Konsumsi Non Pangan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Variabel eksogen dugaan pendapatan total rumahtangga bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi non pangan. Artinya peningkatan pendapatan total rumahtangga menyebabkan peningkatan konsumsi non pangan. Nilai elastisitas konsumsi non pangan rumahtangga terhadap pendapatan total rumahtangga sebesar 1.57. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika pendapatan total rumahtangga meningkat sebesar 1 persen, maka konsumsi non pangan rumahtangga meningkat sebesar 1.57 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan total rumahtangga responsif terhadap konsumsi non panganelastis. Semakin tinggi pendapatan total rumahtangga maka anggota rumahtangga berusaha untuk memenuhi kebutuhan sekunder yakni konsumsi non pangan seperti pembayaran uang sekolah, iuran listrik dan air, pakaian, dan untuk keperluan kesehatan. Selain itu, rumahtangga nelayan juga membeli barang- barang elektronik atau perhiasan. Barang elektronik atau perhiasan merupakan barang superior yang mengalami perubahan konsumsi yang sangat besar apabila terjadi perubahan pendapatan total rumahtangga. Variabel dugaan dummy musim bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi non pangan. Pada musim paceklik, pendapatan yang dihasilkan oleh nelayan sebagai kepala rumahtangga di dalam sektor perikanan umumnya rendah sehingga nelayan sulit untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya khususnya untuk konsumsi non pangan.

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL Pendapatan rumahtangga nelayan tradisional terdiri dari pendapatan di dalam sektor perikanan dan pendapatan di luar sektor perikanan yang umumnya diperoleh nelayan atau suami. Hal ini dikarenakan pekerjaan di dalam sektor perikanan terutama menangkap ikan adalah pekerjaan utama bagi nelayan tradisional. Pendapatan nelayan dalam sektor perikanan merupakan selisih penerimaan nelayan dikurangi total biaya produksi. Penerimaan nelayan diperoleh dari seluruh hasil tangkapan dikalikan dengan harga jual, sedangkan biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan yakni biaya sarana produksi dan biaya penyusutan perahu dan alat tangkapjaring yang digunakan. Pendapatan istri di luar sektor perikanan adalah pendapatan yang diperoleh istri nelayan di luar sektor perikanan. Tabel 21. Kontribusi Pendapatan Suami di Dalam dan di Luar Sektor Perikanan Komponen Pendapatan Musim Penangkapan Ikan Musim Panen Musim Paceklik RupiahBulan Persentase RupiahBulan Persentase Kegiatan di dalam sektor perikanan 666 540 100.00 306 906 56.19 Kegiatan di luar sektor perikanan 239 313 43.81 Total 666 540 100.00 546 219 100.00 Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat bahwa pada musim panen, kontribusi pendapatan nelayan di dalam sektor perikanan memegang peranan penting dalam pendapatan nelayan yakni sebesar 100 persen. Sedangkan pada musim paceklik, kontribusi pendapatan nelayan di dalam sektor perikanan menjadi berkuranglebih kecil jika dibandingkan musim panen, yaitu sebesar 56.19 persen, sehingga kontribusi pendapatan nelayan yang diperoleh dari luar sektor perikanan sangat membantu dalam peningkatan pendapatan nelayan yang berkurang selama musim paceklik tersebut. Namun persentase pendapatan nelayan di dalam sektor perikanan tersebut masih lebih besar dibandingkan kontribusi pendapatan nelayan di luar sektor perikanan yakni sebesar 43.81 persen. Adanya pendapatan suami di dalam sektor perikanan yang menurun pada musim paceklik akan mempengaruhi pendapatan total rumahtangga. Rata-rata kontribusi pendapatan rumahtangga responden pada musim paceklik dan panen dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Rata-Rata Kontribusi Pendapatan Rumahtangga Nelayan Tradisional pada Musim Panen dan Paceklik Komponen Pendapatan Rumahtangga Rata-rata Pendapatan RupiahBulan Persentase Pendapatan Persen Musim Panen Musim Paceklik Musim Panen Musim Paceklik Pendapatan di dalam sektor perikanan 666 540 306 906 89.82 47.57 Pendapatan di luar sektor perikanan 75 546 338 243 10.18 52.43 Pendapatan Total Rumahtangga 742 086 645 149 100.00 100.00 Tabel 22 menunjukkan bahwa pendapatan rumahtangga pada musim paceklik jauh menurun dibandingkan pada musim panen. Pendapatan di dalam sektor perikanan yang dihasilkan oleh nelayan sebagai kepala rumahtangga pada musim paceklik sebesar 47.57 persen. Persentase ini lebih kecil bila dibandingkan dengan pendapatan suami di dalam sektor perikanan pada musim panen sebesar 89.82 persen terhadap pendapatan rumahtangga. Dengan adanya perbedaan pendapatan rumahtangga pada musim paceklik maka setiap rumahtangga memiliki pola tertentu dalam menggunakan sumber pendapatannya untuk berbelanjamemenuhi kebutuhannya sehari-hari pada dua musim yang berbeda. Pengeluaran dalam rumahtangga terdiri dari konsumsi pangan dan konsumsi non pangan. Tabel 23. Rata-Rata Pengeluaran Rumahtangga Nelayan Tradisional pada Musim Panen dan Peceklik Komponen Pengeluaran Musim Penangkapan Ikan Musim Panen Musim Paceklik RupiahBulan Persentase RupiahBulan Persentase Konsumsi pangan 395 802 58.47 393 744 65.98 Konsumsi non pangan 281 129 41.53 203 019 34.02 Total 676 931 100.00 596 763 100.00 Dilihat dari pola pengeluaran rumahtangga pada Tabel 23 bahwa alokasi pengeluaran terbesar adalah pada konsumsi pangan yaitu sebesar 58.47 persen pada musim panen dan 65.98 persen pada musim paceklik. Konsumsi pangan meliputi kebutuhan beras, sayur, daging, telur, ikan, gula, tehkopi, minyak sayur, minyak tanah, bumbu dapur, rokok, dan kue. Persentase konsumsi non pangan sebesar 41.53 persen pada musim panen dan 34.02 persen pada musim paceklik. Konsumsi non pangan meliputi pembayaran iuran listrik, air, kebutuhanbiaya sekolah anak, pengobatan, pembelian alat elektronik, baju, serta pembayaran pajak bumi dan bangunan bagi nelayan tradisional pemilik tempat tinggalrumah sendiri. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, pada musim paceklik, produksi nelayan menurun sehingga pendapatan nelayan di dalam sektor perikanan cenderung menurun. Hal ini juga terlihat, dengan masih rendahnya curahan waktu kerja istri di luar sektor perikanan membuat istri tidak dapat memberikan kontribusi pendapatannya terhadap pendapatan total rumahtangga nelayan. Selain itu, kondisi sumberdaya rumahtangga yang belum dioptimalkandidayagunakan, membuat kegiatan ekonomi rumahtangga belum mampu untuk