34
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Komoditi cabai merah keriting, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi dan diproduksi di
Indonesia. Cabai merah keriting termasuk salah satu jenis komoditi dengan tingkat harga yang sangat berfluktuasi. Pada satu waktu tertentu harga cabai
merah keriting dapat mencapai harga yang sangat tinggi, dan sebaliknya di waktu yang berbeda bisa turun ke harga yang sangat rendah. Fluktuasi harga cabai ini
mengindikasikan adanya ketidakseimbangan dalam pasar cabai merah keriting. Ketidakseimbangan disini maksudnya yaitu ketidaksesuaian antara jumlah
permintaan dan jumlah pasokan cabai merah keriting yang tersedia. Ketidaksesuaian antara jumlah permintaan dan pasokan ini dapat berasal
dari fluktuatifnya jumlah pasokan itu sendiri dan juga fluktuatifnya jumlah permintaan. Masing-masing jumlah pasokan dan permintaan dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang berbeda-beda. Misalnya jumlah permintaan harga komoditi cabai merah keriting itu sendiri, harga komoditi lain yang terkait sebagai komoditi
substitusi, pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, dan sukudaerah asal. Selain itu faktor seperti momen-momen tertentu seperti bulan puasa dan hari
raya juga merupakan faktor yang dapat memberi pengaruh pada jumlah permintaan. Variabel yang digunakan dalam analisis pasokan yaitu harga
komoditi itu sendiri, harga komoditi substitusi, inflasi dan sama halnya dengan permintaan yaitu merupakan momen-momen yang terkait dengan musim dan hari-
hari tertentu seperti bulan puasa dan hari besar keagamaan juga mempengaruhi jumlah pasokan.
Dari berbagai faktor yang diduga mempengaruhi jumlah pasokan dan jumlah permintaan, tentunya tidak semua faktor memberikan pengaruhnya secara
signifikan. Oleh karena itu pengkajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penawaranjumlah pasokan dan permintaan penting untuk
dilakukan. Hal ini agar dapat diketahui secara pasti faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan dan penawaran secara signifikan dan seberapa besar pengaruh
yang diberikan. Permintaan cabai merah keriting dalam kajian ini khususnya akan menganalisa tentang permintaan rumah tangga berikut dengan perilaku
35 konsumsinya. Sedangkan penawaran akan dianalisis menggunakan data pasokan
jumlah cabai merah di pasar yang menggambarkan penawaran cabai merah. Regresi linear berganda akan digunakan sebagai alat analisis untuk
membentuk model dan mengetahui faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan. Hasil analisis akan diperoleh model permintaan dan penawaran yang
kemudian dapat dijelaskan secara deskriptif. Sebagai informasi tambahan dalam penelitian ini juga dilakukan identifikasi karakterisik konsumen cabai merah
secara umum dan perilaku konsumsi cabai merah yang akan dianalisa secara deskriptif. Untuk lebih jelasnya, alur kerangka pemikiran operasional dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Alur Kerangka Pemikiran Operasional
Komoditi Cabai
Merah Banyak
Dikonsumsi dan Diproduksi di Indonesia Cabai Merah Salah Satu Komoditi Strategis
Harga Cabai Merah Sangat Fluktuatif
Analisis Deskriptif
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1
Jumlah pasokan cabai merah keriting periode
sebelumnya; 2 Harga cabai merah keriting; 3 Harga
cabai merah keriting musim sebelumnya; 4 Harga
komoditi substitusi; 5 Laju inflasi di DKI Jakarta; 6
Dummy untuk hari raya puasa Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
1
Jumlah anggota rumah tangga; 2 Harga beli cabai
merah keriting; 3Pendapatan rumah tangga; 4 Frekuensi
pembelian; 5 Tempat pembelian; 6 dan suku.
Karakteristik konsumen dan
perilaku konsumsi
rumah tangga Analisis Pasokan
Analisis Permintaan Ketidakseimbangan
Jumlah Pasokan dan Permintaan
Model Jumlah Pasokan Model Permintaan
Metode Regresi Berganda, Metode Kuadrat Terkecil OLS
Implikasi Kebijakan
36
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian