Bentuk Limbah Pemanenan Kayu

trip satu loko dapat menarik 18 gerbong kayu. Setiap gerbong memuat 2-4 batang dan volume total per gerbong sekitar 3 m 3 total sekitar 54 m 3 lokomotiftrip. Jika target produksi tahunan minimal sekitar 70.000 m 3 6000 m 3 bulan, maka dibutuhkan lokomotif sekitar 6-7 unit per bulannya. Dengan jumlah lokomotif yang ada saat ini sebanyak 8 unit, maka peralatan yang ada sekarang telah mencukupi. Transportasi melalui rel merupakan faktor produksi yang sangat menentukan dalam kegiatan pembalakan. Pengaruhnya terhadap produksi semakin penting dan mahal tergantung jarak tempuh dari tebangan sampai logpond. Dalam kondisi normal, kecepatan lokomotif bermuatan kayu dapat mencapai 4-5 kmjam. Semakin jauh lokasi kayu yang akan dimuat, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memuat kayu tersebut. Karena jaringan rel hanya satu jalur, setiap suatu loko terhenti akan sangat berpengaruh terhadap produksi. Karena itu konstruksi dan perawatan harus dilakukan dengan baik.

5.2 Bentuk Limbah Pemanenan Kayu

Pengertian limbah pemanenan adalah dalam penelitian ini adalah bagian dari pohon yang ditebang tetapi tidak dimanfaatkan oleh pola pemanfaatan yang berlaku pada saat ini dan dibiarkan dalam hutan. Pengertian pola pemanfaatan yang berlaku saat ini dipandang dari kondisi fisik dari bagian pohon yang menjadi target produksi PT. Diamond Raya Timber. Beberapa bentuk limbah akibat kegiatan pemanenan kayu, sebagai berikut: 1. Tunggak adalah bagian bawah pohon yang berada di bawah takik rebah dan takik balas. Tunggak-tunggak sisa penebangan yang ditemukan rata- rata terlalu tinggi dari batas yang disarankan untuk hutan alam yaitu 40 cm di atas permukaan tanah Gambar 5. Tinggi tunggak yang terdapat pada areal penelitian rata-rata tingginya 1,3 m. kelebihan tunggak adalah bentuk nyata limbah kayu yang dapat dan mudah dihindari melalui pengawasan tempat kegiatan penebangan. Penebang lebih memilih membuat takik balas yang tinggi untuk kenyamanan mereka pada saat menebang, selain itu penebang kurang tertarik membuat takik rebah lebih rendah karena pertambahan premi yang diharapkan dari pertambahan volume tersebut tidak terlalu besar. Gambar 5 Tunggak yang terlalu tinggi. 2. Batang bebas cabang adalah bagian batang utama yang dianggap limbah apabila kondisi fisik batang mengadung cacat atau rusak akibat pemanenan. Limbah batas bebas cabang dapat berupa potongan pendek yang dihasilkan karena adanya trimming di pangkal Gambar 6 maupun di ujung Gambar 7. Batang bebas cabang juga dapat berupa kayu gelondongan dalam keadaan baik namun sengaja ditinggalkan karena faktor biaya yang dikeluarkan akan bertambah lagi . Gambar 6 Limbah batang bebas cabang Trimming pangkal. Gambar 7 Trimming ujung. 3. Batang bagian atas adalah bagian batang dari cabang pertama sampai tajuk yang merupakan perpanjangan dari batang utama Gambar 8. Batang bagian atas yang ditemukan di areal penelitian berdiameter lebih dari 30 cm dengan panjang rata-rata mencapai 4 m. Gambar 8 Limbah batang batang bagian atas. 4. Dahan adalah komponen tajuk yang berada di atas cabang pertama, berdiameter minimal 30 cm dan panjang minimal 40 cm. Dahan yang ditemukan rata-rata dalam keadaaan pecah dan belah Gambar 9. Gambar 9 Limbah dahan.

5.3 Jumlah pohon yang ditebang