Pola-Pola Kemitraan TINJAUAN PUSTAKA

distribusi perusahaannya kepada kelompok mitra usaha sebagai penerima waralaba yang disertai dengan bantuan bimbingan manajemen. Pemegang usaha waralaba hanya mengikuti pola yang telah ditetapkan oleh pemilik waralaba serta memberikan sebagian dari pendapatannya berupa royalti dan biaya lainnya yang terkait dari kegiatan usaha tersebut. Selain pola kemitraan seperti yang disebutkan di atas, menurut Departemen Pertanian 2003 terdapat beberapa pola kemitraan lain yang juga telah banyak dilaksanakan, yaitu: 6. Kerjasama operasional agribisnis KOA Merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya kelompok mitra menyediakan lahan, sarana dan tenaga, sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal danatau sarana untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditi. 7. Pola kemitraan penyertaan saham Dalam kemitraan saham, penyertaan modal antara usaha kecil dengan usaha menengah atau besar, penyertaan modal usaha kecil dimulai sekurang- kurangnya 20 dari seluruh modal saham perusahaan yang baru dibentuk dan ditingkatkan secara bertahap, sesuai kesepakatan kedua belah pihak. 8. Pola bapak angkat Pola Bapak Angkat adalah refleksi kesediaan pihak yang mampu besar untuk membantu pihak lain yang kurang mampu kecil yang memang memerlukan pembinaan. Oleh karena itu, pada hakikatnya pola pendekatan tersebut adalah cermin atau wujud rasa kepedulian pihak yang besar terhadap yang kecil. Pola bapak angkat dalam kemitraan pengembangan usaha mikro dan kecil UMK umumnya banyak dilakukan BUMN dengan UMK.

2.4. Kendala Kemitraan

Menurut Hafsah 2000 kegagalan yang terjadi pada kemitraan usaha sering disebabkan oleh karena fondasi dari kemitraan yang kurang kuat. Hanya didasari rasa belas kasihan semata atau atas dasar paksaan pihak lain, bukan atas dasar kebutuhan untuk maju dan berkembang bersama dari para pihak yang bermitra. Kondisi ini menjadikan kedudukan usaha kecil di pihak yang lemah sedangkan usaha besar sangat dominan dan cenderung mengeksploitasi yang kecil. Di samping itu lemahnya manajemen dan penguasaan teknologi yang disebabkan oleh lemahnya sumberdaya manusia yang dimiliki usaha kecil sering menjadi faktor kegagalan kemitraan usaha.

2.5. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM dan Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL Program kemitraan yang dijalankan oleh Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur berada dalam lingkup Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Lahan PSDHL bagian kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM. Berdasarkan Ketentuan Umum Keputusan Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani Nomor 136KPTSDIR2001 yang dimaksud dengan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan atau dengan pihak yang berkepentingan dengan jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional. Menurut Pemerintah Propinsi Jawa tengah 2001 tujuan PHBM yaitu : 1. Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup, kemampuan dan kapasitas ekonomi dan sosial masyarakat. 2. Meningkatkan peran dan tanggungjawab Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan. 3. Meningkatkan mutu sumberdaya hutan, produktifitas, dan keamanan hutan. 4. Mendorong menyelaraskan pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan kegiatan pembangunan wilayah sesuai dengan kondisi dinamika sosial masyarakat desa hutan. 5. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesempatan berusaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara. Untuk mendorong proses optimalisasi dan pengembangan PHBM, maka Perum Perhutani menjalin kemitraan dengan masyarakat desa hutan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta bertujuan agar masyarakat berperan lebih aktif dalam membangun hutan. Selain itu dibentuk suatu wadah yang dapat mewakili aspirasi masyarakat yaitu Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH sebagai mitra kerja dan mitra usaha yang sangat penting dalam PHBM.