dengan kualitas yang lebih baik dan jenis pangan yang lebih variatif. Namun, bahan pangan yang dikonsumsi rumahtangga merupakan barang pertanian. Barang
pertanian merupakan barang inferior yang mengalami perubahan konsumsi yang sangat kecil apabila terjadi perubahan pendapatan total rumahtangga.
7.9. Konsumsi Non Pangan
Hasil pendugaan parameter dan elastisitas pada persamaan konsumsi non pangan disajikan pada Tabel 20. Koefisien deteminasi R
2
menunjukkan nilai 0.98. Berarti keragaman konsumsi non pangan sebesar 98.52 persen dapat
dijelaskan oleh empat variabel dugaan eksogen tersebut. Keempat variabel dugaan eksogen tersebut adalah banyaknya anggota rumahtangga, konsumsi pangan
rumahtangga, pendapatan total rumahtangga, dan dummy musim. Nilai uji F- hitung yaitu 1 300.22 yang berarti secara bersama-sama variabel dugaan eksogen
dari konsumsi non pangan dapat menjelaskan dengan sangat baik pada perilaku konsumsi non pangan.
Tabel 20. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Konsumsi Non Pangan
Variabel Parameter t-hitung Taraf
Nyata Elastisitas
Intersep 102 342.1
4.20 .0002 Banyaknya anggota rumahtangga
BAR -23 203.9
-11.21 .0003 0.56
Konsumsi pangan rumahtangga KPR
-0.24229 -4.33 .0004 0.40
Pendapatan total rumahtangga PTR
0.540773 32.43 .0005 1.57
Dummy musim D
1
-24 020.1
-8.03 .0006 R
2
= 0.98523 F-hitung= 1 300.22
Pada Tabel 20, seluruh variabel dugaan eksogen bertanda sesuai dengan yang diharapkan dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi non pangan. Variabel
dugaan eksogen banyaknya anggota rumahtangga bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi non pangan. Artinya peningkatan
banyaknya anggota rumahtangga menyebabkan penurunan konsumsi non pangan. Hal ini disebabkan karena kondisi miskin yang dialami keluarga nelayan
tradisional yang sulit untuk memenuhi kebutuhan non pangan sehari-hari apalagi jika jumlah anggota rumahtangga yang ditanggung banyak. Nilai elastisitas
konsumsi non pangan rumahtangga terhadap banyaknya anggota rumahtangga sebesar 0.56. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika banyaknya anggota
rumahtangga meningkat sebesar 1 persen, maka konsumsi non pangan rumahtangga menurun sebesar 0.56 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa
banyaknya anggota rumahtangga kurang responsif terhadap konsumsi non pangan rumahtanggainelastis.
Variabel dugaan eksogen konsumsi pangan rumahtangga bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi non pangan rumahtangga. Artinya
peningkatan konsumsi pangan menyebabkan penurunan konsumsi non pangan rumahtangga. Nilai elastisitas konsumsi non pangan rumahtangga terhadap
konsumsi pangan rumahtangga sebesar 0.40. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika konsumsi pangan rumahtangga meningkat sebesar 1 persen,
maka konsumsi non pangan rumahtangga menurun sebesar 0.40 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumsi pangan kurang responsif terhadap konsumsi non
pangan rumahtanggainelastis. Rumahtangga nelayan tradisional adalah rumahtangga yang memiliki sosial ekonomi yang rendah sehingga apabila
konsumsi pangan sebagai kebutuhan pangan sudah terpenuhi maka nelayan mengurangi pembelian untuk konsumsi non pangan.
Variabel eksogen dugaan pendapatan total rumahtangga bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi non pangan. Artinya peningkatan
pendapatan total rumahtangga menyebabkan peningkatan konsumsi non pangan. Nilai elastisitas konsumsi non pangan rumahtangga terhadap pendapatan total
rumahtangga sebesar 1.57. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika pendapatan total rumahtangga meningkat sebesar 1 persen, maka konsumsi non pangan
rumahtangga meningkat sebesar 1.57 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan total rumahtangga responsif terhadap konsumsi non panganelastis.
Semakin tinggi pendapatan total rumahtangga maka anggota rumahtangga berusaha untuk memenuhi kebutuhan sekunder yakni konsumsi non pangan
seperti pembayaran uang sekolah, iuran listrik dan air, pakaian, dan untuk keperluan kesehatan. Selain itu, rumahtangga nelayan juga membeli barang-
barang elektronik atau perhiasan. Barang elektronik atau perhiasan merupakan barang superior yang mengalami perubahan konsumsi yang sangat besar apabila
terjadi perubahan pendapatan total rumahtangga. Variabel dugaan dummy musim bertanda negatif dan berpengaruh nyata
terhadap konsumsi non pangan. Pada musim paceklik, pendapatan yang dihasilkan oleh nelayan sebagai kepala rumahtangga di dalam sektor perikanan
umumnya rendah sehingga nelayan sulit untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya khususnya untuk konsumsi non pangan.