Sejarah Pertanian Hidroponik di Indonesia Karakteristik Pertanian Hidroponik

xxvii Kangkung paling cepat mencapai umur panen pada daerah tropis berdataran rendah di sekitar khatulistiwa yaitu sekitar 25 hari. Di daerah pegunungan dan daerah dengan posisi lintang tinggi umur panen dapat mencapai 40 hari Williams, Uzo dan Feregrine, 1993. Penyakit jamur yang umumnya menyerang kangkung adalah karat putih Albugo Ipomoea panduratae 7 . Kangkung adalah tanaman yang tidak memerlukan persyaratan khusus atau perawatan yang sulit. Kangkung dapat tumbuh di jenis tanah apapun asalkan mendapat asupan air yang cukup untuk tumbuh.

2.3 Sejarah Pertanian Hidroponik di Indonesia

Hidroponik telah lama dikenal oleh manusia. Hidroponik mulai ditemukan sejak awal 1600 namun teknologi menumbuhkan tanaman tanpa tanah telah lebih lama berkembang sebelum itu. Taman gantung Babylon, taman mengapung bangsa Aztec dari Mexico merupakan contoh dari hidroponik. Catatan bangsa Mesir mengenai penjelasan teknik penanaman di air membawa kembali pada beberapa ratus tahun sebelum masehi Resh 2004. Teknologi ini dikembangkan lebih lanjut di laboratorium Universitas California oleh Dr. W. F. Gericke pada tahun 1936 Lingga 1993. Hidroponik muncul sebagai alternatif bercocok tanam pada lahan terbatas. Hidroponik merupakan metode penanaman tanpa menggunakan media tanah. Hidroponik menekankan optimalisasi air sebagai media penyaluran nutrisi dan menjaga kadar kelembapan tanaman. Berdasarkan jenis media tanam hidroponik dapat terbagi tiga Sudarmodjo 2010: 1. Substrat padat. Media tanam yang digunakan berbentuk padat dan memiliki ikatan molekul rapat dan terikat. Contoh media tanam ini adalah arang sekam, pasir, kerikil, cocopeat, batu apung, zeolit, rockwool dan perliet. Sistem hidroponik yang menggunakan jenis media tanam ini adalah Drip irrigation, Wick, Ebb Flow dan Top Feeding. 7 .Biofarm Laboratories. 2010. Mari bertanam Kangkung. http:pupukbiofarm.comarticle43659mari-bertanam-kangkung.html. diakses 17 Oktober 2010 xxviii 2. Air. Sistem yang menggunakan media tanam ini adalah NFT Nutrient Film Technique , DFT Deep Flow Technique dan Floating Raft. 3. Udara. Sistem ini menggunakan udara sebagai media tanam dinamakan aeroponik.

2.4 Karakteristik Pertanian Hidroponik

Hidroponik adalah teknik penanaman tanpa tanah. Menurut Sudarmodjo 2010 hidroponik merupakan salah satu cara teknologialternatif cara berococok tanam rumus kaidah biologi dan agronomi tetap berlaku sama. Tanah pada dasarnya hanyalah media tanam untuk menyediakan unsur hara dan air yang dibutuhkan tanaman sama seperti media tanam lain seperti kerikil dan pasir. Perbedaanya hanyalah pada media tanam tanah telah terdapat sebagian unsur hara yang diperlukan. Pada intinya hidroponik memberdayakan air untuk menumbuhkan tanaman. Hidroponik sebagai media tanam memiliki nilai lebih dari sisi sterilitas. Media tanam hidroponik adalah netral hingga jumlah pemakaian air, nutrisi dan O 2 dapat terukur. Pada dasarnya terdapat enam tipe dasar hidroponik yaitu Wick, kultur air, flood and drain, drip system dan aeroponik. Perbedaan terletak pada cara metode pemberian air dan media tanam. Media tanam merupakan tempat cara menopang akar cukup kuat dan memperoleh nutrisi makanan, air serta oksigen cukup sehingga tanaman tumbuh, berkembang dengan baik. Hidroponik membutuhkan kadar dan jumlah pupuk yang sama dengan penanaman pada media tanam tanah. Tanaman dengan sistem hidroponik peka dengan jumlah penyinaran dan tingkat kelembapan. Karena itu perusahaan yang menggunakan teknologi ini sering menggunakan greenhouse rumah tanaman. Tanaman dengan media hidroponik lebih mudah mengatasi masalah pengairan yang berlebihan karena sisa air akan langsung mengalir keluar, berbeda dengan media tanah yang cenderung menyimpan Sameto 2003. Media tanam hidroponik dapat dipakai berulang-ulang dan memiliki umur ekonomis. Saat sudah mencapai batas pemakaian media tanam harus diganti dengan yang baru. xxix Perbedaan Sistem Pertanian Hidroponik dan Konvensional 8 a. Tidak memerlukan lahan yang luas untuk melakukan penanaman. Sistem hidroponik lebih praktis dan produktif karena memanfaatkan ruangan yang sempit bukan kebun atau untuk menyiasati daerah atau tempat yang tidak dapat ditanami. Cara menanam dengan sistem ini dapat dilakukan di mana pun dan akan diperoleh tanaman yang sebanyak-banyaknya, serta tidak bergantung pada musim karena dikelola secara khusus. b. Penggunaan pupuk lebih efektif dan berdaya guna, yaitu dapat dilakukan secara tepat dan tidak boros karena pada bercocok tanam di lahan pertanian biasa, tanah sering merembeskan sebagian dari pupuk yang diberikan ke tempat lain menjauhi tanaman sehingga perhitungan pemberian pupuk bisa meleset. c. Bebas dari serangan hama dan penyakit yang berasal dari tanah, termasuk gulma di dalam tanah. Hal ini dikarenakan hidroponik tidak menggunakan tanah sebagai media tanam. d. Mutu buah dan tanaman yang dihasilkan lebih baik. Tanaman hidroponik tidak seutuhnya terlepas dari masalah hama dan kegagalan panen. Penyakit yang umumnya menyerang tanaman bayam adalah rendah kecambah Prihmantoro dan Indriani, 1998. Penyakit ini dicirikan dengan pertumbuhan kecambah yang tidak normal, terjadi pembusukan di dekat akar dan pada akhirnya tanaman rebah. Penyebab penyakit ini adalah Rhizoctonia solani. Pada tanaman kangkung penyakit yang umumnya menyerang adalah karat putih. Penyakit ini dicirikan dengan adanya bercak-bercak putih tebal pada daun yang lama kelamaan menjadi cokelat. Penyebab penyakit ini adalah Albugo ipomea- reptans .

2.5 Kajian Penelitian Terdahulu