mental anggota rumahtangga, dan modal. Diversifikasi pendapatan mencakup peranan berbagai sektor ekonomi terhadap pendapatan rumahtangga. Pada wilayah pesisir, diversifikasi pendapatan rumahtangga nelayan tradisional mengarah pada sektor non perikanan. Sumber pendapatan diperoleh dari keuntungan yang diperoleh nelayan dari hasil menangkap ikan di laut pendapatan yang bersumber dari dalam sektor perikanan, dan pendapatan di luar sektor perikanan. Pendapatan rumahtangga yang diperoleh dinyatakan sebagai berikut: PAR j = F PN, HJIU, UAR j , LPAR j , CWKAR j , D 1 ……..……3.28 dimana: PAR j = Pendapatan anggota rumahtangga PN = Produksi nelayan HJIU = Harga jual ikanudang UAR j = Umur anggota rumahtangga LPAR j = Lama pendidikan anggota rumahtangga CWKAR j = Curahan waktu kerja anggota rumahtangga D 1 = Dummy musim D 1 = 1, musim paceklik dan D 1 = 0, musim panen j = 1, 2; 1= suami 2= istri

3.2.4. Pengeluaran atau Konsumsi Rumahtangga

Pendapatan rumahtangga dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan atau pengeluaran. Hal ini disebabkan karena pendapatan berpengaruh terhadap daya beli. Data pengeluaran dapat menggambarkan pola konsumsi rumahtangga dalam pengalokasian pendapatan. Pengeluaran yang dilakukan rumahtangga terdiri dari konsumsi pangan dan non pangan. Semakin baik tingkat kesejahteraan rumahtangga maka proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk konsumsi non pangan lebih besar daripada konsumsi pangan. Pada rumahtangga nelayan tradisional yang memiliki tingkat pendapatan yang terbatas, proporsi pendapatan yang dibelanjakan sebaliknya, yaitu konsumsi pangan lebih besar daripada konsumsi non pangan. Selain itu, suatu rumahtangga dengan jumlah anggota yang makin besar dengan pendapatan tertentu maka proporsi pengeluaran untuk konsumsi akan semakin besar pula. Pada rumahtangga nelayan tradisional, seluruh pendapatan digunakan untuk konsumsi pangan dan konsumsi non pangan sehingga rumahtangga nelayan tradisional tidak memiliki tabungan. Konsumsi yang diperoleh dinyatakan sebagai berikut: KAR j = F PTR, BAR, KPR, D 1 …….…………...………...………3.29 dimana: KAR j = Konsumsi anggota rumahtangga PTR = Pendapatan total rumahtangga BAR = Banyaknya anggota rumahtangga KPR = Konsumsi pangan rumahtangga D 1 = Dummy musim D 1 = 1, musim paceklik dan D 1 = 0, musim panen j = 1, 2; 1= suami 2= istri

3.3. Model Peluang Kemiskinan Rumahtangga Nelayan Tradisional