Uji Kelinearan Model Uji F
86 model ini menunjukkan titik-titik residual berada mendekati garis lurus. Sehingga
dapat dikatakan bahwa model ini memenuhi kriteria uji normalitas. Secara umum ke-lima asumsi yang harus dipenuhi suatu model sesuai
dengan asumsi OLS terpenuhi oleh model pasokan cabai merah di DKI Jakarta. Ini berarti model yang dihasilkan dapat dikatakan sebagai model penduga tak bias
yang baik atau termasuk Best Linear Unbiased Estimator BLUE. 7.3.
Kriteria Statistik 7.3.1.
Uji R
2
Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi R
2
diperlukan agar diketahui seberapa besar variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel dipenden yang dalam
kasus ini adalah jumlah pasokan cabai merah. Semakin tinggi nilai R
2
berarti model semakin baik, variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel
dipenden. Nilai R
2
model pasokan cabai merah dapat dilihat pada hasil output minitab Lampiran 7. atau Tabel 17.
Nilai koefisien determinasi yang dihasilkan untuk model pasokan cabai merah di DKI Jakarta yaitu sebesar 75,1 persen Lampiran7.. Angka ini
menunjukkan bahwa keragaman jumlah pasokan cabai merah di DKI Jakarta dapat dijelaskan oleh variabel independen yang telah ditentukan yaitu jumlah
pasokan cabai merah keriting periode sebelumnya X
1
, harga cabai merah keriting periode terhitung X
2
, harga cabai merah keriting musim sebelumnya X
3
, rata-rata harga cabai rawit hijau dan rawit merah X
4
, laju inflasi di DKI Jakarta X
5
, dan dummy untuk hari raya X
6
sebesar 75,1 persen. Selain dari variabel yang ada dalam model, yaitu sekitar 24,9 persen dijelaskan oleh variabel-
variabel lain yang tidak dimasukkan atau dijelaskan dalam model. Variabel- variabel yang tidak terdapat dalam model adalah variabel yang data-datanya sulit
untuk diidentifikasi seperti yang dilakukan pada variabel independen yang telah dimasukkan ke dalam model.