Limbah Pemanenan Kayu di Jalan Sarad

5.4.2 Limbah Pemanenan Kayu di Jalan Sarad

Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu TPn. Sebelum melakukan penyaradan sebaiknya kita harus melakukan pembangunan jalan sarad. Dalam setiap petak kerja maksimal hanya terdapat satu buah jalan sarad As. Jalan sarad tidak dibenarkan melewati areal dilindungi dan harus diminimalisir mengenai pohon inti maupun pohon yang dilindungi. Bahan jalan sarad harus menghindari penggunaan pohon komersil, dan diusahakan bahan berasal dari limbah bekas penebangan seperti cabang atau ujung pohon yang ditebang. Selain itu juga dilakukan penggunaan kembali jalan sarad untuk pembuatan jalan sarad berikutnya. Kegiatan penyaradan manual dilakukan menggunakan kayu gelondongan ditarik oleh tenaga kerja manusia ke atas kuda-kuda sepasang papan sejajar seperti selancar terbuat dari kayu yang sangat kuat yang telah disiapkan pada jalan sarad. Kayu yang berada di atas kuda-kuda kemudian ditarik ke tempat pengumpulan oleh sekelompok orang yang biasanya terdiri dari 6-8 orang satu regu dalam anak petak tebang, satu tim tersebut juga menggunakan alat bantu mempermudah dalam penyaradan yaitu loncak, yang digunakan untuk menggulirkanmemindahkan kayu ke jalan sarad, satu tim itu menggunakan 7-10 buah loncak. Untuk mempermudah penarikan, di atas bantalan jalan sarad diolesi sabun batangan untuk mengurangi gesekan sehingga mudah ditarik. Penarikan berlangsung sampai ke tempat pengumpulan kayu TPn dengan posisi berjajar searah rel. Jajaran sortimen kayu tersebut dibuat agak meninggi lerengan mendekati rel untuk mempermudah pemuatan. Dalam satu TPn terdapat beberapa pelabuhan, khusus untuk kayu ramin dan pisang-pisang dipisahkan dalam satu pelabuhan untuk mempermudah dalam penyemprotan obat ramin Abuki sebagai anti serangan hama terhadap kayu ramin dan pisang-pisang. Kegiatan penyaradan mekanis dilakukan menggunakan logfisher, sebelum melakukan penyaradan regutim sudah menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan regu kerja harus memperhatikan agar kayu yang ditarik sudah memiliki nomor identitas yang sama dengan nomor ITSP. Regu penyaradan mekanis harus memperhatikan bahwa logfisher hanya diperbolehkan berjalan diatas logfisher track sepanjang minimal 400 m dari log landing, setelah itu regu kerja tarik seling akan mengaitkan pancing ke bontos kayu yang akan ditarik dan diusahakan kayu terjangkau dengan panjang kabel seling, sehingga kayu bisa disarad sampai ke log landing. Limbah pemanenan kayu di jalan sarad baik di petak manual dan petak mekanis tidak terjadinya limbah, karena pada saat disarad dari petak tebang menuju ke TPn tidak adanya kayu yang jatuh atau ditinggalkan pada saat di sarad, baik yang disarad menggunakan tenaga manusia maupun menggunakan tenaga mesin karena disebabkan kondisi areal yang berupa lahan hutan rawa gambut dengan kemiringan 0ยบ, dan kayu yang telah dikeluarkan menuju ke TPn sistem pengupahan pekerjanya berupa borongan atau kubikasi, jadi otomatis pekerja tidak akan meninggalkan kayu yang jatuh pada saat disarad baik di petak manual dan mekanis karena akan mengurangi pendapatan, membuang waktu serta menghabiskan tenaga. Sebab perusahaan hanya akan membayar berapa kubikasi kayu yang sarad oleh pekerja ketika kayu tersebut dalam keadaan sehat dan baik sampai menuju ke TPn.

5.4.3 Limbah Pemanenan Kayu di TPn