xlii
Tabel 7
. Jenis dan Sumber Data Penelitian No
Jenis Data Sumber
1. Data Primer:
1. Pengambilan analisis risiko produksi
seperti data sumber daya manusia, produksi harian, harga bibit dan harga
jual produk. 2.
Karakteristik produk. Pengamatan di lapagan
dan wawancara dengan pijak
manajemen Parung Farm
2. Data Sekunder :
1. Data struktur PDB dan perkembangan
luas panen dan produksi komoditas hortikultura di Indonesia.
2. Data perkembangan dan produksi
bayam dan kangkung di Indonesia dan Jawa Barat
Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian,
skripsi terdahulu,
pustaka dan literatur
4.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
pengamatan langsung observasi dan metode kuisioner angket. Pengamatan langsung observasi dilakukan dengan mengamati proses terjadinya budidaya
yang berlokasi di tempat penelitian. Penulis juga melakukan wawancara dengan para pegawai perusahaan untuk mengetahui kegiatan usaha tani.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data dan informasi yang diperoleh diolah menggunakan program Microsoft Excel dan kalkulator. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran keadaan perusahaan dan penerapan manajemen risiko yang dilakukan perusahaan.
Analisis kualitatif dilakukan dengan wawancara dan observasi di lapangan.
xliii
Analisis manajemen risiko dilakukan secara objektif untuk menilai keefektifan dari penerapan manajemen risiko untuk meminimalisasi risiko
produksi. Tahapan analisis dilakukan dengan identifikasi risiko, faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya risiko, mengukur nilai risiko, menangani risiko,
mengevaluasi risiko serta melihat daya keefektifan manajemen risiko yang diterapkan oleh perusahaan Parung Farm. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah
manajemen risiko yang diterapkan perusahaan telah cukup baik atau perusahaan perlu untuk melakukan perbaikan. Analisis kuantitatif terdiri dari analisis risiko
pada kegiatan produksi.
4.4.1 Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisasi
Identifikasi peluang diperoleh berdasarkan kejadian pada kegiatan produksi perusahaan yang dapat diukur berdasarkan pengalaman yang terjadi pada
perusahaan. Peluang dari masing-masing kegiatan produksi diperoleh pada kondisi terendah, normal dan tertinggi. Pengukuran peluang P pada setiap
kondisi diperoleh berdasarkan frekuensi kejadian terjadi selama berlangsungnya kegiatan dibagi dengan periode pada waktu proses produksi.
P=fT Keterangan: f = Frekuensi kejadian kondisi tertinggi, normal dan terendah
T = Periode waktu proses produksi Pengambilan keputusan untuk tindakan yang mengandung resiko dapat
diselesaikan dengan menggunakan expected return. Expected return merupakan jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi dari peluang masing-masing suatu
kejadian yang tidak pasti. Rumus Expected Return dituliskan dengan Elton dan Gruber, 1995 :
keterangan : ER
i
= Expected return P
i
= Peluang dari suatu kejadian R
i
= Return Produktivitas dan Pendapatan Untuk mengukur resiko yang dihadapi perusahaan digunakan pendekatan sebagai
berikut :
xliv
a Variance
Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan ekspetasi return dikalikan dengan peluang daris setiap kejadian.
Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995 :
σ
Ɩ 2
= R
ij
- Ř
i 2
keterangan: σ
Ɩ 2
= Variance dari return P
ij
= Peluang dari suatu kejadian 1,2,3,…1= kondisi tertinggi, 2= kondisi normal, 3= kondisi terendah
Ř
i
= Expected Return Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka
semakin kecil penyimpangannya. Sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha.
b Standar Deviation
Standar Deviation dapat diukur dari akar kuadrat dai nilai variance. Risiko
dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga Covariance antara kedua aktiva i dan j dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
σ
ij
= ρ
ij
σ
i
σ
j
keterangan ρ
ij =
Nilai koefisien korelasi diantara asset i dan asset j
Dari nilai koefisien korelasi investasi asset i dan j ρ
ij
mempunyai nilai maksimum positif satu +1 dan minimum negatif satu -1. Beberapa
kemungkinan korelasi diantara dua asset diantaranya yaitu : 1.
Nilai koefisien korelasi positif satu +1 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua asset i dan j selalu bergerak bersama-sama.
2. Nilai koefisien korelasi negatif satu -1 mempunyai arti bahwa kombinasi
dari dua asset i dan j selalu bergerak berlawanan arah. 3.
Nilai koefisien korelasi nol 0 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua asset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain.
c Coefficient Variation
Coefficient Variation diukur dari rasio standard deviation dengan return yang
diharapkan atau ekspektasi return expected return. Semakin kecil nilai Coefficient Variation
maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus Coefficient Variation
adalah Elton dan Gruber, 1995:
xlv
keterangan: CV
= Coefficient variation = Standard deviation
Ř
i
= Expected return
4.4.2 Analisis Resiko pada Kegiatan Diversifikasi
Diversifikasi usaha umumnya dilakukan untuk meminimalisasi resiko yang mungkin terjadi pada kegiatan perusahaan. Risiko yang dihadapi disebut
dengan risiko portofolio. Untuk menghitung risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha.
Diversifikasi yang dilakukan Parung Farm adalah dengan diversifikasi komoditas sayuran hijau. Untuk investasi dengan dua asset maka dituliskn sebagai berikut
Elton dan Gruber, 1995: σ ρ
2
= k σί
2
+ ί – k
2
σ
ij 2
+ 2 k ί – k σ
ij
Keterangan : σ ρ
2
= Variance portofolio untuk investasi i dan j σ
ij
= Covariance antara investasi i dan j k
= Fraction portofolio pada investasi asset i l-k
= Fraction portofolio pada investasi asset j Covariance
antara kedua investasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut Elton dan Gruber, 1995:
σ
ij =
ρ
ij
σ
i
σ
j
Keterangan : σ
ij
= Nilai koefisien korelasi antara investasi i dan j
4. 5 Pemetaan Risiko
Sebelum dapat menangani risiko, hal yang perlu dilakukan adalah memetakan risiko tersebut. Menurut Kountur 2006, peta risiko adalah gambaran
tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan
dampak. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 3.
Kuadran 2 Kuadran 1
Dampak Rp
Besar
xlvi
Gambar 3 . Peta Risiko
Sumber : Kountur 2006
Probabilitas kemungkinan terjadinya risiko kemudian dibagi menjadi dua bagian yaitu besar dan kecil. Sedangkan dampak risiko juga dibagi menjadi dua
bagian yaitu besar dan kecil. Batas antara kemungkinan besar dan kemungkinan kecil ditentukan oleh manajemen, tetapi pada umumnya risiko yang
probabilitasnya 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil. Demikian
pula halnya dengan batas dampak besar dan kecil dari risiko. Batas – batas
tersebut ditentukan oleh perusahaan Kountur, 2006.
4. 6. Penanganan Risiko
Perusahaan melakukan usahanya dengan tujuan memaksimalkan keuntungan atau laba bagi perusahaan. Untuk mencapai hal ini maka resiko usaha
perlu di perkecil dampaknya. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menangani risiko yang terjadi diantaranya yaitu strategi penghindaran
risiko dan mitigasi risiko meminimalkan terjadinya risiko.
a. Penghindaran Risiko Preventif
Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam kemungkinan atau probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan
xlvii
menangani risiko yang berada pada kuadran 1 dan 3. Penanganan risiko dengan menggunakan startegi preventif, maka risiko yang ada pada kuadran 1 akan
bergeser ke kuadran 2 dan risiko yang berada pada kuadran 3 akan bergeser ke kuadran 4 Kountur, 2006. Penanganan risiko dengan menggunakan strategi
preventif dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Penghindaran Risiko Strategi Preventif
Sumber : Kountur 2006
b. Mitigasi Risiko
Strategi mitigasi digunakan untuk meminimalisasi dampak risiko yang terjadi. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan
dengan menggunakan strategi mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko sedemikian
rupa sehingga risiko yang berada pada kuadran dua dapat bergeser ke kuadran empat dan risiko yang berada pada kuadran 1 akan bergeser ke kuadran 3. Strategi
mitigasi dapat dilakukan dengan metode diversifikasi, penggabungan dan pengalihan risiko Kountur, 2006. Strategi mitigasi risiko dapat dilihat pada
Gambar 5.
Kecil Besar
Besar Kecil
Kuadran 2 Kuadran 1
Kuadran 4 Kuadran 3
Dampak Rp
Probabilitas
Besar
Dampak Rp
Kuadran 2 Kuadran 1
xlviii
Gambar 5. Mitigasi Risiko
Sumber : Kountur 2006
Hanafi 2006, memberikan alternatif strategi untuk menghadapi risiko selain penanganan dengan cara preventif dan mitigasi Gambar 6.
1. Probabilitas kecil dan dampak kecil : low control
Perusahaan bisa menerapkan pengawasan yang rendah terhadap risiko pada kategori ini
2. Probabilitas kecil dan dampak besar : detect and monitor
Jika terjadi risiko pada jenis ini, perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup besar dan kemungkinan akan mengalami kebangkrutan.
3. Probabilitas besar dan dampak kecil : monitor
Perusahaan bisa memonitor risiko – risiko yang ada pada kuadran ini untuk
memastikan bahwa risiko tersebut masih berada pada wilayah normal. 4.
Probabilitas besar dan dampak besar : prevent at source Tipe risiko ini menunjukan bahwa perusahaan tidak lagi bisa mengendalikan
risiko, dan dapat mengakibatkan kebangkrutan.
Kuadran 2 Detect and
monitor Kuadran 1
Prevent at source
Kuadran 4 Kuadran 3
Dampak Rp
Besar Kecil
Besar Kecil
Probabilitas
Kuadran 4 Kuadran 3
xlix
Gambar 6
. Alternatif Strategi Menghadapi Risiko Sumber : Hanafi 2006
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
l
Parung Farm merupakan merk produsen sayuran segar dari PT Kebun Sayur Segar. Parung Farm merupakan perusahaan agrbisnis yang bergerak di
bidang produksi dan trading sayuran segar. Perusahaan telah berdiri sejak 1998 dan telah berbadan hukum dengan bentuk perseroan terbatas.Ide awal bedirinya
perusahaan dimulai dari beberapa orang Sarjana Pertanian dari BPPT yang memperkenalkan teknologi hidroponik pada November 1998 kepada pendiri
sekaligus pemegang mayoritas modal usaha. Pada awal berdirinya, perusahaan melakukan terlebih dahulu uji coba pada 150 tanaman paprika varietas Spartacus,
300 tanaman tomat varietas recent, 150 tanaman mentimun Jepang varietas spring swallow
dan 150 tanaman melon varietas eagle. Kegiatan budidaya dilakukan dengan menggunakan greenhouse seluas 400 m
2
dengan sistem pengairan irigasi tetes dan media tanam substrat arang sekam. Pada tahun 2000 Parung Farm telah
mulai melakukan usaha komersil yang ditandai dengan produksi dan penjualan sayuran dan buah segar hidroponik.
Jumlah sayur yang diusahakan perusahaan berkembang menjadi 10 jenis seperti bayam hijau, pakchoi putih dan kangkung mulai tahun 2001. Penambahan
jumlah greenhouse pada tahun 2002 juga menambah luas lahan yang diusahakan oleh Parung Farm. Luas lahan untuk budidaya menjadi 3.800 m
2
yang terdiri atas 8 unit greenhouse untuk produksi dengan 7 unit untuk bagian produksi dan 1 unit
untuk persemaian. Pada tahun yang sama perusahaan bekerjasama dengan Karang Taruna setempat melakukan diversifikasi usaha anggrek.
Pada bulan Juni 2003 Parung Farm mendirikan perusahaan komersil dengan nama PT Kebun Sayur Segar. PT Kebun Sayur Segar digerakkan oleh
tenaga-tenaga muda yang professional, dengan tetap mendapat bimbingan dari pendiri perusahaan. Produk dari perusahaan pertanian ini telah dapat ditemui pada
supermarket dan hypermarket di Jabodatabek dan Bandung. Usaha kerjasama dengan pihak luar ini dilakukan perusahan selain untuk
menambah keuntungan perusahaan juga untuk memberikan lapangan pekerjaan pada lingkungan masyarakat sekitar. Unit usaha aggrek ini terdiri dari satu unit
greenhouse produksi dan laboratorium kultur jaringan. Usaha ini dinamakan
Kebun Anggrek Parung Farm. Jumlah pekerja pada unit usaha ini terdiri atas dua
li
orang. Sebagian besar pembeli mendatangi langsung perusahaan untuk melakukan penilaian produk dan pembelian.
Selain itu perusahaan juga memiliki unit usaha jamur tiram putih, kolam ikan dan bebek pedaging. Semua usaha ini masih berada di bawah Parung Farm
dan dikendalikan oleh manager perusahaan. Untuk usaha jamur tiram putih peusahaan tidak melakukan penjualan langsung. Hal ini karena perusahaan telah
melakukan kerjasama dengan para penjual di pasar Parung setempat. Para penjual langsung menampung hasil produksi jamur tiram putih perusahaan. Hal ini
berbeda dengan sistem pemasaran untuk sayuran segar. Selain menjual pada produsen tetap seperti swalayan, perusahaan juga menjual langsung pada
konsumen lain yang mendatangi perusahaan. Perusahaan tidak menetapkan jumlah pembelian minimum untuk jenis konsumen ini.
Hingga saat ini kebun Parung Farm yang terletak di daerah Parung hanya mengusahakan dua komoditi sayuran segar. Perusahaan tidak memiliki rencana
untuk melakukan penambahan komoditi sayuran walaupun masih tersedia lahan kosong. Pihak manajemen beranggapan usaha yang dilakukan saat ini telah cukup
menguntungkan dan tidak perlu dilakukan penambahan komoditi. Untuk melakukan penambahan komoditi perusahan memerlukan biaya untuk riset dan uji
coba, penambahan pekerja dan pemasaran sayuran. Keterbatasan ini juga didukung dengan cuaca di Parung yang tidak cocok untuk kebanyakan jenis
sayuran komersil. Pengembangan yang dilakukan perusahaan dilakukan dengan menanam
sayuran organik dan penambahan pemasaran produk. Komoditi yang diusahakan adalah kangkung dan telah memiliki konsumen tersendiri. Unit pengusahan dan
pekerja untuk sayuran ini disatukan unit hidroponik. Perusahaan berencana melakukan pengembangan pemasaran dengan ekspor ke Singapura. Untuk
mewujudkannya Parung
Farm ikut
dalam berbagai
pameran untuk
memperkenalkan produknya ke produsen luar.
5.2 Lokasi dan Kondisi Perusahaan