BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemanenan Hutan
Abidin 1994 menyatakan bahwa pemanenan kayu saat ini dapat didefenisikan sebagai perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan yang
mengubah dan memindahkan pohon menjadi batang atau kayu bulat yang dapat dimanfaatkan di luar hutan. Conway 1976 menyatakan bahwa eksploitasi hutan
merupakan rangkaian kegiatan untuk mempersiapkan dan memindahkan kayu dari hutan ke tempat penggunaan atau pengolahan. Kegiatan ini terdapat empat
komponen utama yaitu penebangan timber cutting, penyaradan skidding or yarding, pemuatan loading dan pengangkutan transportation.
Budiaman 1996 menyatakan bahwa sistem pemanenan yang baik adalah sistem pemanenan yang dapat memperhitungkan tiga syarat utama, yaitu:
1. Dapat diterima oleh masyarakat socially accepetable syarat ini mencakup
tiga aspek utama: silvikultur, lingkungan dan politik. 2.
Layak secara ekonomi economically feasible 3.
Memungkinkan secara fisik lapangan physically possible
2.2 Pemanenan Hutan Ramah Lingkungan
Menurut Elias et al. 2001 Reduce Impact Logging RIL adalah suatu pendekatan sistematis dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
terhadap pemanenan kayu. RIL merupakan penyempurnaan praktek pembuatan jalan, penebangan, dan penyaradan yang saat ini sudah ada. RIL memerlukan
wawasan ke depan dan keterampilan yang baik dari para operatornya serta adanya kebijakanpolicy tentang lingkungan yang mendukungnya. Nugraha et al. 2008
mengartikan RIL sebagai teknik pembalakan yang direncanakan secara intensif dengan sistem operasi lapangan menggunakan teknik pelaksanaan dan peralatan
yang tepat serta diawasi secara terpadu untuk meminimalkan kerusakan tanah maupun kerusakan tegakan tinggal.
Tujuan RIL adalah mengurangi kerusakan pada tegakan tinggal agar berada dalam kondisi yang baik dalam siklus tebang berikutnya, mengurangi
besarnya kerusakan tanah, dan memelihara integritas serta kualitas sistem perairan di hutan dengan mengurangi perlintasan sungai, menon-aktifkan jalan sarad serta
kegiatan pembalakan dan kegiatan lain yang dapat mengurangi erosi Klassen 2005.
Tujuan RIL hanya akan dapat dicapai jika didahului oleh perencanaan yang baik. Perencanaan penebangan meliputi rencana pohon yang ditebang,
rencana jalan sarad, rencana lokasi Tempat Penimbunan Kayu TPn. Perencanaan ini nantinya akan dijadikan dasar dalam mengevaluasi kegiatan penebangan yang
dilaksanakan. Nugroho 1995, menyatakan bahwa berdasarkan alat yang dipergunakan,
penyaradan dapat dibedakan menjadi: 1.
Sistem manual, yang terdiri dari kuda-kuda, dipikul, dan disarad dengan hewan.
2. Sistem mekanis, yang terdiri dari traktor dan kabel.
2.3 Limbah Pemanenan Kayu