Curahan Waktu Kerja Rumahtangga

3.2.2. Curahan Waktu Kerja Rumahtangga

Pola curahan waktu kerja rumahtangga merupakan pencerminan strategi rumahtangga untuk mempertahankan hidup dan kesejahteraannya dengan menyesuaikan diri terhadap kendala-kendala dan kesempatan kerja yang ada dengan sumberdaya yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan tingkat curahan waktu kerja anggota rumahtangga dan tingkat pendapatan yang diperoleh setiap rumahtangga berbeda-beda. Tiap anggota keluarga dalam mencurahkan waktu kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti umur, lama pendidikan, ekologi, dan keadaan aset. Bagi rumahtangga miskin, curahan waktu kerja tidak dipengaruhi pendapatan karena orang miskin tidak memiliki pendidikan yang tinggi sehingga mereka tidak dapat menentukan banyaknya pendapatan yang akan mereka peroleh dari bekerja. Dalam mencurahkan waktu kerja, anggota rumahtangga menghadapi konflik dalam memilih jenis kegiatan dalam rumahtangga, apakah bekerja karena kebutuhan atau memelihara anak. Dalam kondisi tersebut, telah terjadi substitusi waktu di antara dua kegiatan yang tidak sempurna sehingga pembagian tugas diantara anggota rumahtangga dapat dilaksanakan. Anggota rumahtangga dapat memilih jenis kegiatan untuk mencurahkan waktu kerjanya apabila anggota rumahtangga tersebut memiliki keunggulan komparatif seperti produktivitas yang besar. Misalnya, jika salah satu anggota rumahtangga memiliki produktivitas yang besar untuk melakukan kegiatan di pasar kerja daripada kegiatan di pasar non kerja. Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu dasar dalam membagi jenis kegiatan di dalam rumahtangga. Hal ini dikarenakan kaum wanita tidak hanya berperan dalam fungsi produksi tetapi juga reproduksi. Apabila wanita memiliki keunggulan komparatif yang lebih besar daripada laki-laki dalam pekerjaan rumahtangga maka rumahtangga akan memilih wanita untuk mencurahkan waktunya dalam mengurus rumahtangga dan laki-laki mencurahkan waktunya untuk bekerja. Namun apabila dalam rumahtangga terdapat anggota lain yang dapat mengambil alih pekerjaan rumahtangga, maka istri atau wanita dapat mencurahkan waktunya untuk bekerja. Nelayan sebagai kepala keluarga mencurahkan waktunya untuk bekerja di dalam kegiatan sektor perikanan. Kegiatan yang dilakukan nelayan di dalam sektor perikanan adalah hanya menangkap ikan di laut. Kegiatan ini tergantung pada musim sehingga terdapat fenomena pencaharian tambahan pendapatan. Anggota rumahtangga nelayan tradisional mencurahkan waktu kerjanya pada kegiatan di luar sektor perikanan. Curahan waktu kerja rumahtangga nelayan tradisional terdiri dari curahan waktu kerja di dalam sektor perikanan yang dilakukan oleh nelayan dan curahan waktu kerja di luar sektor perikanan yang dilakukan oleh nelayan dan istri pada saat musim paceklik. Persamaan curahan waktu kerja rumahtangga nelayan tradisional adalah: CWKAR j = F UAR j , LPAR j , UP, JAB, D 1 ……...………….…3.27 dimana: CWKAR j = Curahan waktu kerja anggota rumahtangga UAR j = Umur anggota rumahtangga LPAR j = Lama pendidikan anggota rumahtangga UP = Umur perahu D 1 = Dummy musim D 1 = 1, musim paceklik dan D 1 = 0, musim panen JAB = Jumlah anak balita j = 1, 2; 1= suami 2= istri

3.2.3. Pendapatan Rumahtangga