Sumber Risiko Analisis Risiko Produksi Bayam dan Kangkung Hidroponik pada Parung Farm Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

lxviii memiliki potensi produktivitas sebesar 20-35 tonha. 10 Sedangkan tanaman bayam memiliki rata-rata produktivitas di Indonesia sebesar 22,63 kuintal per hektar 11 . Peluang tertinggi, terendah dan normal dihitung berdasar frekuensi berapa kali kejadian tersebut terjadi selama produksi berlangsung. Peluang perusahaan untuk mendapatkan produktivitas tertinggi, terendah dan normal dengan melihat periode waktu selama proses produksi berlangsung dapat diamati dari produktivitas dan pendapatan yang berubah-ubah. Adanya fluktusi pada penerimaan pendapatan dan produksi menunjukkan bahwa terdapat risiko produksi pada kegitan produktivitas bayam dan kangkung. Produktivitas dan range pendapatan yang dicapai kedua tanaman cukup berbeda. Komoditas bayam mencapai produktivitas 1,2520 kgm 2 hingga 1,5287 kgm 2 dan kangkung 1,9694 kgm 2 hingga 2,4102 kgm 2 . Sedangkan range pendapatan pada masing-masing komoditas adalah Rp.1893.000 hingga Rp.2.366.392 pada bayam dan Rp.1.063.500 hingga Rp.1.310.298 pada komoditas kangkung. Produktivitas tertinggi merupakan tingkat produksi tertinggi yang pernah dicapai perusahaan selama produksi berlangsung. Sedangkan tingkat produktivitas terendah adalah tingkat produksi terendah yang pernah dicapai perusahaan selama produksi berlangsung. Produktivitas dan pendapatan normal yang dimaksud adalah produktivitas dan pendapatan yang sering dicapai perusahaan selama proses produksi berlangsung. Produktivitas yang diharapkan dan ingin dicapai oleh perusahaan adalah produktivitas tertinggi karena akan berdampak langsung pada pendapatan yang diterima perusahaan. Untuk mencapai hal ini perusahaan perlu meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya produksi.

6.1 Sumber Risiko

Dalam hal ini terdapat beberapa sumber risiko pada budidaya sayuran bayam dan kangkung hidroponik, yaitu : 10 Noor Inggah N, Hiryana Windiyani, dan Yuli Yarwati. Teknologi Budidaya Kangkung Air Ramah Lingkungan. http:ntb.litbang.deptan.go.idindinfotekkkung.pdf diakses tanggal 8 Juni 2011 11 …..,2008. Tentang Bayam. http:www.docstoc.comdocs19448047Tentang-bayam. diakses tanggal 8 Juni 2011 lxix 1. Cuaca Terdapat lima faktor dalam cuaca yaitu curah hujan, sinar matahari, kelembapan, suhu dan angin. Kelima faktor ini memiliki keterkaitan antara satu sama lain. Intensitas curah hujan akan berpengaruh pada jumlah penyinaran yang diterima tanaman dan tingkat kelembapan pada tanaman. Kondisi cuaca yang sulit diprediksi dan curah hujan yang berfluktuasi tiap tahunnya merupakan salah satu sumber risiko. Kondisi cuaca ini berhubungan dengan banyaknya sinar matahari yang diterima tumbuhan dan tingkat kelembapan udara dalam lingkungan. Tidak stabilnya kondisi cuaca juga berdampak pada penyebaran hama penyakit pada tanaman. Curah hujan dan penyinaran matahari berdampak pada kemampuan tanaman untuk menyerap unsur hara yang dibutuhkan untuk bertumbuh. Semakin banyak sinar matahari yang diterima maka semakin bagus pertumbuhan tanaman. Tingginya curah hujan juga berpengaruh pada penyebaran hama dan penyakit. Pada saat curah hujan tinggi maka banyaknya hama dan penyakit seperti jamur dan serangga yang menyerang tanaman juga bertambah. Pada bulan-bulan musim kemarau yaitu April hingga September produktivitas tanaman meningkat terutama pada komoditas bayam. Dari hasil wawancara di lapangan menunjukkan bahwa pada bulan-bulan tersebut peluang terjadinya rusaknya daun dan kelembaban tinggi pada tanaman rendah. Tanaman bayam merupakan tanaman berdaun lebar. Hal ini menyebabkan struktur daun rapuh hingga mudah sobek. Hal ini berakibat rentannya permukaan daun pada terpaan air hujan yang berisiko merobek permukaan daun. Tanaman ini juga memerlukan banyak sinar matahari untuk bertumbuh hingga mencapai umur panen. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan kebusukan pada tanaman. Curah hujan yang cocok untuk pertanian di Parung Farm adalah curah hujan rendah. Hal ini dikarenakan pada curah hujan yang rendah intensitas sinar matahari yang diterima tanaman akan semakin banyak. Hal ini akan berpengaruh baik pada bobot akhir dan umur panen tanaman. Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan produktivitas sayuran menurun. Kondisi ini disebabkan bobot tanaman yang kecil dan memperlama umur panen. lxx Tidak ada penanganan risiko khusus yang dilakukan perusahaan untuk menangani risiko cuaca yang dialami. Perusahaan hanya mengandalkan greenhouse yang dimiliki untuk meminimalisir dampak risiko yang ditimbulkan oleh cuaca. Hal ini dikarenakan manajemen perusahaan berpendapat bahwa cuaca merupakan kondisi alam yang tidak bisa diprediksi sehingga tidak memungkinkan untuk ditanggulangi. 2. Hama dan Penyakit Serangan hama dan penyakit merupakan faktor yang sering dihadapi dalam budidaya sayuran bayam dan kangkung. Parung Farm sebgai perusahaan pertanian yang memproduksi bayam dan kangkung juga tidak terlepas dari hama dan penyakit. Hama yang sering meyerang bayam adalah serangga ulat daun, kutu daun, lalat dan tungau. Hama-hama ini menyebabkan kerusakan pada tekstur daun seperti daun menjadi berlubang dan layu. Hama ini menyerrang tanaman dalam tahap produksi. Sementara saat tahap pembibitan penyakit yang umumnya menyerang adalah rebah kecambah. Penyebab dari penyakit rebah kecambah ini adalah cendawan peronospora Parasitica. Penyakit ini menyebabkan daun bibit menjadi bercak-bercak hitam. Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor risiko yang sering dihadapi budidaya sayuran. Kondisi ini dikarenakan karakteristik tanaman bayam dan kangkung yang rentan terhadap hama dan penyakit. Hal ini akan berdampak pada tidak tercapainya hasil produksi yang diharapkan, karena terdapatnya fluktuasi hasil produksi. 3. Kualitas SDM Kualitas pekerja dan manajemen merupakan factor yang menentukan keberhasilan perusahaan. Sebagian proses produksi di Parung Farm masih dilakukan secara manual yang membutuhkan ketelitian dan kecermatan pekerja. Jenis pekerjaan yang dilakukan secara manual diantaranya penanaman bibit dan pemanenan. Para pekerja di bagian produksi walau tidak diharuskan memiliki kualifikasi khusus untuk bekerja tetap mendapatkan bimbingan dan pelatihan pada wal bekerja. Walaupun begitu tetap terjadi kerugian yang diakibatkan kecerobohn pekerja. Jenis kerusakan yang terjadi umumnya patahnya bagian akar pada saat pemanenan kangkung dan batang pohon bibit bayam. Pekerja magang dan lxxi mahasiswa yang melakukan praktik lapang adalah pekerja yang sering melakukan kecerobohan. Mereka umumnya terburu-buru dan cenderung kasar dalam mengani bibit. Padahal bibit bayam memiliki struktur rapuh dan memerlukan kehatian-hatian. Untuk menghindari kerugian lebih jauh perusahaan tidak memperbolehkan pekerja magang dan praktik kerja lapang untuk membungkus bibit bayam. 4. Input Input meliputi biji bayam dan kangkung, pupuk, air bersih, rockwool, Styrofoam, batu kerikil dan cup jelly. Hidroponik memilki tingkat resiko hama dan penyakit yang rendah karena sterilitas dan kenetralan media tanam. Sterilitas berarti bebas dari racun, hama, bakteri dan virus Sudarmojo, 2011. Strelitas dan kenetralan media tanam ini dijaga dengan menjaga kadar pH dan kemurnian air, mencuci Styrofoam, kerikil dan cup jelly yang digunakan dan kebersihan tangan pembungkus bibit. Pencucian cup jelly dan Styrofoam dilakukan harian sementara batu kerikil dilakukan berkala. Risiko produksi dapat terjadi saat salah satu kondisi tersebut tidak terpenuhi, bibit yang digunakan kadaluarsa atau jelek dan rockwool yang digunakan tidak steril dan netral. 5. Kerusakan peralatan teknis dan kerangka bangunan Peralatan teknis yang digunakan perusahaan pada bagian produksi adalah mesin pompa dan sprinkler. Risiko produksi terbesar dialami oleh tanaman bayam. Kerangka bangunan yang rusak dapat menyebabkan terpaan air hujan masuk ke dalam greenhouse dan menyebabkan kegagalan panen. Bayam merupakan tanaman berdaun lebar hingga permukaan daun mudah rusak bila terkena terpaan air hujan. Kerusakan peralatan teknis juga dapat berakibat fatal pada produksi tanaman. Parung Farm menggunakan mesin yang bekerja secara otomatis untuk mengairi tanaman. Pada saat mesin rusak atau pemadaman listrik tanaman tidak mendapatkan asupan air yang dibutuhkan. Pada pasang surut drip and flow serta NFT tingkat produksi akan menurun karena pertumbuhan tanaman tidak maksimal. Tingkat risiko terbesar terjadi pada aeroponik. Apabila mesin tidak berjalan minimal selama 20 menit maka tanaman mati. Perusahaan berusaha menghindari resiko dengan cadangan genset dan pengecekan mesin secara berkala. lxxii Setelah perhitungan terhadap tingkat peluang dan pendapatan dilakukan maka dilakukan penyelesaian pengambilan keputusan dengan menggunakan expected return . Expected return yang dihitung berdasarkan jumlah dari nilai yang diharapkan terjadinya peluang dari masing-masing kejadian tertinggi, nomal dan terendah dari komoditas bayam dan kangkung yang pernah terjadi selama proses produksi. Expected return merupakan nilai harapan yang dihasilkan setelah memperhitungkan risiko yang ada. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 . Penilaian Expected Return berdasarkan Produktivitas dan Pendapatan pada Bayam dan Kangkung Komoditas Expected Return Produktivitas kgm 2 Pendapatan Rp Bayam 1,4021 1.755.393 Kangkung 2,1526 930.044 Pihak perusahaan perlu melakukan manajemen perencanaan pada kegiatan produksi untuk meminimalkan tingkat resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan produksi dimulai dari tahap pembibitan hingga pemanenan. Perencanaan produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan diantaranya dengan diversifikasi yaitu portofolio dimana dalam satu luasan lahan ditanam dua jenis komoditi tanaman. Hal ini akan berdampak pada peningkatan produksi dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Produktivitas bayam dan kangkung pada Parung Farm pada setiap kondisi dapat dilihat dari produktivitasnya yang diperoleh dari data primer. Produktivitas tertinggi, normal dan terendah diperoleh berdasarkan pengalaman selama produksi. Adanya kondisi risiko produksi menyebabkan fluktuasi produktivitas bayam dan kangkung.

6.2 Penilaian Risiko Pada Kegiatan Spesialisasi