Tabel 17 Distribusi responden berdasarkan tingkat kontak dengan penyuluh
Kontak Petani HR Monokultur
Petani HR Campuran dengan
Penyuluh n n
Tinggi 7
23,33 12
40,00 Sedang
16 53,33 13 43,33 Rendah
7 23,33
5 16,67
Total 30
100,00 30
100,00
5.2.10 Frekuensi Bertemu Petani
Frekuensi bertemu petani adalah intensitas bertatap muka langsung dengan petani. Frekuensi bertemu dengan petani merupakan salah satu karakteristik faktor
eksternal yang mempengaruhi persepsi, dimana frekuensi bertemu dengan petani terdiri dari dua kategori, yaitu: sering dan jarang. Rata-rata responden di kedua
pola pengelolaan hutan rakyat yaitu monokultur dan campuran mempunyai kategori sering bertemu, untuk hutan rakyat monokultur sebanyak 21 70 dan
hutan rakyat campuran sebanyak 18 responden 60, ditunjukkan pada Tabel 18. Hal ini terjadi karena jarak rumah petani yang berdekatan dan masih tinggal
dalam satu desa, kadang-kadang bertemu di mesjid dan ladang. Tapi yang paling sering mereka bertemu di ladang karena aktivitas sehari-hari mereka dari pagi
hingga sore hari berada di ladang. Tabel 18 Distribusi responden berdasarkan tingkat frekuensi bertemu petani
Frekuensi Bertemu Petani
Petani HR Monokultur Petani HR Campuran
n n Sering 21
70,00 18
60,00 Jarang
9 30,00
12 40,00
Total 30
100,00 30
100,00
5.2.11 Bantuan Pemerintah
Bantuan pemerintah termasuk karakteristik faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi petani, karena semakin banyak bantuan yang diberikan
pemerintah kepada petani berupa fasilitas yang menunjang keberhasilan pengelolaan hutan rakyat, maka akan semakin baik pengelolaan hutan rakyat
tersebut. Tanggapan petani mengenai adanya bantuan dari pemerintah dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Distribusi responden berdasarkan tanggapan terhadap bantuan pemerintah
Bantuan Petani HR Monokultur
Petani HR Campuran Pemerintah n
n Ada 23
76,67 21
70,00 Tidak ada
7 23,33
9 30,00
Total 30
100,00 30
100,00
Rata-rata petani untuk masing-masing pola hutan rakyat, menjawab bahwa ada bantuan dari pemerintah yang diberikan kepada petani hutan rakyat. Pada
hutan rakyat monokultur jumlah responden yang menjawab ada bantuan sebanyak 23 responden 76,67 dan pada hutan rakyat campuran sebanyak 21 responden
70. Bantuan pemerintah tersebut berupa bibit, pupuk dan dana. Untuk hutan rakyat monokultur, banyaknya bibit yang diberikan tergantung dari kebutuhan
petani karena untuk saat ini tidak semua petani mendapatkan bibit dari pemerintah karena kebanyakan petani sudah bisa membuat bibit sendiri. Sedangkan untuk
hutan rakyat campuran, rata-rata petani masih mendapatkan bibit dari pemerintah untuk kegiatan penyulaman, jadi banyaknya bibit yang diberikan pemerintah
tergantung banyaknya tanaman yang mati. Untuk bantuan pupuk anorganik diberikan pemerintah pada saat tanaman masih berumur kurang dari 1 tahun.
Banyaknya pupuk yang diberikan tergantung dari luasan hutan rakyat yang dimiliki petani. Jika tanaman sudah berumur lebih dari tahun, petani lebih
memilih menggunakan pupuk kandang. Dana dari pemerintah tersebut digunakan oleh petani untuk keperluan membeli obat-obatan jika tanaman terserang hama
dan juga digunakan untuk kegiatan di hutan rakyat seperti GNRHL Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Banyaknya dana yang diberikan
tergantung dari seberapa banyak obat yang dibutuhkan dan seberapa besar kegiatan yang dilaksanakan.
5.3 Persepsi Petani Hutan Rakyat