40
dan menjaga stabilitas perekonomian negara. Sebagai usaha yang fleksibel dan tahan terhadap kondisi apapun. Hal ini mampu dibuktikan pada saat krisis yang
melanda pasar Indonesia sekitar tahun 1997. UMKM mampu bertahan dibandingkan dengan usaha besar yang ada di Indonesia.
b. Tujuan dan Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Tujuan dari adanya Usaha Mikro kecil dan Menengah ini telah di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008, yaitu menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
Peran usaha mikro sangat penting dan memiliki pengaruh besar untuk membangun dan meningkatkan perekonomian sebuah negara. Meskipun masuk
kedalam kategori usaha kecil namun daya serap terhadap tenaga kerja sangat besar. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mampu melahirkan solusi terhadap
permasalahan ketenagakerjaan. Usaha kecil ini dibangun dengan modal atau investasi yang lebih kecil dibanding jenis usaha besar lainnya. Usaha kecil ini
termasuk kedalam jenis usaha yang fleksibel dan mudah beradaptasi dengan perubahan pasar. Hal ini yang menyebabkan usaha mikro terbilang kuat dan
tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan dari luar berupa perubahan-perubahan kondisi pasar atau iklim usaha yang tidak menentu. Jenis usaha ini memiliki
potensi besar, oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk mengembangkan dan memberdayakan UMKM.
41
Menurut Setyobudi 2007 eksistensi peran UMKM dalam membangun perekonomian nasional ditunjukkan melalui data-data empiris di lapangan
yaitu: 1
UMKM menduduki posisi teratas sebagai industri dengan jumlah besar yang terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Pada tahun 2005
tercatat jumlah UMKM adalah 44,69 unit atau 99,9 dari jumlah total
unit usaha.
2 Memiliki potensi yang besar dalam menyerap tenaga kerja. Setiap unit
investasi pada sektor UMKM mampu menciptakan kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha
besar. Sektor UMKM mampu menyerap 77,68 juta tenaga kerja atau
99,77 dari total angkatan kerja yang bekerja.
3 UMKM berkontribusi besar dalam pembentukan PDB yang cukup
signifikan yaitu sebesar 54,22 dari total PDB. c. Permasalahan Yang Dihadapi UMKM
Meskipun tergolong ke dalam jenis usaha yang tahan terhadap ketidak pastian kondisi ekonomi seperti krisis, UMKM sebagai industri kecil juga
memiliki banyak permasalahan. Permasalahan yang berasal dari internal perusahaan ataupun dari luar perusahaan. Industri kecil ini dibangun dengan
cara yang sederhana atau tradisional. Pemilik pun tidak harus memiliki syarat khusus untuk mengelola usaha. Pengelolaan dilakukan secara sederhana.
42
Permasalahan UMKM bisa dilihat dari berbagai aspek dalam kegiatan perusahaan. Aspek tersebut diantaranya pemasaran, produksi, SDM,
manajerial, keuangan, ketenagakerjaan, dan masih banyak aspek lainnya. Berikut adalah penjabaran dari permasalahan UMKM yang sering
dihadapi pelaku UMKM digolongkan kedalam dua hal, yaitu permasalahan berdasarkan faktor eksternal dan faktor internal.
1 Faktor Internal
a Kekurangan Modal dan Keterbatasan Akses Modal
Modal merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Bagi UMKM modal merupakan masalah utama yang
harus dihadapi. Kebanyakan dari pelaku usaha ini menggunakan modal sendiri untuk menjalankan usahanya. Modal yang biasa mereka
gunakan jumlahnya sangat terbatas. Selain itu mereka memiliki keterbatasan untuk mengakses pembiayaan dari bank maupun dari
lembaga keuangan lain. Persyaratan menjadi hambatan terbesar bagi UMKM untuk mendapat bantuan modal dari lembaga keuangan.
b Kualitas Sumber Daya Manusia SDM
Sebagian besar usaha kecil dikelola dengan cara yang sederhana, jenis usaha mereka termasuk kedalam jenis usaha turun-temurun. Untuk
menjalankan usahanya tidak perlu syarat khusus dan tidak harus dari golongan ahli dalam suatu bidang. Ini merupakan salah satu
keterbatasan yang dimiliki oleh UMKM dari segi SDM. Hal ini yang
43
menjadikan UMKM sulit untuk mengadopsi hal-hal baru untuk kemajuan usaha mereka seperti teknologi dan bidang lain.
c Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasian Pasar
Umumnya usaha kecil dikelola secara sederhana, jaringan usahanya sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar juga rendah dengan
kualitas produk kurang kompetitif. Hal ini yang membedakan antara usaha kecil dengan usaha besar yang memiliki kemudahan akses pasar
melalui relasi maupun memanfaatkan teknologi. d
Mentalitas Pengusaha UMKM Semangat wirausaha atau enterepreneurship UMKM dinilai sangat
kurang. Semangat wirausaha yang dimaksud berupa terus melakukan inovasi, berani mengambil resiko, dan ulet.
2 Faktor Eksternal
a Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
Keterbatasan dalam mengakses pasar melalui relasi dan teknologi menyebabkan UMKM memiliki kesulitan dalam mendapatkan sarana
dan prasarana yang lebih baik untuk mengembangkan usahanya. b
Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif Indikator ekonomi makro berupa kontribusinya terhadap penciptaan
PDB Produk Domestik Bruto, penyerapan tenaga kerja, ekspor dan perkembangan pelaku usahanya serta keberadaan investasi usaha kecil
dan menengah melalui pembentukan modal tetap bruto investasi dijadikan tolak ukur keberhasilan usaha UMKM. Perkembangan dan
44
pertumbuhan UMKM selalu dipantau untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan. Selain itu kendala dari
UMKM yaitu sulitnya dalam memperoleh izin usaha dari pemerintah. Hal ini dikarenakan banyaknya persyaratan yang sulit untuk dipenuhi
oleh pelaku UMKM. Jadi dapat disimpulkan meskipun UMKM mampu bertahan dibanding
usaha besar lain pada saat iklim usaha tak menentu seperti krisis ternyata UMKM juga memiliki permasalahan yang cukup kompleks dalam internal
usahanya. Permasalahan UMKM tersebut tidak hanya berasal dari faktor internal saja tetapi juga berasal dari faktor eksternal. Permasalahan terkait
modal, kualitas SDM, dan kebijakan pemerintah merupakan masalah utama yang
harus diselesaikan
melalui kegiatan
pemberdayaan untuk
mengembangkan kualitas dan potensi UMKM.
4. Kredit Usaha Rakyat KUR a. Pengertian Kredit Usaha Rakyat KUR