Prosedur Pengajuan Permohonan Pinjaman Modal Usaha dari Dana

Dalam perjanjian pinjaman modal memuat kesepakatan-kesepakatan yang terdiri atas pasal-pasal antara lain : pasal mengenai jenis dan jangka waktu pinjaman modal, pencairan pinjaman modal, pembayaran dana pinjaman, pelaksanaan pembinaan, sanksi, penghentian pinjaman dan perselisihan Lampiran 8. Penyaluran dana pinjaman program kemitraan dilakukan setelah penandatanganan perjanjian modal oleh kedua belah pihak yang bermitra. Perguliran dana PKBL dari tahun ke tahun tergantung dari perolehan laba atau keuntungan yang diperoleh Perum Perhutani. Oleh karena itu, meski perencanaan besar tetap harus menunggu jatah atau alokasi dana dari direksi, dimana penyalurannya dilakukan setahun sekali pada bulan Desember. Adapun dana program kemitraan dengan sumber sebagai berikut : a. Penyisihan laba setelah pajak sebesar 1 sampai dengan 2 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05MBU2007 tentang PKBL b. Jasa administrasi pinjaman bagi hasil, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana program kemitraan setelah dikurangi beban operasional c. Pelimpahan dana Program Kmeitraan dari BUMN lain jika ada d. Dalam kondisi tertentu besarnya dana Program kemitraan yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak dapat ditetapkan lain dengan persetujuan menteri e. Apabila dilakukan perubahan alokasi dana wilayah binaan harus mendapatkan persetujuan menteri Dana program kemitraan yang diberikan selain dalam bentuk pinjaman modal, dapat juga berbentuk pinjaman khusus dan beban pembinaan. Pinjaman khusus digunakan untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha mitra binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha mitra binaan. Sedangkan beban pembinaan digunakan untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas mitra binaan serta untuk pengkajianpenelitian yang berkaitan dengan program kemitraan. Beban pembinaan ini bersifat hibah dan besarnya maksimal 20 dari dana program kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. Beban Pembinaan hanya dapat diberikan untuk kepentingan mitra binaan. Dalam kemitraan yang dilakukan, selain pemberian pinjaman modal, diberikan juga pembinaan terhadap mitra binaan. Pembinaan yang diberikan kepada mitra meliputi pembinaan dalam hal manajerial, teknik produksi dan pemasaran serta pembinaan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan usaha mitra binaan sekaligus memonitoring penggunaan dana pinjaman. Pelatihan manajerial diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen mitra binaan dalam mengelola pinjaman modal yang diperolehnya baik dari segi pengelolaan administrasi usaha maupun administrasi keuangannya. Tim pembina KPH Pekalongan Timur berusaha memberikan pengetahuan dan wawasan kepada mitra binaan dalam berwiraswasta melalui penyuluhan dan diskusi mengenai program kemitraan Perum Perhutani serta aspek manajemen dalam usaha yang dijalani mitra binaan. Dari pelatihan tersebut, kontribusinya untuk Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur diperkirakan akan mengurangi jumlah tunggakan atau kemacetan realisasi pengembalian angsuran dana pinjaman PKBL dan tujuan awal dari program kemitraan sebagai program pendukung dari program-program inti Perum Perhutani untuk mensejahterakan masyarakat dapat lebih maksimal. Dari pelatihan ini juga dapat memberi peluang terbukanya jalan untuk membentuk jaringan usaha antar mitra binaan program kemitraan KPH Pekalongan Timur sehingga antar mitra binaan akan saling membantu mencari peluang guna meningkatkan usahanya. Bantuan teknis produksi yang diberikan untuk mitra binaan tidak langsung dari Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur. KPH Pekalongan Timur mendatangkan pelatih yang ahli di bidang kerajinan glagah arjuna untuk memberikan pelatihan mengenai peningkatan teknik produksi dan cara-cara membuat kerajinan sapu yang lebih menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi, serta tidak terbatas pada kerajinan sapu saja tetapi juga menghasil berbagai macam produk kerajinan yang lain. Sedangkan dalam hal pemasaran, pihak KPH Pekalongan Timur memfasilitasi mitra binaannya untuk diikutsertakan pada pameran-pameran yang ada baik di dalam kota Pemalang maupun di berbagai daerah di luar kota. Jika pelanggaran kontrak dilakukan oleh mitra binaan, maka pihak KPH Pekalongan Timur akan memberikan sanksi-sanksi atau surat peringatan. Monitoring dan penagihan dilaksanakan sewaktu-waktu guna memonitor penggunaan pinjaman PKBL dan juga untuk mengurangi tunggakan mitra jika terjadi kemacetan. Biasanya, monitoring dilakukan setahun tiga kali dengan pengecekan langsung ke tempat usaha. Pengecekan tersebut dicatat dalam formulir monitoring. Selain itu monitoring juga dilakukan dengan pengecekan atas jadwal angsuran yang dibayarkan. Dalam pengecekan tersebut, dinilai kualitas pinjaman dana program kemitraan yang berdasarkan pada ketepatan waktu pembayaran kembali pokok dan bunga pinjaman mitra. Oleh karena itu dapat diketahui kualitas angsuran pinjamannya dan dapat dilakukan pemulihan pinjaman yang merupakan usaha untuk memperbaiki kualitas pinjaman agar menjadi lebih baik kategorinya. Berikut ini penggolongan kualitas angsuran pinjaman yang ditetapkan Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur : 1. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama 2. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 hari dan belum melampaui 180 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetuji bersama 3. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 hari dan belum melampaui 270 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama 4. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. Terhadap kualitas pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet dapat dilakukan usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara penjadwalan kembali atau penyesuaian persyaratan apabila memenuhi kriteria : 1. Mitra binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang akan dilakukan. 2. Usaha mitra binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha. 3. Mitra binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran. Dalam hal dilakukan tindakan penyesuaian persyaratan, tunggakan jasa administrasi pinjaman dapat dihapuskan dan atau beban jasa administrasi pinjaman selanjutnya yang belum jatuh tempo. Tindakan penyesuaian persyaratan dilakukan setelah adanya tindakan penjadwalan kembali. Dengan adanya monitoring, pelanggaran kontrak dapat dicegah dan perusahaan tidak hanya sekedar misi sosial atau imbauan dari Pemerintah, tetapi juga dapat mengontrol dan melihat dinamika usaha mitra binaannya untuk menjadi lebih baik.

5.2.2.3. Teknik Pembuatan Kerajinan Sapu Glagah

Membuat sapu dari bunga glagah arjuna merupakan hal yang mudah bagi sebagian besar masyarakat Desa Tambi karena kemampuan membuat sapu diajarkan turun temurun dari generasi ke generasi. Dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan, ada dua cara membuat sapu, yaitu cara tradisional dan cara modern. 1. Sapu tradisional. Untuk membuat sapu tradisional, bahan-bahan dan alat yang harus disiapkan yaitu bunga glagah arjuna, nilon, tali dan bambu atau kayu. Bunga glagah arjuna dijemur supaya benar-benar kering dan menjadi lebih kuat. Setelah itu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel. Kemudian batangnya dirapikan supaya sama panjangnya kira-kira 20 cm dari pangkal bunga. Setelah itu glagah arjuna bisa disimpan kembali atau segera langsung dibuat menjadi sapu Gambar 10. Lalu dibagi menjadi beberapa kumpulan secukupnya untuk menjadi satu sapu. Kemudian diikat dengan menggunakan nilon dan diberi gagang dengan menggunakan kayu atau bisa juga bambu. Ujung gagangnya diikat rapi menggunakan nilon lagi kemudian ujungnya dipasangi tali kecil sebagai gantungan sapu. Selanjutnya bunga glagah arjuna yang masih mengumpul mulai dikepang menggunakan nilon atau tali supaya berbentuk melebar dan bisa digunakan untuk menyapu. Gambar 10 Bunga glagah arjuna siap dibuat menjadi sapu 2. Sapu modern. Untuk membuat sapu modern, bahan-bahan dan alat-alat yang harus disiapkan cukup banyak, seperti: bunga glagah arjuna, kain ikat, kain jahit, totok, gagang, plastik brongsong, rumput wlingi, benang penjahit, penjalin, paku kecil, ijuk, obat pewarna, gapit, kuda-kuda, jarum jahit, tatakan, dandang, kompor gas, tabung gas, golok, gergaji kecil, obeng kecil, tang, gunting, timbangan meja, senar dan pisau. Bunga glagah arjuna dijemur dan dibersihkan. Kemudian bunga glagah arjuna dimasak dalam dandang yang diberi pewarna dengan warna sesuai selera. Hal inilah yang membuat sapu lebih modern dan terlihat menarik tampilannya karena berwarna warni. Lalu cara mengepang sapunya menggunakan berbagai model yang menarik sesuai kreativitas pengrajinnya. Ada kepang yang membentuk udang, kupu- kupu, leo, ada yang diberi nama sapu pelangi karena warnanya yang bermacam-macam. Gagang kayu nya pun diberi brongsong plastik dengan berbagai warna, tidak terbatas pada kayu biasa seperti pada sapu tradisional. Selain itu, ada juga berbagai kerajinan lain seperti : hiasan dinding, hiasan gapura desa, hiasan pulpen, tempat pensil, kemoceng dan lain sebagainya tergantung kreativitas pengrajinnya.

5.2.2.4. Pemasaran Produk Kerajinan Glagah Arjuna

Pemasaran sapu jenis tradisional yang pada umumnya dibuat oleh pengrajin hanya mampu dipasarkan di Desa Tambi sendiri dan di luar kota seperti Kota Tegal dan Cirebon. Sapu jenis ini belum mampu menembus pasar luar negeri karena kualitasnya yang masih terbatas, bentuknya yang masih sederhana dan kurang bervariasi. Harga sapu ini pun masih sangat murah yaitu Rp 2.500,- sampai Rp 3.000,- per sapu. Berbeda dengan sapu jenis modern seperti yang dibuat oleh UMK Wana Lestari dan UMK Berkah Restu. Sapu jenis ini sudah berhasil menembus pasar mancanegara seperti Taiwan, Malaysia dan Singapura. Hal inilah yang membuat harga sapu modern jauh lebih mahal daripada sapu sederhana yaitu Rp 12.500,- sampai Rp 14.000,- per sapu. Selain kerajinan sapu, pengrajin ini juga mampu berkreasi membuat berbagai kerajinan lain seperti : hiasan dinding, hiasan gapura desa, hiasan pulpen, kemoceng dan tempat pensil. Rantai pemasaran sapu glagah arjuna disajikan pada Gambar 11. Gambar 11 Rantai pemasaran produk kerajinan glagah arjuna

5.2.2.5. Para Pihak Dalam Kemitraan Kerajinan Glagah Arjuna dan

Peranannnya Kegiatan kemitraan kerajinan sapu glagah arjuna melibatkan beberapa pihak, diantaranya : petani, pengrajin, tengkulak dan Perum Perhutani. Kegiatan kerjasama budidaya glagah arjuna di bawah tegakan tersebut membentuk suatu kelembagaan yang didalamnya mencakup mengenai para pihak yang terlibat. Selain itu terdapat pula hubungan non kemitraan yang terjadi diantara masing- UMK Wana Lestari Pedagang sapu di Desa Tambi Pedagang sapu di luar Desa Tambi luar kota skala besar seperti : Kota Tegal, Cirebon, Purbalingga, Bogor, Bandung Ekspor ke luar negeri : Taiwan, Singapura, Malaysia Pameran yang diadakan pemerintah daerah baik di dalam kota maupun di luar kota yang difasilitasi oleh Perum Perhutani masing pihak seperti hubungan yang terjadi antara petani dengan tengkulak atau pengrajin dengan tengkulak Gambar 12.

a. Perum Perhutani

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983, tentang pengamanatan BUMN untuk turut serta membantu pengembangan usaha kecil dan Keputusan Menteri BUMN tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan PKBL, PKBL merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial Perum Perhutani yang merupakan program kemitraan dengan tujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kondisi ekonomi, sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya dengan sasaran utama berupa peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari penyisihan laba BUMN maksimal 2. Bentuk implementasi program PKBL berupa bantuan pinjaman modal usaha dan pembinaan baik secara teknis, manajemen dan pemasaran kepada mitra binaan yaitu UMK Wana Lestari. Keterangan : : Kemitraan : Non kemitraan Gambar 12 Kelembagaan dalam kemitraan kerajinan sapu glagah arjuna

b. UMK Wana Lestari

UMK Wana Lestari mendapatkan pinjaman modal dari Perum Perhutani. UMK Wana Lestari mendapatkan glagah arjuna sebagai bahan bakunya dari tengkulak, tetapi bisa juga dari petani. Namun sangat jarang dari petani karena petani hanya memiliki glagah arjuna dalam jumlah yang sedikit sedangkan UMK Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur UMK Wana Lestari pengrajin sapu Tengkulak Petani Wana Lestari membutuhkan dalam jumlah besar. Selain itu juga disebabkan adanya sistem ijon.

c. Petani

Petani merupakan aktor yang penting karena hasil panen dari merekalah yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan sapu glagah arjuna. Namun jarang sekali ditemukan petani yang menjual glagahnya langsung pada pengrajin karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa petani seringkali sudah meminjam uang pada tengkulak sehingga petani harus menyerahkan glagahnya pada tengkulak sebagai pembayaran pinjaman sistem ijon. Hal inilah yang mengakibatkan pengrajin harus membeli glagah arjuna dari tengkulak. Selain itu juga karena petani hanya memiliki glagah arjuna dalam jumlah yang sedikit sedangkan UMK Wana Lestari membutuhkan dalam jumlah besar.

d. Tengkulak

Tengkulak adalah orang yang berperan sebagai perantara antara petani dan pengrajin. Terutama untuk pengrajin yang ada di luar kota pengrajin II. Namun bisa juga tengkulak dari desa ini menjual glagah arjuna pada tengkulak di luar kota tengkulak II. 5.2.2.6. Kontribusi Pendapatan Glagah Arjuna Terhadap Pengrajin Pendapatan pengrajin tentunya bertambah dengan adanya usaha kerajinan glagah arjuna di samping dari sumber-sumber tambahan lainnya. Beberapa sumber pendapatan pengrajin disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Pendapatan rumah tangga pengrajin No Sumber Pendapatan Rata-rata RpRespondenTahun Strata I 0,5 Ha 1 Sawah 4.541.000 21,86 2 Kebun 1.356.667 6,53 3 Ternak Ayam, itik 783.333 3,77 4 Lainnya dagang, pensiunan, perangkat desa 7.556.667 36,38 5 Kerajinan Sapu Glagah Arjuna 6.535.000 31,46 Jumlah 20.772.667 100,00 Pendapatan yang diperoleh pengrajin dari kerajinan glagah arjuna sangat beragam tergantung dari cara pengrajin mengerjakannya yaitu secara tradisional atau modern. Didapatkan rata-rata pendapatan pengrajin per tahun dari kerajinan