Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tambi dan Desa Watukumpul, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang yang termasuk pangkuan wilayah hutan RPH Watukumpul, BKPH Randudongkal, KPH Pekalongan Timur pada bulan Mei - Juli 2012.

3.3. Bahan, Alat Penelitian dan Sumber Data

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah alat tulis, kuesioner, kamera digital, kalkulator, laptop, dan software Microsoft Excel 2007. Kemudian sumber data yang digunakan yaitu berasal dari: petani glagah arjuna, pengrajin glagah arjuna, Perum Perhutani, pustaka dan instansi terkait.

3.4. Metode Pengambilan Contoh

Responden adalah masyarakat desa hutan yang menjadi petani glagah arjuna di lokasi KPH Pekalongan Timur Desa Tambi sebanyak 30 responden, petani Desa Watukumpul sebanyak 30 responden, dan masyarakat yang menjadi pengrajin sapu glagah sebanyak 30 responden dari Desa Tambi. Penentuan responden dilakukan secara purposive sampling pada petani dan pengrajin. Key person dari Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur yang berkaitan langsung dengan bagian program kemitraan sebanyak 3 orang, yaitu: Kepala Urusan PKBL, Pendamping tingkat Perum Perhutani BKPH Randudongkal, dan KRPH Watukumpul.

3.5. Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder yang terdiri dari: 1. Karakteristik rumah tangga: Nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, luas lahan garapan, pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan. 2. Pendapatan rumah tangga dari glagah arjuna baik dari budidaya rumput glagah arjuna maupun dari kerajinan sapu glagah serta pendapatan lain di luar glagah arjuna misalnya : sawah, peternakan, buruh, dagang dan pegawai. 3. Pengeluaran rumah tangga: besar pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, listrik, air, hiburan dan rekreasi. Data sekunder adalah data yang berkaitan dengan keadaan lingkungan, baik fisik, sosial, ekonomi, maupun data lain yang berhubungan dengan obyek penelitian, baik yang tersedia di tingkat desa, kecamatan, maupun instansi-instansi terkait lainnya. Data sekunder tersebut meliputi : 1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang meliputi jumlah penduduk, jenis kelamin dan mata pencaharian yang diperoleh dari data monografi desa. 2. Kondisi lokasi sebelum adanya kerjasama, kronologis kerjasama, dan kegiatan apa saja yang telah dilakukan petani berkaitan dengan lokasi hutan. 3. Data sekunder lain yang menunjang penelitian.

3.6. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1. Teknik observasi yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti baik responden maupun keadaan di lapangan. 2. Teknik wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan masyarakat serta para pihak yang terkait dengan penelitian wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Wawancara dilakukan terhadap responden masyarakat dan beberapa key person dari Perum Perhutani, dari LMDH Tumpangsari dan UMK Wana Lestari. 3. Pengumpulan data-data sekunder yang berasal dari Perum Perhutani dan instansi terkait.

3.7. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1. Analisis Tingkat Hubungan Kemitraan

Kemitraan budidaya rumput glagah arjuna dibawah tegakan antara KPH Pekalongan Timur dengan petani dapat dianalisis menggunakan perhitungan tingkat kemitraan yang didasarkan pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 944KptsOT.2101097 tanggal 13 Oktober 1997 mengenai Pedoman Penetapan Tingkat Hubungan Kemitraan Usaha Pertanian. Analisis dilakukan terhadap Perum Perhutani dan petani sehingga dihasilkan rata-rata tingkat hubungan kemitraan dari kedua pihak yang terlibat. Nilai tingkat kemitraan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: x = a+b+cy Dimana : x : nilai rata-rata tingkat hubungan kemitraan tiap kategori a,b,c : nilai skoring atas jawaban yang dipilih y : nilai atas banyaknya jawaban yang dipilih Rincian faktor yang dinilai untuk menentukan tingkat kemitraan berdasarkan aspek proses manajemen dan aspek manfaat disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Rincian faktor yang dinilai dan nilai maksimum tingkat hubungan kemitraan No Faktor yang dinilai Nilai maksimum I ASPEK PROSES MANAJEMEN 1 Perencanaan 150 a. Perencanaan kemitraan 100 b. Kelengkapan perencanaan 50 2 Pengorganisasian 150 a. Bidang khusus 25 b. Kontrak kerjasama 125 3 Pelaksanaan dan efektivitas kerjasama 200 a. Pelaksanaan kerjasama 50 b. Efektivitas kerjasama 150 Jumlah aspek proses manajemen II ASPEK MANFAAT 1 Ekonomi 300 a. Pendapatan 150 b. Harga 50 c. Produktivitas 50 d. Resiko usaha 50 2 Teknis 100 a. Mutu 50 b. Penguasaan teknologi 50 3 Sosial 100 a. Keinginan kontinuitas kerjasama 50 b. Pelestarian lingkungan 50 Jumlah aspek manfaat 500 Jumlah nilai aspek proses manajemen kemitraan + aspek manfaat 1000 Sumber : keputusan menteri pertanian Nomor 944KptsOT.2101097 Contoh : berdasarkan kuisioner yang diajukan sebanyak 5 orang 12,5 menyatakan bahwa lingkup perencanaan meliputi dua aspek yaitu pembinaan teknologi dan bimbingan nilai 30. Alasan memilih karena dua aspek lainnya