48 H
:
b
i
= 0 Hipotesis in berarti tidak ada hubungan linear antara variabel independen dan variabel dipenden.
H
1
: b
i
≠ 0 Hipotesis ini berarti ada hubungan linear antara variabel independen dan variabel dipenden.
H
1
: b
i
0 Hipotesis ini berarti ada hubungan linear antara variabel independen dan variabel dipenden secara positif.
H
1
: b
i
0 Hipotesis ini berarti ada hubungan linear antara variabel independen dan variabel dipenden secara negatif.
Uji ini dikaitkan dengan uji nyata dari garis regresi yang diperoleh dari prediksi nilai pengamatan variabel dipenden. Selain uji di atas, nilai koefisien dari
nilai b hasil prediksi nilai β yang diperoleh juga harus diuji. Adapun hipotesisnya sebagai berikut:
H0 μ b = β koefisien regresi tidak signifikan H1 : b
≠ β koefisien regresi signifikan Pengambilan kesimpulan pada pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut:
a. Jika t
hit
-t
α2
atau t
hit
t
α2
kesimpulannya tolak H . Jika -t
α2
≤ t
hit
≤ t
α2
kesimpulannya terima terima H b. Jika t
hit
t
α
kesimpulannya tolak H . Jika t
hit
≤ t
α
kesimpulannya terima H c. Jika t
hit
-t
α
kesimpulannya tolak H . Jika t
hit
≥ -t
α
kesimpulannya terima H
4.6. Hipotesis Penawaran dan Permintaan Cabai Merah
4.6.1. Hipotesis Penawaran Cabai Merah
Sebelum dilakuakan analisa terkait dengan variabel yang mempengaruhi pasokan cabai merah keriting, dilakukan hipotesis terhadap masing-masing
variabel untuk menduga masing-masing pengaruh variabel. Hipotesis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran cabai merah dan bagaimana
pengaruhnya terhadap penawaran cabai merah adalah sebagai berikut : a. Jumlah pasokan cabai merah keriting pada periode sebelumnya diduga
berpengaruh positif pada jumlah pasokan cabai merah keriting pada periode saat ini terhitung. Semakin tinggi jumlah pasokan cabai merah keriting pada
49 periode sebelumnya, maka jumlah pasokan cabai merah keriting periode
terhitung akan tinggi dan sebaliknya jika jumlah pasokan cabai merah keriting pada periode sebelumnya sedikit maka pada periode terhitung jumlah
pasokan cabai merah juga akan sedikit. Hal ini dikarenakan pada periode terhitung dengan periode sebelumnya dapat dikatakan masih berada pada
musim yang sama tiga bulan yang sama, pada musim yang sama sehingga hasil panen cabai tidak jauh berbeda.
b. Harga komoditi itu sendiri cabai merah keriting berpengaruh negatif pada jumlah pasokan. Dalam hal ini harga pada periode sekarang terhitung
dipengaruhi oleh jumlah pasokan cabai itu sendiri. Harga akan menjadi tinggi jika jumlah pasokan cabai merah keriting tersebut sedikit, dan sebaliknya jika
jumlah pasokan tinggi harga cabai merah keriting tersbut akan turun. Jadi dalam hipotesis ini jumlah pasokan dan harga cabai dipengaruhi oleh faktor
lain yang menyebabkan jumlah pasokan naik atau turun sehingga berpengaruh pada harga. Dengan kata lain harga rendah mengindikasikan
bahwa jumlah pasokan cabai merah keriting cukup tinggi, dan sebaliknya harga yang tinggi mengindikasikan bahwa jumlah pasokan cabai sedikit.
c. Harga cabai merah musim sebelumnya diduga berpengaruh positif pada jumlah pasokan cabai merah keriting pada periode terhitung. Musim
sebelumnya yang dimaksudkan disini adalah harga cabai pada tiga bulan sebelumnya, karena umur panen cabai sendiri adalah tiga bulan. Oleh karena
itu harga cabai tiga bulan sebelumnya atau musim sebelumnya bertepatan dengan pada saat mulai penanaman cabai yang akan dijual pada saat periode
terhitung. Jika harga cabai musim sebelumnya tiga bulan sebelumnya tinggi, diduga mempengaruhi pada produsen atau petani cabai untuk menanam lebih
banyak agar dapat menghasilkan produksi cabai lebih banyak. Sebaliknya, jika harga cabai musim sebelumnya rendah, petani atau produsen cabai akan
mengurangi jumlah produksinya. d. Harga komoditi substitusi yang dalam hal ini merupakan harga rata-rata cabai
rawit merah dan hijau diduga berpengaruh negatif pada jumlah pasokan cabai merah keriting. Semakin tinggi harga komoditi substitusi maka jumlah
50 pasokan cabai merah keriting semakin sedikit. Hal ini terjadi karena ketika
harga substitusi yang dalam hal ini merupakan cabai rawit merah dan cabai rawit hijau mengalami kenaikan mengindikasikan jumlahnya yang berkurang
yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor dalam kegiatan produksi. karena karakterisitiknya pengusahaannya yang sama dengan cabai merah keriting
kemungkinan hal yang sama juga terjadi pada cabai merah keriting. Dimana berkurangnya jumlah pasokan cabai rawit baik hijau dan merah menyebabkan
harga jualnya tinggi, dan hal ini juga menunjukkan bahwa jumlah pasokan cabai merah kerting juga rendah.
e. Tingkat inflasi diduga berpengaruh negatif pada pasokan cabai merah keriting. Jika inflasi meningkat maka jumlah pasokan cabai merah keriting
lebih sedikit. Inflasi menunjukkan kenaikan harga-harga komoditi secara keseluruhan termasuk harga komoditi cabai merah keriting itu sendiri. Sesuai
dengan hipotesis sebelumnya mengenai harga cabai merah keriting itu sendiri yang meningkat menunjukkan jumlah pasokan cabai merah keriting rendah.
f. Dummy, yaitu terdiri dari bulan puasahari raya dan hari biasa. Diduga pada
hari raya dan bulan puasa kuantitas pasokan cabai merah keriting mengalami penurunan atau jumlah pasokannya lebih sedikit dari hari-hari biasa.
Sebaliknya pada hari-hari biasa jumlah pasokan cabai merah keriting lebih banyak. Hal ini terjadi karena pada momen-momen tersebut banyak
pengusaha cabai yang tidak melaksanakan aktivitas usahanya.
4.6.2. Hipotesis Permintaan Cabai Merah