Hipotesis Permintaan Cabai Merah

50 pasokan cabai merah keriting semakin sedikit. Hal ini terjadi karena ketika harga substitusi yang dalam hal ini merupakan cabai rawit merah dan cabai rawit hijau mengalami kenaikan mengindikasikan jumlahnya yang berkurang yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor dalam kegiatan produksi. karena karakterisitiknya pengusahaannya yang sama dengan cabai merah keriting kemungkinan hal yang sama juga terjadi pada cabai merah keriting. Dimana berkurangnya jumlah pasokan cabai rawit baik hijau dan merah menyebabkan harga jualnya tinggi, dan hal ini juga menunjukkan bahwa jumlah pasokan cabai merah kerting juga rendah. e. Tingkat inflasi diduga berpengaruh negatif pada pasokan cabai merah keriting. Jika inflasi meningkat maka jumlah pasokan cabai merah keriting lebih sedikit. Inflasi menunjukkan kenaikan harga-harga komoditi secara keseluruhan termasuk harga komoditi cabai merah keriting itu sendiri. Sesuai dengan hipotesis sebelumnya mengenai harga cabai merah keriting itu sendiri yang meningkat menunjukkan jumlah pasokan cabai merah keriting rendah. f. Dummy, yaitu terdiri dari bulan puasahari raya dan hari biasa. Diduga pada hari raya dan bulan puasa kuantitas pasokan cabai merah keriting mengalami penurunan atau jumlah pasokannya lebih sedikit dari hari-hari biasa. Sebaliknya pada hari-hari biasa jumlah pasokan cabai merah keriting lebih banyak. Hal ini terjadi karena pada momen-momen tersebut banyak pengusaha cabai yang tidak melaksanakan aktivitas usahanya.

4.6.2. Hipotesis Permintaan Cabai Merah

Hipotesis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan cabai merah dan keriting bagaimana pengaruhnya terhadap permintaan cabai merah keriting adalah sebagai berikut : a. Jumlah anggota keluarga diduga berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan cabai merah kerting disuatu rumah tangga. Rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang lebih banyak memiliki jumlah permintaan cabai merah keriting yang tinggi, dan sebaliknya jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit maka akan lebih sedikit pula jumlah permintaan cabai merah keriting di rumah tangga tersebut. 51 b. Harga beli komoditi cabai merah keriting diduga berpengaruh negatif atau berbanding terbalik dengan jumlah permintaan masing-masing rumah tangga. Jumlah permintaan cabai merah kerting lebih sedikit pada harga yang tinggi, dan permintaan cabai merah keriting lebih banyak ketika harga rendah. c. Pendapatan rumah tangga diduga berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan cabai merah keriting. Semakin besar jumlah pendapatan suatu keluarga, jumlah cabai merah keriting yang diminta semakin besar. Sebaliknya, jumlah permintaan cabai merah keriting lebih sedikit pada rumah tangga yang pendapatannya lebih kecil. Pendapatan merupakan variabel dummy yang dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu pendapatan rumah tangga kurang dari dan lebih dari tiga juta. Nilai nol menunjukkan rumah tangga dengan jumlah pendapatan kurang dari tiga juta rupiah, dan nilai satu untuk rumah tangga yang pendapatannya lebih dari tiga juta rupiah. d. Frekuensi pembelian cabai merah keriting dalam satu bulan diduga berpengaruh positif pada jumlah permintaan rumah tangga terhadap cabai merah. Semakin sering suatu rumah tangga melakukan pembelian cabai merah keriting, berarti semakin besar jumlah permintaan cabai merah keriting rumah tangga tersebut. Sebaliknya semakin jarang melakukan pembelian, permintaan cabai merah keriting rumah tangga tersebut semakin sedikit. e. Tempat pembelian cabai merah keriting terdiri dari pasar moderen dan pasar tradisional. Diduga responden yang membeli cabai di pasar tradisional jumlah cabai yang diminta akan lebih banyak daripada responden yang membeli cabai di pasar moderen. Sama halnya dengan pendapatan, dalam analisis tempat pembelian cabai merah keriting merupakan variabel dummy. Pembelian yang dilakukan di pasar tradisional diberi nilai nol, dan pembelian yang dilakukan di pasar moderen diberikan nilai satu. f. Suku dikelompokkan menjadi Jawa dan bukan Jawa, diduga responden yang suku Jawa permintaan cabainya lebih sedikit dibandingkan dengan reponden yang bukan suku Jawa. Sebagai variabel dummy, dalam analisis yang dilakukan, responden yang merupakan suku Jawa diberi nilai nol, dan responden yang bukan Jawa diberikan nilai satu. 52 V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PERILAKU RUMAH TANGGA DALAM KONSUMSI CABAI MERAH KERITING

5.1. Provinsi DKI Jakarta

Dokumen yang terkait

Kajian Sistem Pemasaran Dan Integrasi Pasar Cabai Merah Keriting (Capsicum Annuum) Di DKI Jakarta

0 9 123

Analisis Efisiensi Rantai Pasokan Cabai Merah Keriting Kota Bogor

2 19 44

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 5

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 1 22

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 4 38

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

4 23 3

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

2 1 26

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1