Pemetaan Risiko Teori Portofolio Diversifikasi

xxxvii 4. Retention , individu atau perusahaan menguasai semua atau bagian dari factor penyebab risiko. 5. Transfer risiko non-asuransi. Terdapat beberapa cara yaitu a. Kontrak b. Hedging risiko harga, adalah tehnik mengalihkan risiko fluktuasi harga kepada spekulator dengan membeli dan menjual kontrak masa depan. c. Penggabungan dalam firma bisnis, dengan cara ini dapat menghindari penyitaan aset pribadi oleh kreditor. d. Asuransi, dengan ini risiko murni dialihkan pada peusahaan asuransi. Perusahaan juga dapat memisahkan kerugian antara beberapa hal.

3.1.5 Pemetaan Risiko

Setelah perusahaan selesai melakukan identifikasi risiko maka dilakukan pengukuran risiko. Kountur 2004 mengatakan terdapat dua tujuan utama dari pengukuran risiko yaitu mencari tahi status risiko dan mencari tahu peta risiko. Status menunjukkan besarnya risiko sehingga manajemen bisa membuat pemisahan antara kejadian yang beresiko dan tidak beresiko. Pemetaan risiko adalah meletakkan kejadian tersebut pada kuadran peta risiko. Terdapat empat kuadran dengan dua sumbu pada peta risiko, yaitu sumbu horizontal yang menggambarkan dampak dari kejadian tersebut dan sumbu vertikal yang menggambarkan probababilitas atau kemungkinan terjadinya risiko. Kuadran 1 dan 2 merupakan kuadran dengan dampak yang besar sementara kuadran 1 dan 3 merupakan kuadran dengan probababilitas kemungkinan yang besar. Dengan adanya pemetaan risiko memudahkan manajemen perusahaan dalam menentukan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi risiko tersebut. Untuk risiko berdampak besar dilakukan strategi preventif sedangkan untuk kejadian dengan kemungkinan besar dilakukan mitigasi risiko. Kejadian yang berada pada kuadran 4 tidak memerlukan penanganan khusus karena dampak yang dihasilkan tidak besar dan peluang terjadinya kecil. xxxviii

3.1.6 Teori Portofolio Diversifikasi

Portofolio merupakan salah satu tehnik mitigasi risiko dalam menghadapi risiko. Menurut Kountur 2004 pengertian diversifikasi adalah tehnik pemisahan investasi dimana tidak berinvestasi hanya dalam satu tempat atau usaha dalam waktu yang bersamaan. Fariyanti 2007 9 mengemukakan diversifikasi merupakan salah satu strategi yang dipilih pelaku bisnis dalam kegiatan produksi. Dengan melakukan pengusahaan lebih dari satu tanaman maka pelaku masih memiliki peneriamaan apabila terjadi kegagalan panen pada satu tanaman. Portofolio dalam bidang pertanian umumnya dilakukan dengan menanam lebih dari satu tanaman dalam satu lahan pada waktu bersamaaan. Portofolio bertujuan mencari hasil pengembalian tertinggi dari proporsi penggunaan lahan pada tingkat risiko terendah dengan hasil tertentu. Menurut Hardwood et al. 1999 teori diversifikasi atau portofolio merupakan manajemen strategi untuk menekan risiko dengan mengusahakan beberapa aktivitas usaha atau asset. Hal ini berdasarkan jika salah satu aktivitas usaha gagal atau tudak memberikan hasil yang diharapkan pengusaha bisa menutupi kerugian tersebut dari aktivitas lain yang memberikan keuntungan lebih. Diversifikasi tidak selalu menguntungkan bagi pelaku usaha. Hal ini karena biaya investasi untuk melakukan portofolio lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh. Biaya bisa bertambah besar terutama jika aktivitas usaha untuk portofolio termasuk baru untuk perusahaan. Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk riset dan uji coba dan pembelian tambahan investasi peralatan untuk aktivits baru jika aktivitas berbeda dengan yang dilakukan perusahaan pada awalnya. Pada dasarnya teori portofolio diharapkan membantu manajemen perusahaan dalam menentukan portofolio yang cocok dan paling menguntungkan untuk perusahaannya. Dengan penggunaan portofolio perusahaan dapat mengurangi fluktuasi penerimaannya dan mengurangi dampak risiko aktivitas usahanya. 9 Fariyanti, A 2007. Dasar-Dasar Bisnis. Bogor : Departemen Agribisnis Fakultas Ekononomi dan Manejemen Institut Pertanian Bogor xxxix

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional