III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Model Peluang Kerja Suami dan Istri di luar Sektor Perikanan
Secara teoritis, setiap anggota rumahtangga akan mencurahkan waktunya pada pekerjaan tertentu. Hal tersebut dilakukan apabila pendapatan yang
dihasilkan dari pekerjaan tersebut cukup menarik baginya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada daerah nelayan, kegiatan menangkap ikan di laut
merupakan mata pencaharian utama sehingga menempati porsi utama dalam curahan waktu kerja rumahtangga nelayan. Usaha perikanan yang ditekuni oleh
nelayan tradisional sebagian besar masih didominasi usaha berskala kecil dan berteknologi sederhana. Usaha perikanan juga sangat dipengaruhi oleh musim dan
hasil-hasil produksinya pun terbatas hanya untuk konsumsi lokal. Selain itu, adanya anggapan bahwa laut adalah milik bersama dapat menyebabkan semua
orang dapat menangkap ikan di laut. Setiap orang bebas memanfaatkan laut tanpa memperhatikan akibat-akibat
yang mungkin timbul seperti kelestarian sumberdaya tersebut dapat rusak atau terganggu kemudian mengakibatkan tangkapan ikan nelayan semakin lama
semakin menurun dan hal ini menyebabkan pendapatan nelayan semakin menurun. Apabila pendapatan yang diterima dari pekerjaan utama tidak
mencukupi seluruh kebutuhan rumahtangga, maka rumahtangga yang rasional akan mencari pekerjaan yang lain di luar pekerjaan utamanya yang memiliki
peluang yang lebih besar. Pekerjaan di sektor perikanan memiliki sifat yang fluktuatif karena adanya
masa sibuk dan sepi sehingga para nelayan memiliki waktu yang bisa
dimanfaatkan untuk mendorongnya mencari pekerjaan lain di samping pekerjaan utamanya. Adanya usaha lain secara terpadu misalnya usaha di sektor non
perikanan perlu diupayakan. Hal ini bertujuan untuk mengalihkan nelayan untuk menjauhi ketergantungan mereka dari sumberdaya laut sehingga keberlanjutan
sumberdaya tersebut dapat terjaga dengan baik. Kehidupan nelayan tradisional yang miskin juga diliputi oleh kerentanan
misalnya ditunjukkan oleh terbatasnya anggota rumahtangga yang secara langsung ikut dalam kegiatan produksi dan adanya ketergantungan nelayan yang
sangat besar dalam menangkap ikan. Rumahtangga nelayan memiliki kebiasaan tidak mengikutsertakan perempuan dan anak-anak dalam penangkapan ikan.
Demikian pula, dalam kegiatan pemasaran dan pengolahan, umumnya hasil penangkapan ikan dijual kepada pedagang tanpa melalui pengolahan.
Becker 1981 menyatakan bahwa pembagian peran gender antara mengurus rumahtangga dan bekerja di sektor publik disebabkan oleh dua hal
yakni karena prioritas investasi human capital dan oleh faktor intrinsik biologis masing-masing jenis kelamin. Biologis perempuan komit untuk melahirkan dan
menyusui anak. Lebih dari itu, perempuan lebih ikhlas menyediakan waktu dan tenaganya untuk mengasuh anak karena menghendaki agar investasi biologisnya
untuk produksi yang lebih bermanfaat. Untuk meningkatkan kadar keberdayaan rumahtangga nelayan maka perlu
adanya pengembangan terhadap kegiatan usaha yang beraneka ragam. Pekerjaan lain selain pekerjaan utama dan anggota rumahtangga yang produktif seperti istri
perlu digerakkan untuk mampu memberikan kontribusi pendapatan rumahtangga dalam rangka pemenuhan kebutuhan anggota rumahtangga. Peluang suami dan
istri bekerja di luar sektor perikanan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal rumahtangga nelayan tersebut. Model peluang kerja suami dan istri berdasarkan
model yang ditunjukkan oleh Reniati 1998 yang memiliki variabel yang berasal dari faktor internal rumahtangga nelayan.
Pemanfaatan tenaga kerja dalam rumahtangga untuk berbagai kegiatan produktif dipengaruhi oleh tingkat pendapatan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rumahtangga. Tenaga kerja yang berumur produktif dan berpengalaman dapat diharapkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan produktif
yang akan dikembangkan baik di dalam aktivitas sektor perikanan dan aktivitas di luar sektor perikanan. Lama pendidikan akan mempengaruhi kemampuan dan
motivasi untuk perbaikan taraf hidup. Sumbangan tenaga kerja istri dibatasi oleh tuntutan pemeliharaan anak balita yang membawa konsekuensi sebagian besar
tenaga dan waktu istri untuk kegiatan reproduksi tersebut. Persamaan peluang kerja rumahtangga nelayan tradisional di luar sektor
perikanan adalah: PKAR
j
= F PS
j
, UAR
j
, EKSLP, LPAR
j
, JAB………......……..........3.1 dimana:
PKAR
j
= Peluang kerja anggota rumahtangga PS
j
= Pendapatan suami UAR
j
= Umur anggota rumahtangga EKSLP = Pengalaman kerja suami di luar sektor perikanan
LPAR
j
= Lama pendidikan anggota rumahtangga JAB
= Jumlah anak balita j
= 1, 2; 1= suami 2=
istri
3.2. Model Ekonomi Rumahtangga Nelayan Tradisional