1.2 Kelengkapan Perencanaan 2 Pengorganisasian HASIL DAN PEMBAHASAN

pembinaan dari Perum Perhutani kepada pengrajin untuk meningkatkan produktivitasnya. 4. Resiko usaha. Nilai rata-rata resiko usaha adalah 20. Menurut Perum Perhutani dan UMK Wana Lestari jika terjadi masalah atau resiko dalam usaha budidaya glagah arjuna maka ditanggung sepenuhnya oleh UMK Wana Lestari.

b.2 Teknis

Indikator teknis meliputi dua faktor penilaian yaitu faktor mutu dan penguasaan teknologi. Nilai untuk indikator teknis sebesar 50 yang merupakan penjumlahan dari nilai rata-rata faktor mutu dan penguasaan teknologi. 1. Mutu. Nilai rata-rata faktor mutu adalah 50. Nilai ini berdasarkan pendapat Perum Perhutani dan UMK Wana Lestari yang menyatakan bahwa mutu produksi kemitraan meningkat dibandingkan dengan sebelum kemitraan. Hal ini karena setelah adanya kemitraan, Perum Perhutani memberikan pembinaan teknologi dan manajemen sehingga mutu produk kerajinan pun meningkat dari sebelum adanya kemitraan. 2. Penguasaan teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perum Perhutani dan UMK Wana Lestari berpendapat bahwa keterampilan pengrajin mengenai komoditi yang dimitrakan meningkat daripada sebelum kemitraan. Perum Perhutani memberikan pembinaan kepada UMK Wana Lestari sehingga nilai rata-rata untuk penguasaan teknologi adalah 50. Menurut Perum Perhutani, bimbingan teknispelatihan dan pembinaan merupakan hal yang sangat penting sehingga Perum Perhutani sering mengadakan penyuluhan, mendatangkan pelatih yang ahli untuk mengajarkan keterampilan membuat sapu dengan lebih kreatif supaya meningkatkan harga jual sapu glagah arjuna.

b.3 Sosial

Nilai indikator sosial sebesar 100 diperoleh dari penjumlahan nilai rata-rata kontinuitas kerjasama sebesar 50 dan pelestarian lingkungan hidup sebesar 50 menurut pendapat dari Perum Perhutani dan UMK Wana Lestari.

b.3.1 Kontinuitas Kerjasama

Perum Perhutani dan UMK Wana Lestari berpendapat bahwa ada kemungkinan untuk meneruskan kerjasama. Menurut Perum Perhutani, kontinuitas kerjasama harus dilakukan karena kemitraan kerajinan glagah arjuna ini meningkatkan pendapatan rumah tangga pengrajin. Bahkan dengan adanya kemitraan ini, banyak tenaga kerja yang diserap dari masyarakat yang menganggur. Apalagi melihat UMK Wana Lestari yang selalu lancar membayar angsuran tepat waktu sehingga Perum Perhutani menaruh kepercayaan penuh kepada UMK Wana Lestari.

b.3.2 Pelestarian Lingkungan

Perum Perhutani dan UMK Wana Lestari berpendapat telah melakukan kegiatan penanganan limbah sesuai dengan pedoman teknis dan kaidah konservasiperaturan yang berlaku. Kegiatan penanganan limbah yang telah dilakukan diantaranya mengumpulkan sisa-sisa plastik pembungkus gagang sapu dan plastik sisa produksi lainnya pada satu tempat untuk kemudian dimusnahkan atau dibakar. Selain itu tidak ada limbah yang mengganggu lingkungan dari kerajinan sapu ini. Jumlah rata-rata total nilai manfaat berdasarkan pendapat Perum Perhutani dan UMK Wana Lestari sama yaitu 420 sehingga nilai rata-rata aspek manfaat sebesar 420 dari nilai maksimum 500.

5.2.2.9. Kendala Kemitraan Glagah Arjuna

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan kerajinan ini telah mencapai level kemitraan prima karena antara kedua pihak saling mematuhi prinsip kemitraan dan menjalankan kewajibannya sesuai dengan perjanjian. Namun masih ada kendala yang dirasakan oleh UMK Wana Lestari yaitu membutuhkan modal yang lebih besar untuk melebarkan usahanya. Kendala yang dirasakan oleh pihak Perum Perhutani adalah sulitnya memilih mitra binaan yang mampu dipercaya, mampu menjalankan hak dan kewajiban dalam kemitraan sesuai dengan perjanjian. Jika kita bandingkan kemitraan budidaya level kemitraan Prima dan kemitraan kerajinan level kemitraan Prima Utama terlihat perbedaan level yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : 1 Lamanya kemitraan.