Tujuan Penelitian Manfaat Ruang Lingkup Penelitian Sejarah Perkembangan dan Morfologis Bayam

xxiii Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitan ini, yaitu : 1. Apa saja resiko produksi yang dihadapi Parung Farm? 2. Berapa besar tingkat risiko yang dihadapi Parung Farm? 3. Bagaimana penerapan manajemen risiko produksi yang dilakukan perusahaan untuk menekan risiko dalam memproduksi bayam dan kangkung?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis sumber risiko produksi dan besarnya risiko yang terjadi pada komoditi bayam dan kangkung di Parung Farm. 2. Membuat pemetaan risiko dan menganalisis manajemen risiko pada portofolio yang diterapkan untuk mengatasi risiko produksi yang dihadapi oleh usaha bayam dan kangkung pada Parung Farm.

1.4 Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi pihak-pihak terkait, seperti: 1. Bagi petani bayam dan kangkung penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi petani dalam mengambil kebijakan pengendalian risiko yang terbaik bagi manajemen risiko produksi. 2. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk peningkatan potensi diri dan sebagai bahan tambahan pengalaman, informasi serta wawasan baru mengenai manajemen risiko di usaha pertanian bayam dan kangkung. 3. Sebagai suatu referensi bagi pihak yang berminat terhadap penerapan manajemen risiko produksi dalam bidang agribisnis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Produk yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah bayam dan kagkung hidroponik yang diusahakan oleh Parung Farm. 2. Data yang digunakan merupakan data primer berupa hasil wawancara dan diskusi langsung kepada perusahaan dan data sekunder berupa data xxiv penjualan, harga jual dan data produksi bayam dan kangkung selama kurun waktu tahun 2010. 3. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah mengenai analisis manajemen risiko dikaitkan dengan diversifikasi yang diterapkan oleh Parung Farm pda bayam dan kangkung hidroponik. xxv II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan dan Morfologis Bayam

Bayam Spinachia oleracea L. merupakan tanaman yang dapat tumbuh sepanjang tahun dan dapat ditanam pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Bayam merupakan tanaman yang dapat tumbuh sepanjang tahun. Tanaman ini tumbuh dengan optimal pada daerah dengan iklim hangat. Bayam kemungkinan berasal dari daerah asia tenggara atau Himalaya bagian barat. Tanaman ini pertama ditanam oleh bangsa Persia lalu menyebar ke daerah Cina dari Nepal. Pada abad ke sebelas mulai diperkenalkan ke bangsa Eropa. Tanaman bayam dapat dijadikan sebagai alternatif tanaman tumpang sari saat terjadi kekeringan sehingga pasokan air sedikit. Jenis-jenis bayam yang umumnya diusahakan pleh para petani Nazaruddin, 1998: 1. Amaranthus tricolor L. bayam cabut Batang bayam berwarna kemerahan bayam merah dan ada yang berwarna keputih-putihan bayam putih. Pada umumnya bayam cabut dijual dalam bentuk ikatan. 2. Amaranthus dubius Termasuk dalam jenis bayam petik. Memiliki bentuk daun yang lebar bewarna hijau tua atau kemerah-merahan. Amaranthus tricolor dan Amaranthus dubius merupakan sayuran yang cocok ditanam pada dataran rendah. 3. Amaranthus cruentus Varietas ini memiliki ciri-ciri batang tegak dengan daun besar dan bewarna hijau abu-abu. Bayam ini berasal dari Amerika Selatan. Varietas ini cocok ditanam pada dataran tinggi. Waktu tanam pada komoditas bayam yang baik adalah pada akhir musim kemarau dan akhir musim hujan. Tanaman bayam merupakan tanaman yang membutuhkan tanah subur dengan kandungan nitrogen yang tinggi. Dalam pembudidayaannya perlu diperhatikan jarak tanam yang sesuai untuk menghindari terjadinya persaingan pertumbuhan antara tanaman. Umur maksimal pemanenan adalah 35 hari karena setelah melewati umur tersebut daun menjadi kasar dan tanaman telah menghasilkan bunga hingga dapat menurunkan kualitas panen. xxvi

2.2 Sejarah Perkembangan dan Morfologis Kangkung