mungkin untuk bantalan rel, jari-jari rel, untuk pembuatan jalan sarad, pembuatan camp pekerja dan pembuatan gambangan logfisher serta juga bisa digunakan
untuk bahan baku industri perkayuan, karena kayu-kayu yang berada di tempat penelitian ini merupakan kayu-kayu yang bernilai ekonomis tinggi dan sangat
susah untuk didapatkan jadi sangat bagus untuk bahan baku industri perkayuan. Budiaman 2000 menyatakan bahwa 43 dari limbah pemanenan di hutan alam
dapat dimanfaatkan untuk bahan baku produk lanjutan dan 44 diantaranya digunakan sebagai bahan baku gergajian, core veneer, dan chip, dan 42 dari
limbah batang layak dikeluarkan sebagai log. Menurut Widarmana et al. 1973 menyebutkan bahwa produk tertentu, misalnya kayu-kayu limbah tebanganyang
berdiameter ≥ 30 cm dapat digunakan sebagai bahan pengahara industri sawmill.
5.7 Analisis Hubungan Faktor yang Berpengaruh Terhadap Volume Limbah Akibat Kegiatan Penebangan
Peningkatan produksi kayu dapat dilakukan dengan mengurangi limbah kayu pada tiap tahapan produksi, mulai dari penebangan, pembagian batang,
penyaradan, sampai dengan pengangkutan dan proses pengolahan kayu. Pada kegiatan penebangan sangat mempengaruhi terjadinya limbah baik dari limbah
tunggak, batang bebas cabang, batang bagian atas, dan dahan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya limbah di petak tebang adalah kemiringan lereng, tapi
pada IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber ini kemiringan lerengnya 0º atau lokasinya yang datar yang berbentuk hutan rawa gambut sehingga kemiringan
lereng tidak dijadikan faktor yang mempengaruhi terjadinya limbah. Yang mempengaruhi terjadinya limbah adalah jumlah pohon yang ditebang intensitas
tebangan, bidang dasar tegakan, dan keterampilan penebangan. bidang dasar yang dihitung dalam penelitian ini yaitu seluruh bidang dasar pada pohon yang
berdiameter ≥ 20 cm yang terdapat di petak contoh. Volume limbah yang digunakan untuk mengetahui hubungan intensitas tebangan, bidang dasar dan
keterampilan penebangan terhadap besarnya limbah adalah jenis kayu limbah dari hasil kegiatan penebangan antara lain limbah tunggak, batang bebas cabang,
batang bagian atas, dan dahan. Rata-rata volume limbah kayu hasil tebangan terhadap bidang dasar, intensitas tebangan, keterampilan penebang pada petak
manual dan mekanis terdapat pada Tabel 11.
Tabel 11 Volume limbah kayu hasil tebangan di petak manual dan mekanis terhadap bidang dasar, intensitas tebangan, dan keterampilan
penebangan
Petakplot Intensitas
tebangan LBDS
rata-rata Keterampilan
penebangan Volume limbah
rata-rata pohonha
m
2
ha m
3
ha 4561
18 0,45
terampil 4,51
4562 15
0,42 terampil
8,70 4563
14 0,45
terampil 10,20
4901 15
0,44 Tidak terampil
18,92 4902
20 0,39
Tidak terampil 30,58
4903 16
0,35 Tidak terampil
9,77
Pada petak manual dan mekanis ini terdapat limbah yang terbesar dan terkecil, limbah yang terbesar terjadi di petak mekanis yaitu petak 490 yang
dilakukan oleh penebang yang tidak terampil. Volume limbah terbesar terjadi pada intensitas tebangan 20 pohonha dan LBDS 0,39 m
2
ha yaitu sebesar 30,58 m
3
ha. Limbah yang paling kecil terjadi terjadi pada petak manual yaitu petak 456 yang dilakukan oleh penebang yang terampil. Volume limbah terkecil terjadi pada
intensitas tebangan 18 pohonha dan LBDS 0,45 m
2
ha yaitu sebesar 4,51 m
3
ha. Pada hutan alam rawa gambut ini kemiringan lereng tidak berpengaruh
sama sekali karena kemiringan lereng 0 atau bisa dibilang datar sehingga yang mempengaruhi terhadap besarnya limbah adalah intensitas tebangan, luas bidang
dasar, dan keterampilan penebang. Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya limbah adalah intensitas tebang yang dilakukan pada petak tebang. Semakin tinggi
intensitas tebang akan semakin besar limbah yang terjadi. Intensitas tebang tergantung dari jumlah pohon terutama yang diameter ≥ 40 cm dan layak tebang,
jika dilihat dari tabel 11 terdapat plot dengan intensitas tebangan yang sama tetapi besarnya limbah yang terjadi berbeda ini disebabkan faktor luas bidang dasar
yang berbeda dan keterampilan penebang yang berbeda antara petak 456 di petak manual dengan petak 490 di petak mekanis. intensitas tebang terbanyak yaitu 20
pohon menghasilkan limbah sebesar 30,58 m
3
ha sedangkan pada intensitas tebang terendah yaitu banyaknya pohon yang ditebang 14 pohon, limbah yang
dihasilkan sebesar 10,2 m
3
ha. Simarmata 1985 menyebutkan bahwa salah satu faktor alam yang
mempengaruhi terjadinya limbah adalah kerapatan tegakan, semakin rapat suatu
tegakan maka limbah yang dihasilkan akan semakin besar. Tapi pada penelitian ini tidak terlalu berpengaruh mengenai luas bidang dasar, pada petak manual
yakni bisa dilihat pada petak 4561 dengan bidang dasar 0,45 m
2
ha limbah yang dihasilkan 4,51 m
3
ha. Hubungan antara intensitas tebang, luas bidang dasar, dan keterampilan
penebang terhadap volume limbah yang terjadi dapat diketahui dengan melakukan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program Minitab versi 14
pada tingkat kepercayaan 95 atau pada taraf nyata α 0,05. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh peubah-peubah tersebut terhadap
volume limbah yaitu uji koefisien regresi secara bersama-sama uji F. Berdasarkan data keragaman dari intensitas tebangan, bidang dasar
tegakan, keterampilan penebang dan volume limbah penebangan diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Ŷ = -67,4 + 1,55 X
1
+ 84 X
2
+ 13,8 X
3
Keterangan: Ŷ = Limbah Pemanenan m
3
ha X
1
= Intensitas Tebangan pohonha X
2
= Bidang dasar tegakan m
2
ha X
3
= Keterampilan operatorpenebang Koefiesien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi keragaman
variasi total di sekitar nilai tengah yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi tersebut. Nilai koefisien determinasi R
2
dari persamaan regresi yang dibentuk adalah 64,9, hal ini berati bahwa persamaan regresi tersebut cukup baik untuk
menerangkan ragam limbah yang terjadi, artinya sebesar 64,9 dari keragaman limbah dapat dijelaskan oleh intensitas tebangan, bidang dasar tegakan,
keterampilan operator sedangkan untuk kemiringan lereng tidak berpengaruh di hutan alam rawa gambut karena kemiringan lereng 0º dan datar, kemudian sisanya
35,1 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi tersebut dapat digunakan dalam memprediksi ragam limbah atau tidak. Hasil Uji F
terdapat pada analisi ragam Tabel 12.
Tabel 12 Analisis ragam hubungan antara limbah, bidang dasar dan keterampilan
penebangan
Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
P
Regresi 3
291,66 97,22
1,23 0,48
Sisa 2
157,63 78,82
Total 5
449,30
Berdasarkan analisis ragam diatas Tabel 10 menunjukan pada tingkat kepercayaan 95 F
hit
≤ Ft
abel
sehingga H diterima, hal ini berati limbah
pemanenan tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas tebangan, luas bidang dasar tegakan dan keterampilan penebangan. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 10
bahwa nilai F hitungnya sebesar 1,23 lebih kecil dari F tabel sebesar 5,41. Sehingga dari analisis sidik ragam menunjukkan bahwa faktor intensitas
tebangan, luas bidang dasar tegakan dan keterampilan penebangan tidak berpengaruh nyata tidak signifikan terhadap besarnya limbah yang dihasilkan.
Hal ini menunjukan bahwa besarnya limbah tidak hanya dipengaruhi oleh intensitas tebangan, luas bidang dasar tegakan dan keterampilan penebangan,
namun juga oleh faktor lainnya. Menurut Lempang et al. 1995 menyebutkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi besarnya limbah pemanenan adalah
sebagai berikut: panjang kayu di tempat tebangan, rata-rata diameter di tempat tebangan, volume kayu di tempat tebangan dan panjang kayu di TPn.
Dari analisis data yang digunakan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap volume limbah pemanenan menyatakan volume limbah
limbah pemanenan tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas tebang, luas bidang dasar tegakan dan keterampilan penebangan ini dikarenakan dalam
memasukan data pada software minitab versi 14 datanya masih kurang lengkap, ini disebabkan pada petak manual penebangannya hanya terdapat satu orang yang
sama begitu juga di petak mekanis penebangnya juga satu orang yang sama. Jadi pada petak manual dan mekanis hanya terdapat dua orang penebang, hal inilah
yang menyebabkan analisis data tidak bisa menjadikan acuan dalam pengaruh volume limbah pemanenan terhadap intensitas tebang, luas bidang dasar dan
keterampilan penebang. Secara deksriptif dari penelitian ini menyatakan bahwa volume limbah pemanenan sangat berpengaruh terhadap intensitas tebang, luas
bidang dasar dan keterampilan penebangan. Partiani 2010 salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya limbah adalah intensitas tebang yang dilakukan pada
petak tebang, semakin tinggi intensitas tebang akan semakin besar limbah yang terjadi. Faktor lain yang juga diduga berpengaruh terhadap besarnya limbah yang
terjadi yaitu bidang dasar tegakan. Bidang dasar ini terkait dengan kerapatan tegakan. Simarmata 1985 menyebutkan bahwa salah satu faktor alam yang
mempengaruhi terjadinya limbah adalah kerapatan tegakan, semakin rapat suatu tegakan maka limbah yang dihasilkan akan semakin besar.
5.8 Faktor Eksploitasi