Kinerja Keuangan UMKM Sebelum dan Sesudah Menggunakan Dana KUR

91 undang yaitu hasil penjualan per tahun bagi usaha kecil diatas Rp 300.000.000,00 dan dibawah Rp 2.500.000.000,00.

b. Kinerja Keuangan UMKM Sebelum dan Sesudah Menggunakan Dana KUR

Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis kinerja keuangan masing-masing UMKM. Pengukuran kinerja keuangan dilihat dari laporan keuangan yang dimiliki oleh pelaku usaha baik sebelum maupun sesudah menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat KUR. Dengan rentang waktu tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah menggunakan dana tersebut. Kinerja keuangan UMKM diukur dari beberapa rasio yaitu Current Assets Ratio CA, Assets Turnover Ratio AT, Debt Equity Ratio DER, dan Net Profit Margin Ratio NPM. Masing-masing variabel ini akan menggambarkan kinerja keuangan dari berbagai rasio yaitu rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Besar kecilnya nilai setiap rasio atau variabel akan menggambarkan kondisi perusahaan. Tabel 4.7 menyajikan informasi mengenai current assets ratio dari UMKM sebelum dan sesudah menggunakan KUR. Rata-rata current assets ratio sebelum menggunakan dana KUR tertinggi dialami oleh UD Neti sebesar 7,27 atau 727. Sedangkan rata-rata tertinggi current assets ratio sesudah menggunakan dana KUR dialami oleh UD Riki sebesar 32,71 atau 3.271. Nilai rata-rata terendah sebelum dan sesudah 92 menggunakan dana KUR adalah 0.00. Itu artinya beberapa diantara UMKM banyak yang belum memanfaatkan hutang jangka pendek. Mayoritas dari UMKM lebih senang memanfaatkan hutang jangka panjang untuk membantu permodalan usaha mereka. Keuntungan dari hutang jangka panjang adalah mempermudah UMKM dari segi angsuran yang tidak terlalu membebani usaha mereka. Tabel 4.7 Current Assets Ratio Sebelum dan Sesudah Menggunakan Dana KUR No UMKM Current Assets Ratio Sebelum Sesudah 1 UD Riki 0,00 32,71 0,00 17,78 0,00 0,00 2 UD Rizal 0,00 10,67 0,00 9,98 0,00 16,77 3 UD Rofa 0,00 28,25 0,00 0,00 0,00 0,00 4 UD Gusti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 UD Neti 7,27 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Sumber : Laporan keuangan UMKM, 2016 data diolah Menurut Schiantarelli dan Jaramillo dalam Githaiga dan Kabiru 2015 berpendapat bahwa hutang jangka pendek tidak kondusif untuk produktivitas perusahaan yang lebih baik, sementara hutang jangka panjang dinilai dapat meningkatan produktivitas usaha. Tabel 4.8 menyajikan informasi mengenai assets turnover ratio dari UMKM 93 sebelum dan sesudah menggunakan KUR. Rata-rata assets turnover ratio sebelum menggunakan dana KUR tertinggi dialami oleh UD Neti sebesar 3,53 kali atau 353. Sedangkan rasio terendah sebelum menggunakan dana KUR dialami oleh UD Rizal sebesar 0,47 kali atau 47. Rata-rata assets turnover ratio UMKM sesudah menggunakan dana KUR terendah dialami oleh UD Neti sebesar 0,21 kali atau 21. Sedangkan rata-rata assets turnover ratio sesudah menggunakan dana KUR tertinggi dialami oleh UD Riki sebesar 0,99 kali atau 99. Tabel 4.8 Assets Turnover Ratio Sebelum dan Sesudah Menggunakan Dana KUR No UMKM Assets Turnover Sebelum Sesudah 1 UD Riki 0,82 0,99 1,42 1,15 1,56 0,82 2 UD Rizal 0,67 0,96 0,47 1,04 0,63 0,69 3 UD Rofa 0,67 0,90 0,67 0,54 0,74 0,89 4 UD Gusti 1,21 0,25 1,22 2,70 1,11 1,15 5 UD Neti 3,53 0,21 2,75 0,85 1,94 1,90 Sumber : Laporan keuangan UMKM, 2016 data diolah Tabel 4.9 menyajikan informasi mengenai debt equity ratio UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR. Nilai debt equity ratio tertinggi sebelum menggunakan dana KUR adalah sebesar 3,33 atau 94 333 dialami oleh UD Neti. Sedangkan nilai terendah debt equity ratio sebelum menggunakan dana KUR adalah sebesar 0. Nilai rata-rata debt equity ratio terendah sesudah menggunakan dana KUR adalah sebesar 0,06 atau 6 dialami oleh UD Gusti. Sedangkan nilai debt equity ratio tertinggi sesudah menggunakan dana KUR dialami oleh UD Riki sebesar 0,60 atau 60. Tabel 4.9 Debt Equity Ratio Sebelum dan Sesudah Menggunakan KUR No UMKM Debt Equity Ratio Sebelum Sesudah 1 UD Riki 0,00 0,17 0,00 0,33 0,00 0,60 2 UD Rizal 0,00 0,18 0,00 0,21 0,00 0,24 3 UD Rofa 0,00 0,42 0,00 0,28 0,00 0,28 4 UD Gusti 0,00 0,06 0,00 0,06 0,00 0,08 5 UD Neti 3,33 0,14 0,00 0,14 0,00 0,29 Sumber : Laporan keuangan UMKM, 2016 data diolah Tabel 4.10 menyajikan informasi mengenai nilai net profit margin yang dimiliki UMKM. Rata-rata net profit margin terendah sebelum menggunakan dana KUR dialami oleh UD Rizal sebesar 0,07 atau 7. Sedangkan rata-rata tertinggi dialami oleh UD Neti sebesar 0,68 atau 68. Rata-rata net profit margin sesudah menggunakan dana KUR 95 tertinggi dialami oleh UD Rizal sebesar 0,67 atau 67. Sedangkan rata- rata terendah sesudah menggunakan dana KUR adalah UD Neti sebesar 0. Tabel 4.10 Net Profit Margin Sebelum dan Sesudah Menggunakan KUR No UMKM Net Profit Margin Sebelum Sesudah 1 UD Riki 0,18 0,11 0,17 0,24 0,13 0,65 2 UD Rizal -0,37 0,59 0,09 0,67 0,07 0,73 3 UD Rofa 0,28 -0,06 0,28 0,11 0,37 0,24 4 UD Gusti 0,49 -0,38 0,44 0,51 0,55 0,51 5 UD Neti 0,14 0,00 0,68 0,33 0,65 0,34 Sumber : Laporan keuangan UMKM, 2016 data diolah 1 Uji Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Sebelum Menggunakan KUR Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui tentang kondisi kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan rasio likuiditas Current Ratio, aktivitas Assets Turnover, solvabilitas Debt Equity Ratio, dan profitabilitas Net Profit Margin. 96 Tabel 4.11 Current Assets Ratio UMKM Sebelum Menggunakan KUR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CA 15 .00 7.27 .4847 1.87711 Valid N listwise 15 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20 2016 Nilai terkecil dari current assets ratio adalah 0, dan nilai yang paling tinggi sebesar 727, sedangkan rata-rata curret assets perusahaan sebelum mendapatkan dana KUR sebesar 0.48 atau 48. Semakin tinggi nilai current assets ratio menunjukkan semakin terjaminnya hutang-hutang perusahaan kepada kreditur. Namun hal ini tidak berlaku pada semua perusahaan, hanya perusahaan tertentu saja. Sama halnya dengan UMKM dalam penelitian ini. Kecilnya nilai rata-rata current assets ratio ini dikarenakan hampir mayoritas perusahaan tidak menggunakan atau mempunyai hutang jangka pendek, hanya beberapa perusahaan saja yang menggunakan hutang jangka pendek dalam menjalankan usahanya. Tabel 4.12 Assets Turnover Ratio UMKM Sebelum Menggunakan KUR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AT 15 .47 3.53 1.2940 .86559 Valid N listwise 15 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 2016 Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai assets turnover ratio UMKM atau perusahaan yaitu minimum sebesar 0,47 kali atau 47 dan maksimum sebesar 3,53 kali atau 353 dan rata-rata nilai assets turnover sebelum mendapatkan dana kredit sebesar 129 atau 1.29 kali. Nilai ini dapat digunakan untuk mengukur perputaran semua harta yang dimiliki 97 perusahaan. Rata-rata usaha perusahaan hanya mampu menghasilkan tingkat penjualan sebesar 1.29 kali dari total keseluruhan harta yang dimiliki. Besar kecilnya nilai rasio ini sangat dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang ditentukan dalam penelitian. Tabel 4.13 Net Profit Margin UMKM Sebelum Menggunakan KUR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation NPM 15 -.37 .68 .2767 .26917 Valid N listwise 15 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 2016 Selain melihat kemampuan harta perusahaan dalam menghasilkan penjualan dan melunasi hutang perusahaan, hasil analisis deskriptif ini juga menjelaskan tentang kondisi laba bersih yang dihasilkan perusahaan sebelum mendapatkan dana KUR. Laba bersih perusahaan atau net profit margin. Sebelum mendapatkan bantuan kredit minimal laba bersih yang bisa didapat perusahaan dalam satu tahun sebesar -0.37 atau sekitar -37. Dalam kondisi ini usaha perusahaan mengalami kerugian akibat variabel- variabel lain diluar variabel yang diteliti. Kerugian yang ditanggung oleh perusahaan bisa diakibatkan oleh perputaran barang yang tidak stabil sehingga tingkat penjualan yang dihasilkan rendah dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban usahanya juga rendah atau tidak mampu memenuhi kewajiban perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Sedangkan laba bersih maksimum yang mampu diraih perusahaan sebesar 68. Artinya, perusahaan mampu mendapatkan laba sebesar 68 dari total volume penjualannya dalam satu tahun. Sebagaimana yang telah dijelaskan, dalam kondisi laba bersih maksimum ini, perusahaan 98 mampu mendapatkan laba yang tinggi dari total penjualan yang diperoleh. Ini dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam mengatur perputaran persediaan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata laba bersih yang mampu dihasilkan antar UMKM dalam satu tahun sebesar 27 dari total penjualan bersih perusahaan. Tabel 4.14 Debt Equity Ratio UMKM Sebelum Menggunakan KUR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DER 15 .00 3.33 .2220 .85980 Valid N listwise 15 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 2016 Selain itu, dalam analisis ini juga akan dijelaskan tentang kondisi modal perusahaan dalam melunasi hutang yang dimiliki perusahaan atau lebih sering dikenalnya sebagai debt equity ratio perusahaan. Nilai minimum debt equity ratio DER perusahaan yang dijalankan pelaku UMKM sebesar 0 dan nilai maksimum yang mampu dicapai perusahaan sebesar 330 sedangkan rata-rata UMKM memiliki nilai debt equity ratio DER sebesar 22. Artinya, 22 modal yang dimiliki perusahaan mampu memenuhi kewajiban perusahaan. Nilai ini dipengaruhi oleh total hutang perusahaan dan jumlah modal yang dimiliki perusahaan. Besar kecilnya nilai DER juga dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang ditentukan dalam penelitian ini. Mayoritas dari UMKM di Tangerang selatan lebih banyak memilih untuk menggunakan modal sendiri untuk membiayai seluruh kebutuhan usahanya, hanya beberapa perusahaan atau UMKM saja yang berani memutuskan untuk meminjam dana dari pihak lain. Besar kecil nilai hutang yang dimiliki perusahaan sangat 99 mempengaruhi nilai debt equity ratio perusahaan. Melalui analisis rasio ini juga dapat diketahui bahwa banyak pelaku usaha yang tidak berani mengambil resiko meminjam dana dari pihak lain untuk mendanai usahanya. 2 Uji Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Sesudah Menggunakan Dana KUR Setelah melakukan analisis kinerja keuangan UMKM sebelum menggunakan dana KUR, berdasarkan tabel diatas maka dilakukan analisis terhadap kinerja keuangan UMKM di Tangerang Selatan sesudah menggunakan dana KUR. Dengan analisis ini akan diketahui perkembangan usaha UMKM ditinjau dari kinerja keuangan perusahaan selama tiga tahun setelah menggunakan dana KUR. Dengan menggunakan variabel yang sama untuk mengukur kinerja keuangan UMKM Yaitu Current Assets, Assets Turnover, Debt Equity Ratio, dan Net Profit Margin. Berikut akan dijelaskan kondisi kinerja keuangan UMKM sesudah menggunakan dana KUR. Tabel 4.15 Current Assets Ratio UMKM Sesudah Menggunakan KUR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CA 15 .00 32.71 7.7440 11.27346 Valid N listwise 15 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 2016 Berdasarkan tabel diatas nilai minimum current asset ratio perusahaan sesudah menggunakan dana KUR sebesar 0, dan nilai maksimum sebesar 100 3.271. Sedangkan rata-rata current asset ratio perusahaan adalah 1.127. Besarnya nilai ini didapat dari perbandingan antara nilai harta lancar perusahaan dengan hutang lancar perusahaan. Tidak banyak UMKM di Tangerang Selatan yang menggunakan hutang lancar atau jangka pendek. Hanya beberapa UMKM saja, mayoritas dari mereka lebih memilih menggunakan hutang jangka panjang dengan jatuh tempo yang lebih lama. Besarnya nilai current asset ratio perusahaan dikarenakan adanya peningkatan terhadap jumlah aktiva perusahaan yang lebih besar dibandingkan dengan nilai hutang lancar perusahaan. Jika dirata-rata secara keseluruhan nilai current assets ratio perusahaan mampu mencapai 1.117. Artinya, hutang jangkan pendek perusahaan mampu terpenuhi atau dijamin sebesar 1.117 dari nilai aktiva perusahaan. Pada dasarnya bagi kreditur semakin tinggi nilai current assets perusahaan menunjukkan kondisi perusahaan yang semakin baik dalam memenuhi kewajibannya, namun berbeda menurut perusahaan. Tingginya nilai current asset disini menandakan bahwa terjadi kondisi yang tidak seimbang atau tidak optimal pada aktiva lancar perusahaan. Salah satu penyebab terjadinya ketidak optimalan dalam aktiva UMKM ini disebabkan karena adanya jumlah yang berlebihan dalam aktiva perusahaan yang tidak terkontrol dengan baik seperti menumpuknya jumlah persediaan. 101 Tabel 4.16 Assets Turnover Ratio UMKM sesudah Menggunakan KUR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AT 15 .21 2.70 1.0027 .61641 Valid N listwise 15 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 2016 Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai assets turnover UMKM atau perusahaan yaitu minimum sebesar 0,21 kali atau 21 dan maksimum sebesar 2,70 kali atau 270 dan rata-rata nilai assets turnover sesudah mendapatkan dana kredit sebesar 100 atau 1 kali. Nilai ini dapat digunakan untuk mengukur perputaran semua harta yang dimiliki perusahaan. Rata-rata usaha perusahaan hanya mampu menghasilkan tingkat penjualan sebesar 100 dari total keseluruhan harta yang dimiliki. Tabel 4.17 Debt Equity Ratio UMKM Sesudah Menggunakan KUR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DER 15 .06 .60 .2320 .14507 Valid N listwise 15 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 2016 Sedangkan nilai dari Debt Equity Ratio DER UMKM minimum sebesar 6, sedangkan nilai maksimum dari DER yaitu 60. Secara keseluruhan rata-rata tingkat DER yang mampu dicapai UMKM selama satu tahun adalah sebesar 23.3. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal dari pribadi perusahaan dalam melunasi hutang-hutang. Nilai minimum dari DER, menggambarkan bahwa 6 dari total modal yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan untuk melunasi hutang-hutang yang dimiliki perusahaan. Sedangkan nilai maksimum dari DER merupakan kebalikan 102 dari nilai minimum. Modal maksimum yang dimiliki UMKM dapat digunakan sebesar 60-nya untuk melunasi hutang-hutang yang dimiliki perusahaan. Namun secara keseluruhan, mayoritas rata-rata modal UMKM bisa digunakan untuk melunasi hutang-hutang yang dimiliki perusahaan sebesar 23.3 dari modal pribadi yang dimiliki perusahaan. Salah satu kekuatan dari UMKM yang menjadikannya tetap kuat adalah dengan adanya penggunaan modal sendiri. Meskipun memutuskan untuk meminjam modal dengan cara kredit, namun mayoritas UMKM masih tetap percaya dengan kemampuan usahanya untuk bertahan dan memenuhi beban serta kewajiban usahanya. Tabel 4.18 Net Profit Margin UMKM Sesudah Menggunakan KUR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation NPM 15 -.38 .73 .3060 .31396 Valid N listwise 15 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 2016 Analisis terakhir yang terdapat dalam tabel adalah nilai Net Profit Margin NPM yaitu laba bersih yang mampu dihasilkan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Setelah mendapatkan pinjaman dana dari bank berupa bantuan kredit, nilai minimum dari NPM perusahaan adalah sebesar -38 sedangkan nilai makisimum dari NPM yang mampu dicapai UMKM sesudah mendapatkan dana KUR adalah sebesar 73. Nilai minimum yang dicapai ini menunjukkan nilai minus yang berarti bahwa dalam nilai ini UMKM berada pada titik rugi, perusahaan tidak mampu menghasilkan laba dari hasil penjualan. Kondisi rugi yang dialami oleh usaha perusahaan ini 103 juga dipengaruhi oleh variabel di luar variabel yang diteliti. Kondisi ekonomi yang tidak menentu, lapangan usaha di pasar yang tidak stabil membuat usaha UMKM pun juga tidak berjalan dengan stabil. Kondisi pasar yang baru menuntut para pelaku usaha untuk beradaptasi dengan baik untuk mempertahankan kinerja usahanya. Kondisi serta kemampuan antar UMKM untuk bertahan di pasar sangat berbeda-beda sehingga didapatkan nilai rata-rata NPM yang dimiliki UMKM secara keseluruhan bisa mencapai sebesar 30.6. Usaha yang dijalankan oleh UMKM yang mendapatkan dana KUR ini mampu menghasilkan laba bersih sebesar 30.6 dari total volume penjualan. Meskipun mayoritas responden dalam penelitian ini bergerak dalam bidang yang sama dan sama-sama menggunakan program KUR untuk membantu memodali usaha mereka, mereka memiliki siklus serta kinerja usaha yang berbeda-beda. Perbedaan itu dapat diukur dengan menggunakan variabel lain di luar variabel yang diteliti, seperti: kemampuan mengelola usaha, kondisi lapangan usaha atau pasar yang tidak menentu. Gambar 4.8 Pertumbuhan Rata-Rata Kinerja Keuangan UMKM di Tangerang Selatan Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 2016 2 4 6 8 10 CA AT DER NPM Sesudah KUR Sebelum KUR 104 Dari grafik diatas kita dapat mengetahui pertumbuhan rata-rata dari kinerja usaha UMKM di Tangerang Selatan sebelum dan sesudah menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat untuk membantu perkembangan usaha UMKM. Kinerja usaha UMKM diukur dengan menggunakan current assets, assets turnover, debt equity ratio, dan net profit margin. Pertumbuhan current assets UMKM mengalami pertumbuhan yang cukup pesat yaitu sekitar 1.512, 5. Pertumbuhan current asset yang sangat tinggi, ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan atau pertumbuhan jumlah aktiva lancar perusahaan yang sangat besar jauh dibandingkan dengan hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Bagi perusahaan tentunya ini tidak baik karena akan terjadi kondisi yang tidak optimal dalam usahanya. Harta yang dimiliki perusahaan tidak terkelola dengan baik. Pertumbuhan assets turnover UMKM sebelum dan sesudah menggunakan dana KUR mengalami penurunan sebesar 22.48. Penurunan ini diakibatkan karena naik turunnya penjualan bersih yang tidak tentu jumlah dan periodenya. Penurunan jumlah penjualan bersih ini sangat dipengaruhi oleh iklim usaha yang dihadapi UMKM di pasar. Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa ada pengaruh variabel di luar penelitian yang menyebabkan jumlah penjualan bersih yang di dapat oleh masing-masing UMKM tidak stabil, seperti penggusuran, dan kondisi pasar yang baru. Debt equity ratio DER sebelum dan sesudah menerima dana KUR juga mengalami peningkatan sebesar 4.55, peningkatan ini tidak memiliki jarak yang terlalu jauh antar kondisi DER sebelum dan sesudah 105 menggunakan dana KUR. Meskipun para pengusaha menggunakan dana KUR sebagai tambahan modal usaha mereka namun mereka tetap berusaha mempertahankan eksistensi modal pribadi mereka. Para pengusaha ini tidak bergantung sepenuhnya terhadap dana KUR sebagai pembiayaan secara keseluruhan dan permanen dalam usahanya. Mereka menggunakan modal campuran baik pribadi maupun meminjam melalui kredit dengan prosi yang tidak jauh berbeda. Sedangkan pertumbuhan net profit margin NPM UMKM juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 10.17. Meskipun sempat rugi karena adanya pengaruh pasar atau iklim usaha yang tidak pasti membuat usaha UMKM mengalami ketidak pastian. Mereka harus mempunyai strategi untuk tetap mempertahankan usahanya di pasar baik dengan menggunakan modal sendiri maupun modal pinjaman. Laba yang didapat ini bergantung pada variabel lain di luar penelitian. Pelaku usaha harus mampu menarik konsumen, mereka harus melakukan control usaha serta mencari tempat strategis untuk menjalankan usahanya dan menghasilkan keuntungan. Jadi dapat disimpulkan melalui analisis deskriptif ini kita dapat melihat pertumbuhan kinerja keuangan UMKM di Tangerang Selatan sebelum dan sesudah menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat. Sebagaimana telah dijelaskan diatas pada keempat variabel, tiga variabel yaitu current asset, debt equity ratio, dan net profit margin UMKM 106 mengalami peningkatan, sedangkan satu variabel diantaranya mengalami penurunan yaitu assets turnover.

3. Analisis Kuantitatif Analisis Rasio Keuangan