BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan sumberdaya alam hayati yang memiliki potensi sangat besar bagi kehidupan manusia. Salah satu sumberdaya yang banyak dimanfaatkan
adalah kayu, untuk mengubahnya bernilai ekonomi diperlukan kegiatan mengeluarkan kayu dari hutan yang disebut dengan pemanenan kayu. Pemanenan
kayu oleh Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu di Hutan Alam IUPHHK- HA di Indonesia menghasilkan limbah kayu berkualitas baik dalam jumlah yang
besar. Hal ini harus menjadi perhatian mengingat semakin berkurangnya areal hutan dan penutupan industri kayu karena semakin menipisnya jumlah kayu.
Pemanfaatan kayu di Indonesia sampai saat ini kurang efisien karena jumlah kayu yang dimanfaatkan pada umumnya masih rendah dibandingkan dengan
volume kayu yang ditebang. Bagian pohon seperti tunggak, cabang, ranting, dan batang yang cacat umumnya ditinggalkan begitu saja di hutan dan menjadi
limbah, dengan perhitungan paling konservatif saja pada tingkat produksi tahun 1980-an diperoleh limbah sebesar hampir 7,5 juta m3tahun dengan nilai sebesar
hampir Rp 1,2 triliuntahun. Konversi limbah tersebut ke luas areal hutan untuk menghasilkan volume kayu sebesar itu adalah lebih dari 124.000 hatahun
Tinambunan 2001. Dalam praktek pengelolaan hutan lestari pemborosan seharusnya dapat ditekan serendah mungkin.
PT Diamond Raya Timber adalah perusahaan yang memanen kayu. Perusahaan tersebut terletak di Kota Dumai Provinsi Riau dengan mendapatkan
Sertifikat Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari PHAPL melalui Joint Certification Program antara Lembaga Ekolabel Indonesia LEI dan Forest
Stewardship Council FSC. PT Diamond Raya Timber adalah pemegang IUPHHK-HA pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat PHAPL,
khususnya hutan rawa gambut. Berdasarkan prinsip kelima pengelolaan hutan lestari menurut Forest Stewardship Council FSC yaitu mendorong pemanfaatan
yang efektif berbagai produk dan jasa dari hutan untuk menjamin kemampuan ekonomi serta berbagai manfaat lingkungan hidup dan sosial, salah satu
kriterianya yaitu meminimalisasi limbah pemanenan kayu. Oleh karena itu semua kegiatan pemanenan di perusahaan tersebut harus mendapatkan perhatian lebih,
salah satunya adalah melakukan identifikasi, perhitungan, dan monitoring limbah pemanenan kayu.
Limbah pemanenan kayu besar kaitannya dengan faktor eksploitasi. Makin besar limbah eksploitasi yang terjadi berarti faktor eksploitasi semakin kecil
Dulsalam 1995. Tingkat efisiensi pemanenan kayu dapat diukur dengan menggunakan parameter besar kecilnya angka faktor eksploitasi. Pada tahun 1970
hingga 1990 faktor eksploitasi yang digunakan untuk menghitung jatah tebang Hak Pengusahaan Hutan IUPHHK di seluruh Indonesia adalah 0,70. Besarnya
faktor eksploitasi di dua IUPHHK di Sulawesi Selatan adalah 0,81 dan 1,56 Lempang et al. 1995. Informasi mengenai besarnya faktor eksploitasi yang
terjadi dalam pelaksanaan pemanenan kayu secara mekanis diperlukan untuk membantu perusahaan dalam perencanaan target produksi dan juga memberikan
kemudahan bagi Departemen Kehutanan dalam melakukan pengawasan. Penelitian mengenai limbah kayu dan faktor eksploitasi pada perusahaan
tersebut mutlak harus dilakukan, atas dasar informasi tersebut, maka limbah kayu yang terjadi dapat ditekan serendah mungkin, sehingga pemanfaatan kayu dapat
dilakukan dengan efisien dan efektif.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui volume limbah kayu yang terjadi di petak tebang, jalan sarad, tempat penimbunan sementara TPn, dan jalan angkut akibat kegiatan
pemanenan kayu di areal IUPHHK-HA PT Diamond Raya Timber. 2.
Mengetahui persentase dan sebaran limbah di petak tebang, jalan sarad, tempat penimbunan sementara TPn, dan jalan angkut di areal IUPHHK-HA
PT Diamond Raya Timber. 3.
Mengetahui faktor eksploitasi yang terjadi di areal IUPHHK-HA PT Diamond Raya Timber.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan kepada perusahaan untuk menentukan efisiensi kegiatan pemanenan kayu agar nantinya dapat dilakukan
upaya-upaya untuk meminimalkan limbah yang terjadi dan kemungkinan pemanfaatan limbah tersebut untuk beberapa keperluan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA