mereka muda sudah bertani. Menurut Budiarti 2011, bahwa umur juga merupakan salah satu indikator kematangan berpikir, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki oleh seseorang. Biasanya kematangan berpikir, pengetahuan dan pengalaman seseorang berbanding lurus terhadap umur yang
dimilikinya. Salah satu kriteria dalam penokohan seseorang dimasyarakat adalah kematangan seseorang dilihat dari segi usianya. Oleh sebab itu petani yang lebih
banyak berperan aktif dalam mengelola hutan rakyat adalah yang berumur tua.
5.2.2 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan responden adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden. Tingkat pendidikan merupakan salah satu
karakteristik petani hutan rakyat yang mempengaruhi persepsi petani karena bisa dijadikan tolak ukur kualitas sumberdaya manusia dalam memberikan pendapat
mengenai pengelolaan hutan rakyat yang baik. Tingkat pendidikan responden pada hutan rakyat monokultur yang terbanyak adalah pada tingkat pendidikan
sekolah dasar SD sebanyak 17 responden 56,67 dan yang terendah pada tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 2 responden 6,67. Begitu juga
dengan tingkat pendidikan responden di hutan rakyat campuran, paling banyak jenjang pendidikan responden adalah sekolah dasar sebanyak 26 responden
86,67, tetapi untuk yang paling sedikit ada pada tingkat pendidikan sekolah menengah atas yaitu sebanyak 2 responden 6,67 Tabel 9.
Tabel 9 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan Terakhir Petani HR Monokultur
Petani HR Campuran n n
Tidak sekolah 0,00
0,00 SD 17
56,67 26
86,67 SMP
3 10,00
2 6,67
SMA 8
26,67 2
6,67 PT
2 6,67
0,00 Total
30 100,00
30 100,00
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani di hutan rakyat monokultur dan campuran tergolong rendah karena rata-rata responden tingkat
pendidikannya sampai sekolah dasar. Namun jika dilihat dari jumlah persentase,
hutan rakyat campuran memiliki persentase yang paling besar pada tingkat pendidikan sekolah dasar dibandingkan dengan hutan rakyat monokultur. Selain
itu pada hutan rakyat campuran tidak ada responden yang tingkat pendidikannya perguruan tinggi. Hal ini disebabkan tingkat perekonomian petani di hutan rakyat
campuran lebih rendah dibandingkan dengan petani di hutan rakyat monokultur karena lahan yang dijadikan hutan rakyat merupakan lahan desa untuk membantu
masyarakat yang kekurangan dalam hal ekonomi, sedangkan pada hutan rakyat monokultur semua lahannya merupakan lahan milik pribadi. Bantuan tersebut
diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian, karena dengan meningkatnya tingkat perekonomian diharapkan dapat meningkatkan tingkat
pendidikan masyarakat sehingga kualitas sumberdaya manusia dalam mengelola hutan akan lebih baik.
5.2.3 Pengalaman Bertani Responden