64
C. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara, observasi, beserta analisis secara langsung
terhadap laporan keuangan milik pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak
lain. Data sekunder diperoleh dari bank, Dinas Koperasi dan UKM Tangerang Selatan, download melalui internet.
Wawancara interview merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden Jogiyanto, 2007. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam wawancara yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Wawancara dilakukan secara terarah
dengan daftar pertanyaan yang terlebih dahulu disusun dan direncanakan. Observasi observation, merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. Observasi bisa dilakukan dengan mengamati subyek, obyek, maupun
kejadian-kejadian yang terjadi pada responden tanpa mengajukan pertanyaan. Observasi bisa dilakukan terhadap perilaku maupun nonperilaku dari
responden. Salah satu obeservasi nonperilaku yaitu observasi terhadap catatan, teknik ini digunakan dengan maksud untuk mengamati secara cermat
mengamati catatan-catata yang dibuat oleh instansi pemerintah maupun swasta, seperti catatan dari Dinas Koperasi dan UKM di Tangerang Selatan.
65
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisa apa yang akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan,
termasuk pengujiannya Sanusi, 2011. Teknik analisis data merupakan cara atau metode pengumpulan data atau pengukuran variabel yang didalamnya
terdapat banyak muatan analisis yang penting dan harus dikuasia oleh peneliti. Sedangkan data yang dianalisis oleh peneliti berupa data kualitatif
dan data kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menilai objek penelitian
berdasarkan sifat tertentu, sifat data dinyatakan tidak ke dalam bentuk angka- angka serta digunakan untuk menjelaskan analisis data yang diolah. Analisis
kualitatif sering disebut sebagai analisis deskriptif dalam penelitian. Sedangkan analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
analisis kuantitatif atau analisa rasio keuangan, uji pangkat tanda Wilcoxon, dan uji k independen sampel dengan menggunakan metode Kruskal-Wallis.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang responden yang menjadi obyek penelitian dan memberikan gambaran umum
tentang resonden yang menjadi objek penelitian dan memberikan gambaran mengenai tanggapan responden atas permasalahan yang diteliti oleh peneliti.
Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan data dari variabel yang diteliti. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis ini adalah dengan
66
menggunakan frekuensi dan rata-rata. Untuk menganalisis kecenderungan dapat pula menggunakan analisis trend.
a. Distribusi Frekuensi
Data yang dikumpulkan oleh peneliti biasanya masih berupa data mentah dan tidak beraturan sehingga sulit untuk dideskripsikan. Sehingga data-
data tersebut perlu dikelompokkan dengan cara disusun secara berkelas. Daftar yang memuat data berkelompok dimaksud dengan distribusi
frekuensi. Sedangkan distribusi frekuensi merupakan susunan data menurut kelas interval tertentu atau kategori tertentu didalam sebuah
daftar. b.
Rata-Rata Hitung Rata-rata hitung merupakan nilai yang menunjukkan pusat diantara nilai-
nilai yang ada dalam pengamatan. Rata-rata disebut pula titik penyeimbang dari sekumpulan data antara nilai yang ada di sebelah kirinya
dengan nilai di sebelah kanannya. Berikut rumus yang dapat digunakan untuk menghitung rata-rata dari sebuah data:
Untuk data yang tidak tersusun: �̅ =
�
∑ ��
� �=
Untuk data yang tersusun: �̅ =
∑ � �� ∑ �
Keterangan : fi = frekuensi pada interval kelas ke- I
Xi = titik tengah dari interval kelas ke-i
67
∑fi = n
2. Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Wilcoxon’s Sign Rank Test
Menurut Sanusi 2011, Uji statistik pangkat tanda Wilcoxon termasuk kedalam jenis statistik non parametik. Uji peringkat bertanda Wilcoxon dan
uji tanda mempunyai kegunaan yang sama, yaitu mengevaluasi efek dari suatu perlakuan. Data uji tanda dapat berupa data nominal maupun ordinal,
sedangkan uji peringkat bertanda Wilcoxon harus berupa data ordinal dan kedua sampel harus juga berpasangan. Uji ini dilakukan pada data yang
berasal dari sejumlah responden yang sama dan berkaitan dengan periode pengamatan yang berbeda yaitu sebelum dan sesudah menggunakan Kredit
Usaha Rakyat. Pengujian non parametik bermanfaat untuk digunakan apabila sampelnya dalam jumlah yang kecil dan mudah dihitung. Kesimpulan dalam
statistik non parametik, dapat ditarik tanpa memperhatikan bentuk distribusi
populasi.
Uji pangkat tanda Wilcoxon merupakan salah satu uji beda yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat dampak yang di peroleh
sebelum dan sesudah menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat pada usaha mikro kecil dan menengah di wilayah Tangerang Selatan. Dengan menguji
apakah ada perbedaan nyata pada variabel-variabel yang diamati pada waktu awal periode pengamatan dan pada akhir periode pengamatan. Setelah uji
tanda Wilcoxon dilakukan maka akan muncul nilai Z dan nilai probabilitas p. Nilai Z dapat digunakan pada sampel dalam jumlah besar atau n ≥ 30 dan
data terdistribusi secara normal. Sedangkan bagi sampel kecil dengan data
68
yang bersifat tidak terdistribusi secara normal atau n ≤ 30 maka dapat digunakan tabel t untuk melihat nilai statistiknya.
Berikut adalah cara menghitung nilai Z untuk melakukan pengujian pangkat tanda Wilcoxon dengan rumus :
Dimana : T = jumlah jenjang atau ranking yang kecil µ
T
=
� �+ 4
�
�= √
� �+ �+
Sedangkan menghitung nilai t untuk melakukan pengujian pangkat tanda Wilcoxon dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
t =
�̅
− � ̅
√
�
+
� �
+ − �
� √�
� √�
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Ho
1
: Tidak ada perbedaan kinerja keuangan UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR ditinjau dari current assets ratio.
Ha
1
: Ada perbedaan kinerja keuangan UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR ditinjau dari current assets ratio.
Ho
2
: Tidak ada perbedaan kinerja keuangan UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR ditinjau dari assets turnover ratio.
Ha
2
: Ada perbedaan kinerja keuangan UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR ditinjau dari assets turnover ratio.
Z=
�− � �
69
Ho
3
: Tidak ada perbedaan kinerja keuangan UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR ditinjau dari debt equity ratio.
Ha
3
: Ada perbedaan kinerja keuangan UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR ditinjau dari debt equity ratio.
Ho
4
: Tidak Ada perbedaan kinerja keuangan UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR ditinjau dari net profit margin ratio.
Ha
4
: Ada perbedaan kinerja keuangan UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR ditinjau dari net profit margin ratio.
Nilai tingkat keyakinan α yang digunakan sebesar 0,100 dengan nilai Z
tabel
sebesar -1,64. Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan nilai probabilitas p
dengan nilai tingkat keyakinan α. Jika probabilitas p 0,100 Ho diterima, dan jika probailitas p 0,100 maka Ha diterima.
3. Analisis Kuantitatif Analisis Rasio Keuangan
Penyusunan laporan keuangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk informasi yang lengkap mengenai kondisi
keuangan perusahaan. Laporan keuangan memberikan gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
berdasarkan jangka waktu tertentu Harahap, 2010. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai
prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan ini dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam
suatu periode, dan arus dana kas perusahaan dalam periode tertentu melalui laporan keuangan ini kinerja keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
70
dapat diukur dengan melakukan perhitungan rasio, yaitu berupa rasio likuiditas current assets, aktivitas assets turnover, solvabilitas debt equity
ratio, dan rasio profitabilitas net profit margin. Teknik analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui perbandingan
kinerja keuangan antara kinerja keuangan UMKM. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan UMKM di kota Tangerang Selatan
sebelum dan sesudah menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
masing-masing Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang diproksikan melalui empat rasio yaitu: Current Assets Ratio, Assets Turnover Ratio, Debt Equity
Ratio, Net Profit Margin. a.
Analisis Current Assets Ratio Usaha Mikro Kecil dan Menengah ditunjukkan oleh perbandingan harta lancar dengan hutang lancar.
Rumus Current Assets Ratio UMKM daerah dapat diformulasikan sebagai berikut Rodoni dan Ali, 2010
Current Assets Ratio =
H H
x 100 b.
Analisis Assets Turnover Usaha Mikro Kecil dan Menengah ditunjukkan oleh perbandingan penjualan bersih perusahaan dengan
total harta yang dimiliki perusahaan. Rumus Assets Turnover UMKM dapat diformulasikan sebagai berikut Rodoni dan Ali, 2010
Assets Turnover Ratio =
P B
H
x 100
71
c. Analisis Debt Equity Ratio Usaha Mikro Kecil dan Menengah
ditunjukkan oleh perbandingan kewajiban lancar ditambah hutang jangka panjang dengan modal yang dimiliki perusahaan. Rumus Debt
Equity Ratio UMKM dapat diformulasikan sebagai berikut Rodoni dan Ali, 2010
Debt Equity Ratio =
H
x 100 d.
Analisis Net Profit Margin Usaha Mikro Kecil dan Menengah ditunjukkan oleh perbandingan laba bersih setelah pajak dengan
penjualan bersih yang dimiliki perusahaan. Rumus Net Profit Margin UMKM dapat diformulasikan sebagai berikut Rodoni dan Ali, 2010
Net Profit Margin =
B P
P B
x 100
Analisis rasio ini digunakan untuk menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lain. Perbedaan
jenis perusahaan memungkinkan terjadinya perbedaan nilai rasio antar perusahaaan Harahap, 2010. Begitu pula yang terjadi pada responden dalam
penelitian ini. Setiap UMKM di Tangerang Selatan yang menggunakan dana KUR baik sebelum maupun sesudah dimungkinkan memiliki nilai rasio yang
berbeda-beda.
4. Uji Statistik Kruskal-Wallis Kruskal-Wallis Test
Uji kruskal-wallis diperkenalkan oleh W.H Kruskal dan W.A. Wallis pada tahun 1952. Uji ini pada dasarnya sama dengan uji ANOVA. Uji ini
digunakan jika uji normalitas tidak terpenuhi. Uji Kruskal-Wallis juga disebut
72
dengan analisis varians satu arah dengan data peringkat. Uji ini dilakukan pada sampel independen Sanusi, 2011
Uji ini termasuk kedalam uji statistik non parametik dengan asumsi kenormalan data yang tidak terpenuhi. Uji ini bisa dilakukan pada jumlah
sampel yang kecil dan lebih mudah dihitung daripada metode parametik. Uji Kruskal-Wallis digunakan sebagai uji beda dengan alasan data yang
diteliti berasal dari sejumlah responden yang berbeda dan tidak berkaitan dengan periode waktu pengamatan yang berbeda sebelum dan sesudah
menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat dari bank pelaksana atau penyalur kredit tersebut.
Dengan uji Kruskal-wallis, dalam penelitian ini digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan signifikan mengenai kinerja keuangan antar
UMKM di Tangerang Selatan. Adapun variabel yang diamati dan diuji dalam penelitian ini adalah Current Assets Ratio, Assets Turnover Ratio, Debt
Equity Ratio, dan Net Profit Margin perusahaan. Berikut adalah cara menghitung nilai H untuk melakukan pengujian
Kruskal-Wallis dengan rumus:
Keterangan: N = Jumlah sampel gabungan
ƩR
1
+ ƩR
2
+ƩR
2
+…+ƩR
k
= jumlah peringkat sampel kelompok 1,2,3,…, k k = banyak kelompok sampel
H =
� �+
[
∑ � �
+
∑ � �
+
∑ � �
+ ⋯ +
∑ �
�
�
] − 3 � + 1
73
n = jumlah sampel pada masing-masing kelompok Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
H ≤ χ
2
; ɑ : df: k-1 maka H
diterima H ≥ χ
2
; ɑ : df: k-1 maka H
ditolak Nilai tingkat keyakinan α yang digunakan sebesar 0,100. Pengambilan
keputusan didasarkan pada perbandingan nilai Chi-kuadrat χ
2
hitung yang dihasilkan model uji dengan nilai Chi-kuadrat
tabel χ
2
= 6,251. Jika Chi- kuadrat hitung 6,251, Ho diterima. Jika Chi-kuadrat hitung 6,251, maka
Ho ditolak. Setelah uji kruskal wallis dilakukan akan muncul nilai Chi-square dan
nilai probabilitas p. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Ho
1
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan antara UMKM di wilayah Tangerang Selatan berdasarkan current
assets ratio. Ha
1
: Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan antara UMKM di wilayah Tangerang Selatan berdasarkan current assets
ratio. Ho
2 :
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan antara UMKM di wilayah Tangerang Selatan berdasarkan assets
turnover. Ha
2
: Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan antara UMKM di wilayah Tangerang Selatan berdasarkan assets turnover.
74
Ho
3
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan
antara UMKM di wilayah Tangerang Selatan berdasarkan debt equity ratio.
Ha
3 :
Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan antara UMKM di wilayah Tangerang Selatan berdasarkan debt equity ratio.
Ho
4
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan antara UMKM di wilayah Tangerang Selatan berdasarkan net profit
margin. Ha
4
: Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan antara UMKM di wilayah Tangerang Selatan berdasarkan net profit margin.
Jika probabilitas p 0,100 Ho diterima, jika probabilitas p 0,100 maka Ha diterima.
Signifikansi penelitian in i akan membandingkan χ
2 tabel
dan χ
2 hitung
. Test statistic bagi rata-
rata adalah nilai χ dari rata-rata, karena α = 10 maka nilai kritis yang bersesuaian dari table adalah χ
0,100
= 6,25.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Berikut adalah
definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Brigham dan Houston , 2012:
75
1. Current Assets Ratio
Rasio ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar
hutang jangka pendek Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Tangerang Selatan mampu ditutupi oleh harta yang dimiliki perusahaan dan akan
dikonversikan menjadi kas dalam waktu dekat. Satuan ukur yang digunakan adalah dalam bentuk kali atau rupiah atau persen.
Current Assets Ratio =
H H
x 100 2.
Total Assets Turnover Ratio Rasio ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur
aktivitas perusahaan. Rasio ini merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengatur
harta yang dimiliki dengan cara mengukur perputaran semua asset perusahaan. Pengukuran bisa dilakukan dengan membagi total
penjualan bersih perusahaan dengan total harta yang dimiliki perusahaan. Satuan yang digunakan dalam bentuk kali atau rupiah
atau persen.
Assets Turnover Ratio =
P B
H
x 100 3.
Debt Equity Ratio Rasio ini merupakan bagian dari rasio solvabilitas yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya dengan modal yang dimiliki. Pengukuran bisa
76
dilakukan dengan membandingkan total hutang dengan total modal. Satuan yang digunakan dalam bentuk kali atau rupiah atau persen.
Debt Equity Ratio =
H
x 100 4.
Net Profit Margin Rasio ini merupakan bagian dari rasio profitabilitas. Rasio ini
digunakan untuk
mengukur kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan laba melalui hasil penjualan yang mampu dicapai oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Cara mengukur rasio ini dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih perusahaan. Satuan yang digunakan dalam pengukuran ini adalah
rupiah atau persen. Net Profit Margin =
B P
P B
x 100
77
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis
Kota Tangerang Selatan merupakan kota yang terletak di bagian Timur Provinsi Banten. Kota ini terletak sekitar 30 km sebelah barat Jakarta dan 90
km sebelah tenggara Serang, ibu kota provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan memiliki batas administratif sebagai berikut;
Sebelah Timur : Kota Depok dan DKI Jakarta Sebelah Barat : Kabupaten Tangerang
Sebelah Utara : Kota Tangerang dan DKI Jakarta Sebelah Selatan : Kota Bogor dan Kota Depok
Gambar 4.1 Peta Administratif Kota Tangerang Selatan
Sumber : BPS Tahun, 2014