Teori Struktur Modal Struktur Modal

19 mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan dan ditetapkan manajer.

c. Teori Struktur Modal

1 Trade Off Theory Menurut Brealey et al,.2012 trade off muncul karena manajer sering menganggap keputusan utang-ekuitas perusahaan sebagai trade off antara perlindungan pajak bunga dan biaya masalah keuangan. Model ini menjelaskan keseimbangan antara keuntungan dan kerugian akibat penggunaan hutang. Dimana dalam keadaan pajak nilai perusahaan akan naik minimal dengan biaya modal yang minimal. Sedangkan menurut Brigham dan Houston 2006 trade off theory menyatakan bahwa perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Model trade-off disebabkan karena struktur modal optimum. Dalam teori trade-off hutang akan meningkatkan nilai perusahaan sampai pada titik tertentu, namun apabila sudah terlalu banyak dikhawatirkan akan menyebabkan kebangkrutan. Trade off theory merupakan model struktur modal yang mempunyai asumsi bahwa struktur modal perusahaan merupakan keseimbangan antara keuntungan penggunaan hutang dengan biaya financial distress kesulitan keuangan dan agency cost biaya keagenan. Berdasarkan trade off theory, tingkat laverage dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi cenderung membiayai 20 investasinya dengan mengeluarkan saham, karena harga sahamnya relatif tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi cenderung menanggung costs of financial distress yang besar, karena memiliki risiko keberangkutan yang tinggi. Dengan demikian, tingkat pertumbuhan berhubungan negatif dengan tingkat leverage. Menurut Brigham 2001, hutang mempunyai keuntungan: a Biaya bunga yang mempengaruhi penghasilan pajak, sehingga hutang menjadi lebih rendah. b Kreditur hanya mendapatkan biaya bunga yang bersifat relatif tetap, kelebihan dan kekurangan akan menjadi klaim bagi pemilik perusahaan. Ada beberapa hal yang membuat perusahaan tidak biasa menggunakan hutang sebanyak-banyaknya karena semakin tinggi hutang akan semakin tinggi pula kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan mencakup: a Biaya Langsung Biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, biaya pengacara, biaya akuntan dan biaya-biaya lainnya. b Biaya Tidak Langsung Biaya yang terjadi karena dalam konsisi kebangkrutan perusahaan lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Trade off Theory menekankan adanya keuntungan dari hutang. Hutang dinilai memiliki nilai manfaat yang tinggi bagi pertumbuhan perusahaan. Namun, keberadaan hutang memiliki dua sisi yang harus sama-sama diperhatikan. Perusahaan dinilai tidak baik pula jika tidak memanfaatkan 21 adanya hutang karena hutang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan sisi negatif dari hutang jika perusahaan tidak dapat mengendalikan hutang maka kemungkinan yang akan terjadi pada perusahaan adalah resiko kebangkrutan. Oleh karena itu, manajemen keuangan perusahaan harus membuat resiko keuangan yang mampu menstabilkan kondisi dan keberlangsungan perusahaan. 2 Packing Order Theory Teori Packing Order menjelaskan urutan-urutan pendanaan. Menurut teori ini manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat bunga yang optimal. Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil. Tingkat hutang yang kecil dikarenakan perusahaan tidak membutuhkan dana eksternal. Keuntungan yang tinggi menjadi dana internal perusahaan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan investasi perusaahaan. Teori Pecking-order didasarkan pada empat fakta yang diobservasi oleh Myers tentang perilaku keuangan perusahaan. Pertama, kebijakan deviden adalah “sticky”. Manajer cenderung mempertahankan pembayaran deviden yang stabil, deviden tidak meningkat ataupun menurun dalam menanggapi fluktuasi keuntungan yang sementara. Kedua, perusahaan lebih memilih pembiayaan internal laba dan mempertahankan kas untuk pendanaan eksternal dalam bentuk apapun, utang atau ekuitas. Ketiga, jika perusahaan harus memperoleh pembiayaan eksternal, maka pertama kali yang akan dilakukan perusahaan adalah mengeluarkan sekuritas yang paling aman. 22 Teori ini didasarkan pada informasi asimetrik, yaitu sebuah informasi yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak berupa resiko, prospek dan nilai perusahaan dibanding dengan pemodal publik. Manajemen sebagai pihak yang memiliki informasi lebih banyak dibanding pemodal karena manajemen adalah pihak yang mengambil keputusan keuangan, dan keputusan lainnya terkait keberlangsungan hidup perusahaan. Pramesti Susilowibowo, 2014. Dalam teori ini menjelaskan tentang manfaat dari hutang yang harus diketahui oleh perusahaan. Sama halnya yang terjadi pada perusahaan- perusahaan kecil mereka cenderung enggan menggunakan dana dari pihak eksternal atau hutang, mereka lebih percaya dan yakin pada dana internal yang dimiliki. Ketidakpercayaan pada dana eksternal karena mereka tidak berani mengambil resiko hutang yang diambil. 3 Teori Modigliani dan Miller MM Teori ini mendukung adanya hubungan antara struktur modal dengan biaya modal. Berdasarkan pendekatan laba bersih operasi yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan dan juga nilai dari perusahaan. Menurut teori ini nilai total perusahaan dipengaruhi oleh investasi yang dilakukan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba Pramesti Susilowibowo, 2014. Modigliani dan Miller mengasumsikan bahwa pasar modal bersifat sempurna dan tidak ada pajak. Teori ini juga menyatakan bahwa nilai perusahaan dan posisi kemakmuran pemegang saham tidak dipengaruhi oleh 23 struktur modal. Mereka juga memperhatikan pajak dan penggunaan hutang yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham Moeljadi, 2006. Dalam teori ini menjelaskan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh adanya struktur modal Brigham dan Houston, 2001. Menurut teori ini tidak ada masalah bagi perusahaan dalam membiayai kegiatan operasi, struktur modal tidak relevan. Teori ini dianggap tidak relevan dalam dunia keuangan dikarenakan adanya asumsi-asumsi yang dianggap tidak realistis. Meskipun demikian teori ini merupakan teori yang memiliki peran besar untuk mengembangkan riset selanjutnya tentang struktur modal. Modigliani dan Miller mengembangkan teori trade-off dari struktur modal. Mereka menunjukkan bahwa hutang bermanfaat karena bunga dapat dikurangkan dalam menghitung pajak, tetapi utang juga menimbulkan biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan yang aktual dan potensial. Menurut teori MM, struktur modal dikatakan dalam kondisi optimal jika manfaat pajak dari utang dan biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan berada dalam kondisi seimbang. Dapat disimpulkan bahwa empat teori struktur modal ini mendukung adanya hutang yang mampu meningkatkan nilai perusahaan. Hutang memiliki dua sisi yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Satu sisi hutang memiliki manfaat dan satu sisi hutang dikatakan sebagai resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan. Hutang yang berlebihan akan mendatangkan 24 resiko kebangkrutan. Dua sisi ini merupakan bagian dari keputusanaan keuangan bagi perusahaan.

d. Jenis-Jenis Modal