71
VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING
6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting
Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta terhadap cabai merah keriting dibentuk dengan analisis kuantitatif yaitu model regresi linear berganda.
Alat yang digunakan dalam pembentukan model ini yaitu Software Minitab Versi 14.0. Pembentukan model permintaan rumah tangga terhadap cabai merah keriting
ini dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner pada 50 orang responden yang berlokasi di DKI Jakarta. Variabel yang
digunakan untuk membentuk model permintaan ini terdiri dari satu variabel dipenden atau terikat dan enam variabel independen atau variabel bebas. Untuk
menghasilkan model terbaik dan sekaligus melihat elastisitas variabel dependen terhadap variabel independen, variabel-variabel yang ada di dalam model atau
data yang akan dianalisis ditransformasi dalam bentuk logaritma natural Ln, kecuali variabel dummy tidak ditransformasi. Hasil pengolahan terhadap data
memberikan informasi sehingga terbentuk model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta terhadap cabai merah keriting seperti ditunjukkan oleh Tabel 16.
Tabel 16. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rumah Tangga di DKI Jakarta Terhadap Cabai Merah Keriting
Variabel Koefisien St. Eror T-Hitung P-
Value VIF
Konstanta 1,737
1,0680 1,6300 0,1110
Jumlah Anggota Keluarga X1 0,43467
0,0923 4,7100 0,0000
1,4000 Harga Cabai Merah Keriting X2
-0,0231 0,1010
-0,2300 0,8200 1,3000
Pendapatan Rumah Tangga X3 0,00963
0,0295 0,3300 0,7460
1,4000 Frekuensi Pembelian X4
-0,04078 0,0368
-1,1100 0,2740 1,6000
Tempat Pembelian X5 -0,12615
0,0305 -4,1400 0,0000
1,6000 Suku X6
0,04702 0,0247
1,9000 0,0640 1,1000
R-Square R
2
= 61,8 R-Square Adj = 56,5
F Hitung = 11,61 P-Value = 0,0000
Persamaan 9. merupakan bentuk matematis dari model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta terhadap cabai merah yang terbentuk berdasarkan data pada
Tabel 23. Variabel dipenden Y dalam model ini merupakan jumlah cabai yang dikonsumsi masing-masing rumah tangga di DKI Jakarta per bulan.
72 Y
D
= 1,737 + 0,43467X
1
- 0,0231X
2
+ 0,00963X
3
- 0,04078X
4
- 0,12615X
5
+ 0,04702X
6…………………………………………………………………………………………………
9 Setelah terbentuk model permintaan seperti persamaan 9, selanjutnya
sangat penting untuk dikaji dari hasil pengolahan data output minitab yaitu bagaimana masing-masing variabel independen dalam model yang terbentuk
mempengaruhi besarnya variabel dipenden. Dijelaskan sebelumnya bahwa, persamaan yang digunakan dalam analsis ini telah ditransformasi dalam bentuk
logaritma natural, dengan demikian nilai koefisien yang hasilkan dalam model ini menunjukkan nilai ukuran elastisitas jumlah permintaan cabai merah keriting
rumah tangga variabel Y terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya variabel X
i
, atau dengan kata lain nilai koefisien merupakan tingkat perubahan jumlah permintaan cabai merah rumah tangga dalam persen terhadap perubahan
nilai variabel-variabel yang mempengaruhinya dalam persen. Variabel yang pertama yaitu jumlah anggota keluarga dalam rumah tangga
X
1
, nilai koefisien yang diperoleh pada model menunjukkan tanda positif yang berarti jumlah anggota keluarga berpengaruh positif dengan jumlah permintaan
cabai dalam rumah tangga tangga tersebut. Sesuai dengan hipotesis, semakin besar jumlah anggota dalam suatu keluarga maka semakin besar jumlah
permintaan rumah tangga tersebut terhadap cabai merah kerting. Angka 0,43467 sebagai koefisien variabel X
1
memiliki arti bahwa kenaikan satu persen jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah tangga akan meningkatkan jumlah cabai
merah yang diminta oleh rumah tangga tersebut sebesar 0,4160 persen, dengan asumsi ceteris paribus atau faktor lain yang mempengaruhi jumlah permintaan
cabai rumah tangga tetap. Nilai koefisien ini juga menunjukkan bahwa jumlah permintaan cabai merah keriting dalam suatu rumah tangga bersifat tidak elastis
inelastis terhadap jumlah anggota keluarga. Ini berarti jika terjadi perubahan, persentase perubahan jumlah cabai merah yang diminta lebih kecil dari persentase
perubahan jumlah anggota keluarga yang menyebabkannya. Variabel independen ke dua X
2
dalam model permintaan rumah tangga terhadap cabai merah yaitu harga beli cabai. Hasil output minitab nilai koefisien
variabel X
2
bertanda negatif, artinya sesuai dengan hipotesi bahwa harga cabai merah keriting berpengaruh negatif terhadap rata-rata jumlah permintaan cabai
73 merah keriting rumah tangga di DKI Jakarta. Ketika harga naik, rata-rata
permintaan rumah tangga terhadap cabai merah kerting akan turun dan sebaliknya jika harga turun rat-rata permintaan rumah tangga terhadap cabai merah keriting
akan naik. Nilai 0,0231 menunjukkan bahwa jika harga cabai meningkat sebesar satu persen, maka rata-rata permintaan cabai merah keriting rumah tangga di DKI
Jakarta turun sebesar 0,0231 persen, dengan asumsi ceteris paribus. Rata-rata jumlah permintaan cabai merah keriting rumah tangga bersifat tidak elastis
inelastis terhadap harga cabai merah. Dimana jika terjadi perubahan harga, persentase perubahan jumlah cabai merah yang diminta lebih kecil dari persentase
perubahan harga cabai merah keriting. Seperti sebelumnya telah dijelaskan, variabel ke tiga ini merupakan
variabel dummy. Nilai nol diberikan pada rumah tangga dengan pendapatan kurang dari tiga juta rupiah dan nilai satu untuk rumah tangga yang berpendapatan
lebih dari tiga juta rupiah. Berdasarkan hasil output minitab variabel independen ke tiga X
3
bertanda positif. Karena merupakan variabel dummy yang dalam analisis tidak ditransformasi kedalam bentuk logaritma natural, maka interpretasi
dari nilai koefisien 0,00963 tidak sama dengan variabel lain yang ditransformasi. Sebelumnya harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu pada nilai koefisien
yang dihasilkan, dan berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan Lampiran 8., jika rumah tangga dengan pendapatan kurang dari tiga juta jumlah
cabai merah keriting yang dimintanya sebesar satu kilogram, maka dapat rumah tangga dengan pendapatan lebih dari tiga juta rupiah permintaan cabai merah
keritingnya yaitu sebesar 1,00967 kg. Walaupun tidak jauh berbeda, hasil analsis ini sesuai dengan hipotesis yaitu rata-rata jumlah permintaan cabai merah keriting
rumah tangga yang berpendapatan lebih dari tiga juta rupiah lebih banyak dari pada permintaan rumah tangga yang pendapatannya kurang dari tiga juta rupiah.
Menurut uji koefisien regresi parsial, variabel ke empat X
4
yang merupakan frekuensi pembelian cabai merah keriting rumah tangga setiap
bulannya menunjukkan tanda negatif +, hal ini berarti bahwa frekuensi pembelian cabai merah keriting dalam satu bulan berpengaruh negatif dengan
jumlah permintaan cabai merah keriting dalam suatu rumah tangga. Semakin besar frekuensi atau semakin sering pembelian cabai merah keriting yang
74 dilakukan oleh suatu rumah tangga, jumlah permintaan cabai merah keriting
dalam rumah tangga tersebut semakin sedikit. Sebaliknya rumah tangga yang frekuensi pembeliannya lebih sedikit atau lebih jarang melakukan pembelian cabai
ternyata jumlah cabai yang dibeli dalam satu bulan lebih banyak. Koefisien yang bernilai 0,04078 berarti jika frekuensi pembelian cabai merah keriting dalam satu
bulan bertambah satu persen, maka jumlah cabai merah keriting yang diminta oleh suatu rumah tangga rata-rata meningkat berkurang
sebesar 0,04078 persen
setiap bulannya, dengan asumsi ceteris paribus. Terjadi demikian karena rumah tangga
yang membeli cabai merah dengan frekuensi lebih sering membeli dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan saja, sedangkan rumah tangga yang konsumsi lebih
banyak melakukan pembelian dalam jumlah banyak setiap kali pembelian. Nilai koefisien juga menunjukkan bahwa jumlah permintaan cabai merah keriting
dalam suatu rumah tangga bersifat tidak elastis inelastis terhadap frekuensi pembelian cabai merah keriting yang dilakukan. Jika terjadi perubahan, persentase
perubahan jumlah cabai merah yang diminta lebih kecil dari persentase perubahan frekuensi pembelian cabai merah keriting.
Sama halnya dengan variabel ke tiga, variabel ke lima yang digunakan dalam analisis ini yaitu tempat pembelian cabai merah keriting merupakan
variabel dummy yang dalam analisis tidak ditransformasi ke dalam bentuk logaritma natural. Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan koefisien
variabel tempat pembelian cabai ini bertanda negatif. Sesuai dengan asumsi dimana konsumen yang membeli cabai di pasar moderen akan diberi nilai satu 1,
sedangkan yang membeli di pasar tradisional diberi nilai nol 0, artinya responden yang membeli cabai di pasar moderen rata-rata permintaan cabai merah
per bulannya lebih sedikit dari pada jumlah permintaan konsumen yang membeli cabai merah di pasar tradisional. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 8.
dengan menggunakan nilai koefisen 0,12615, berarti jumlah permintaan rumah tangga yang melakukan pembelian di pasar tradisional sebesar satu kilogram
sedangkan pembelian yang dilakukan di pasar moderen yaitu sebesar 0,88148 kilogram dengan asumsi ceteris paribus.
Suku atau asal daerah sebuah keluarga atau rumah tangga umumnya menentukan selera rumah tangga tersebut pada cita rasa suatu makanan, apakah
75 suatu rumah tangga menyukai cita rasa pedas atau tidak yang akan menentukan
jumlah permintaan rumah tangga tersebut terhadap cabai merah. Dalam kasus ini dengan nilai satu diberikan pada responden yang bukan berasal dari Jawa, dan
nilai nol diberikan pada responden yang berasal dari Jawa. Berdasarkan hasil output minitab diperoleh koefisien variabel X
6
bernilai positif, sesuai dengan hipotesis yang artinya konsumen atau rumah tangga yang bukan merupakan suku
jawa jumlah konsumsi cabainya lebih banyak dari pada rumah tangga yang merupakan suku Jawa. Mengikuti perhitungan variabel dummy sebelumnya
Lampiran 8, nilai 0,04702 pada variabel X
6
berarti jika
responden yang merupakan suku Jawa memiliki tingkat permintaan terhadap cabai merah keriting
sebesar satu kilogram, jumlah rata-rata permintaan cabai merah keriting rumah tangga yang bukan merupakan suku Jawa yaitu sebesar 1,048 kilogram.
Selain interpretasi di atas, diperlukan analisa lebih lanjut terhadap model permintaan rumah tangga pada cabai merah yang telah terbentuk seperti pada
persamaan 9. Pengujian ekonometrika dan statistik perlu dilakukan pada hasil output minitab yang telah dihasilkan untuk melihat kebaikan model yang
terbentuk. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih detail mengenai pengujian- pengujian pada model berdasarkan Lampiran 4. dan Lampiran 5.
6.2. Kriteria Ekonometrika