xliii
Analisis manajemen risiko dilakukan secara objektif untuk menilai keefektifan dari penerapan manajemen risiko untuk meminimalisasi risiko
produksi. Tahapan analisis dilakukan dengan identifikasi risiko, faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya risiko, mengukur nilai risiko, menangani risiko,
mengevaluasi risiko serta melihat daya keefektifan manajemen risiko yang diterapkan oleh perusahaan Parung Farm. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah
manajemen risiko yang diterapkan perusahaan telah cukup baik atau perusahaan perlu untuk melakukan perbaikan. Analisis kuantitatif terdiri dari analisis risiko
pada kegiatan produksi.
4.4.1 Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisasi
Identifikasi peluang diperoleh berdasarkan kejadian pada kegiatan produksi perusahaan yang dapat diukur berdasarkan pengalaman yang terjadi pada
perusahaan. Peluang dari masing-masing kegiatan produksi diperoleh pada kondisi terendah, normal dan tertinggi. Pengukuran peluang P pada setiap
kondisi diperoleh berdasarkan frekuensi kejadian terjadi selama berlangsungnya kegiatan dibagi dengan periode pada waktu proses produksi.
P=fT Keterangan: f = Frekuensi kejadian kondisi tertinggi, normal dan terendah
T = Periode waktu proses produksi Pengambilan keputusan untuk tindakan yang mengandung resiko dapat
diselesaikan dengan menggunakan expected return. Expected return merupakan jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi dari peluang masing-masing suatu
kejadian yang tidak pasti. Rumus Expected Return dituliskan dengan Elton dan Gruber, 1995 :
keterangan : ER
i
= Expected return P
i
= Peluang dari suatu kejadian R
i
= Return Produktivitas dan Pendapatan Untuk mengukur resiko yang dihadapi perusahaan digunakan pendekatan sebagai
berikut :
xliv
a Variance
Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan ekspetasi return dikalikan dengan peluang daris setiap kejadian.
Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995 :
σ
Ɩ 2
= R
ij
- Ř
i 2
keterangan: σ
Ɩ 2
= Variance dari return P
ij
= Peluang dari suatu kejadian 1,2,3,…1= kondisi tertinggi, 2= kondisi normal, 3= kondisi terendah
Ř
i
= Expected Return Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka
semakin kecil penyimpangannya. Sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha.
b Standar Deviation
Standar Deviation dapat diukur dari akar kuadrat dai nilai variance. Risiko
dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga Covariance antara kedua aktiva i dan j dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
σ
ij
= ρ
ij
σ
i
σ
j
keterangan ρ
ij =
Nilai koefisien korelasi diantara asset i dan asset j
Dari nilai koefisien korelasi investasi asset i dan j ρ
ij
mempunyai nilai maksimum positif satu +1 dan minimum negatif satu -1. Beberapa
kemungkinan korelasi diantara dua asset diantaranya yaitu : 1.
Nilai koefisien korelasi positif satu +1 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua asset i dan j selalu bergerak bersama-sama.
2. Nilai koefisien korelasi negatif satu -1 mempunyai arti bahwa kombinasi
dari dua asset i dan j selalu bergerak berlawanan arah. 3.
Nilai koefisien korelasi nol 0 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua asset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain.
c Coefficient Variation
Coefficient Variation diukur dari rasio standard deviation dengan return yang
diharapkan atau ekspektasi return expected return. Semakin kecil nilai Coefficient Variation
maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus Coefficient Variation
adalah Elton dan Gruber, 1995:
xlv
keterangan: CV
= Coefficient variation = Standard deviation
Ř
i
= Expected return
4.4.2 Analisis Resiko pada Kegiatan Diversifikasi