35
mengajukan kredit. Analisis terhadap penggunaan modal dinilai efektif atau tidak dilihat dari laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi
yang dimiliki nasabah. Dari laporan keuangan tersebut bank akan mengukur kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan
profitabilitas perusahaan. 4
Collateral Jaminan yang diberikan calon debitur kepada bank atas kredit yang
diajukan. Jaminan ini merupakan sumber pembayaran kedua nasabah jika dia tidak mampu memenuhi kewajiban membayar pinjaman.
5 Condition of Economy
Bank perlu melakukan analisis terhadap kondisi ekonomi dan politik saat ini. Hal ini akan dikaitkan dengan keberlangsungan usaha calon
debitur nantinya. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai dipilih dari bisnis yang memiliki prospek bagus dan memiliki kemungkinan
kecil kredit bermasalah. Dapat disimpulkan bahwa setiap prinsip ini diterapkan pada seluruh
nasabah untuk menganalisis kemampuan dari setiap nasabah dalam mengembalikan pinjamannya. Bank akan berusaha untuk menghindari adanya
resiko kredit macet akibat dari adanya ketidakmampuan nasabah dalam melunasi hutang sebagai salah satu faktor.
f. Kualitas Kredit
Kredit merupakan salah satu faktor penentu hidup atau matinya usaha suatu bank. Pemberian kredit dikatakan berkualitas jika kredit tersebut
36
mampu memperkecil kemungkinan kredit tersebut bermasalah. Agar kredit tersebut berkualitas maka bank perlu melakukan pemisahan fungsi dalam
organisasi kredit tersebut. Hal ini dilakukan agar masing-masing fungsi dapat bekerja dengan baik dan menjecegah terjadinya kredit yang
bermasalah. Menurut Sutojo 2008 dalam kasus kredit bermasalah, debitur tidak
menepati janji membayar bunga dan atau kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada
pembayaran. Dalam
dunia perbankan
internasional, kredit
dapat dikategorikan ke dalam kredit bermasalah jika:
1 Terjadi keterlambatan pembayaran bunga dan atau kredit lebih dari
90 hari sejak tanggal jatuh temponya 2
Tidak dilunasi sama sekali 3
Diperlukan negosiasi kembali atas syarat pembayaran kembali kredit dan bunga yang tercantum dalam pinjaman kredit
Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit diperlukan sebuah ukuran. Oleh karena itu Bank Indonesia menggolongkan kualitas
kredit menurut ketentuan sebagai berikut: 1
Kredit Lancar pas Kredit dapat dikatakan lancar jika pembayaran pokok angsuran atau
bunga tepat waktu, memiliki mutasi rekening yang aktif, dan bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai cash collateral.
37
2 Dalam Perhatian Khusus
Kredit yang mendapat perhatian khusus apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui
90 hari, kadang-kadang terjadi cerukan, jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan, mutasi rekening reklatif aktif,
dan didukung dengan pinjaman baru. 3
Kurang Lancar substandard Dikatakan kurang lancar apabila terdapat tunggakan pembayaran
angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari, sering terjadi cerukan, terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang
diperjanjikan lebih dari 90 hari, frekuensi mutasi rekening relatif rendah, terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur,
dan dokumen pinjaman lemah. 4
Diragukan Yang dimaksud dengan kredit diragukan apabila terdapat tunggakan
pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari, terjadi cerukan yang bersifat permanen, terjadi wanprestasi
lebih dari 180 hari, terjadi kapitalisasi bunga, dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.
5 Macet loss
Kredit macet dapat terjadi jika terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari,
kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru, dari segi hukum
38
dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.
3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM a. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah