115
c. Variabel Debt Equity Ratio
Tabel 4.26 Uji K Sampel Independen Kruskal Wallis Pada
Debt Equity Ratio Antara UMKM di Tangerang Selatan
Test Statistics
a,b
DER Chi-Square
1.973 Df
4 Asymp. Sig.
.741 a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: UKM
Sumber : hasil analisis, 2016 Pada debt equity ratio
, nilai χ
2 hitung
sebesar 1,973. Hal ini men
unjukkan χ
2 hitung
6,251 atau nilai –p sebesar 0,741 -p 0,100. Berarti
Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan antar UMKM di
Tangerang Selatan berdasarkan rasio solvabilitas debt equity ratio. Menurut Darsono 2009, rasio ekuitas dianggap wajar jika
memiliki nilai rata-rata diatas 50, artinya jumlah ekuitas atau modal sendiri lebih besar dari pada total hutang. Meskipun memiliki perbedaan
antara sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR, kemampuan modal terhadap hutang antar UMKM tidak jauh berbeda. Sebagaimana yang
diperlihatkan dalam tabel 4.19 mengenai perbandingan nilai debt equity ratio antar UMKM mayoritas berada dibawah nilai 50.
116
d. Variabel Net Profit Margin
Tabel 4.27 Uji K Sampel Independen Kruskal Wallis Pada Net Profit Margin
Antara UMKM di Tangerang Selatan Test Statistics
a,b
NPM Chi-Square
2.171 Df
4 Asymp. Sig.
.704 a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: UKM
Sumber : hasil analisis, 2016 Berdasarkan perhitungan uji k sampel independen dengan metode
Kruskal Wallis pada net profit margin antar UMKM di Tangerang Selatan menunjukkan, nilai χ
2 hitung
6,251 atau nilai –p sebesar 0,704 -p 0,100. Ini
menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kinerja keuangan antar UMKM di
Tangerang Selatan berdasarkan rasio profitabilitas atau net profit margin perusahaan.
Net profit margin berfungsi untuk mengukur kemampuan UMKM dalam menghasilkan laba usaha. Berdasarkan hasil pengujian kruskal wallis
dan melihat pada tabel 4.19 mengenai perhitungan perbandingan kinerja keuangan antar UMKM nilai dari NPM UMKM tidak jauh berbeda dan
memiliki nilai yang rendah. Secara keseluruhan, kemampuan manajemen dalam memperoleh laba dianggap buruk dibandingkan dengan perusahaan
sejenis atau pesaing. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kondisi pasar yang tidak menentu dan manajemen yang buruk. Menurut
117
Darsono 2009, dalam kondisi ini manajemen tidak mampu mengurangi aktivitas yang belum bernilai tambah dan belum mampu meluaskan pangsa
pasar.
118
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan kinerja keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM di
Tangerang Selatan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan sebelum dan sesudah menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat KUR.
Berdasarkan analisis statistik deskriptif, analisis rasio keuangan, dan pengujian hipotesis menggunakan uji pangkat tanda Wilcoxon dan uji k
sampel independen dengan menggunakan metode Kruskal Wallis untuk melihat dampak dari KUR. Dilakukan pengujian terhadap keempat
variabel rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan antara UMKM. Keempat variabel tersebut adalah Current Assets Ratio
rasio likuiditas, Assets Turnover Ratio rasio aktivitas, Debt Equity Ratio rasio solvabilitas, Net Profit Margin rasio profitabilitas.
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat deperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, dapat disimpulkan
bahwa terdapat terdapat pertumbuhan serta perbedaan kinerja keuangaan UMKM di Tangerang Selatan sebelum dan sesudah
menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat KUR. Analisis terhadap beberapa variabel yang terdapat dalam kinerja keuangan
UMKM menyebutkan bahwa ada peningkatan nilai terhadap