Pendidikan Sarana dan Prasarana

Tabel 5 Klasifikasi penduduk Desa Naluk dan Karanglayung berdasarkan mata pencaharian No Jenis Pekerjaan Jumlah Jiwa Jumlah Persentase Laki-laki Perempuan Desa Naluk Desa Karang- layung Desa Naluk Desa Karang- layung Desa Naluk Desa Karang- layung Desa Naluk Desa Karang- layung 1 Petani 956 519 965 502 1.921 1.021 76,17 55,67 2 Buruh Tani 158 312 160 209 318 521 12,61 28,41 3 Buruh Migran - 3 - 156 - 159 - 8,67 4 Pegawai Negeri Sipil 28 29 28 17 56 46 2,22 2,51 5 Pengrajin industri rumah tangga 2 13 - - 2 13 0,08 0,71 6 Pedagang keliling - 3 9 5 9 8 0,36 0,44 7 Peternak 2 21 - 5 2 26 0,08 1,42 8 Montir 6 - - - 6 - 0,24 - 9 Pembantu rumah tangga - - 2 - 2 - 0,08 - 10 TNI 10 6 - - 10 6 0,40 0,33 11 POLRI 3 2 - - 3 2 0,12 0,11 12 Pensiunan PNSTNI POLRI 65 17 63 4 128 21 5,07 1,14 13 Pengusaha kecil dan menengah 4 6 - - 4 6 0,16 0,33 14 Dukun kampung terlatih - - 1 - 1 - 0,04 - 15 Jasa pengobatan alternatif - 3 - 1 - 4 - 0,22 16 Karyawan perusahaan swasta 42 - 18 - 60 - 2,38 - 17 Seniman Artis - 1 - - - 1 - 0,05 Jumlah 1.276 935 1.246 899 2.522 1.834 100 100 Sumber : Data potensi Desa Naluk dan Desa Karanglayung 2010

4.3.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh masyarakat desa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Mayoritas pendidikan masyarakat Desa Naluk adalah sekolah dasar. Hal ini dapat dipengaruhi dari mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar petani, sehingga ekonominya rendah dan tidak mampu membiayai sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Desa kedua yang dijadikan lokasi penelitian adalah Desa Karanglayung. Desa ini letaknya lebih jauh dari kabupaten dibandingkan dengan Desa Naluk. Sebagian besar masyarakat Desa Karanglayung tingkat pendidikanya adalah sekolah dasar, sama dengan masyarakat Desa Naluk. Selain disebabkan oleh mata pencaharian penduduk yang sebagian besar petani, hal ini disebabkan juga oleh jauhnya akses menuju kota. Data tingkat pendidikan di Desa Naluk dan Desa Karanglayung dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Tingkat pendidikan penduduk Desa Naluk dan Desa Karanglayung No Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Jumlah Persentase Laki-laki Perempuan Desa Naluk Desa Karang- layung Desa Naluk Desa Karang- layung Desa Naluk Desa Karang- layung Desa Naluk Desa Karang- layung 1 SD Sederajat 590 669 876 682 1.466 1.351 52,39 65,36 2 SMP Sederajat 261 175 271 184 532 359 19,01 17,37 3 SMA Sederajat 316 143 307 152 623 295 22,27 14,27 4 Akademi dan Perguruan Tinggi 75 37 102 25 177 62 6,33 3,00 Jumlah 1.242 1.024 1.556 1.043 2.798 2.067 100 100 Sumber : Data potensi Desa Naluk dan Desa Karanglayung 2010

4.3.4 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai rencana. Kegiatan di Desa Naluk dan Karanglayung akan berlangsung dengan baik apabila sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan tersedia. Sarana dan prasarana umum di Desa Naluk dan Desa Karanglayung dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Sarana dan prasarana Desa Naluk dan Desa Karanglayung No Sarana dan Prasarana Jumlah buah Desa Naluk Desa Karanglayung 1 Peribadatan Jumlah masjid Jumlah mushola 4 15 6 23 2 Kesehatan Balai pengobatan Posyandu 1 1 1 1 3 Pendidikan Gedung SDsederajat Gedung SMPsederajat Gedung TK Lembaga pendidikan agama 1 - 1 3 1 1 2 6 - 4 Olahraga Lapangan sepak bola Lapangan voli Lapangan basket 1 2 1 1 2 1 Sumber : Data potensi Desa Naluk dan Desa Karanglayung 2010

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang memiliki luas wilayah sebesar 155.871,98 ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan. Berdasarkan data statistik Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumedang 2010, luas lahan pertanian yaitu sekitar 51.906,02 ha, sedangkan luas hutan rakyat sekitar 14.338.72 ha. Melihat luas pemanfaatan lahan tersebut, berarti masyarakat lebih memilih lahannya untuk dimanfaatkan menjadi lahan pertanian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan kayu semakin meningkat sehingga stok kayu berkurang dan harga kayu semakin mahal. Melihat keadaan seperti itu masyarakat berpikir bahwa hutan rakyat memiliki prospek yang bagus kedepannya karena diharapkan kayu rakyat dapat memenuhi kebutuhan kayu yang semakin meningkat. Jika dilihat dari susunan jenisnya terdapat dua pola pengelolaan hutan rakyat yang dikembangkan di Kabupaten Sumedang yaitu hutan rakyat monokultur dan hutan rakyat campuran.

5.1.1 Hutan Rakyat Monokultur

Hutan rakyat monokultur merupakan hutan rakyat yang terdiri dari satu jenis tanaman yang dikembangkan. Desa yang terpilih sebagai tempat penelitian dengan bentuk hutan rakyat monokultur adalah Desa Naluk yang terletak di Kecamatan Cimalaka dengan luas hutan rakyat sebesar 78 ha. Hutan rakyat monokultur ini dikembangkan diatas lahan milik pribadi. Kelompok tani hutan rakyat yang terdapat di Desa ini bernama kelompok tani Sariwangi dengan jumlah petani hutan rakyat sebanyak 300 orang tetapi yang aktif sebagai anggota kelompok tani hanya 30 orang. Terbentuknya kelompok tani Sariwangi ini pada tahun 1991, tetapi mulai bergerak di bidang hutan rakyat pada tahun 1999 dengan ketuanya yang bernama Bapak Nana. Pada awalnya sebelum menjadi kelompok tani hutan rakyat, kelompok tani ini lebih menonjolkan komoditas pertaniannya yaitu vanili dan pada waktu itu ketuanya adalah Bapak Syarif. Setelah harga vanili anjlok, kemudian kepengurusan berganti dan menjadi

Dokumen yang terkait

Kontribusi Hutan Rakyat Kemenyan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 53 66

PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI (Studi Kasus Desa Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung)

1 11 137

PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI (Studi Kasus Desa Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung)

1 5 7

Kontribusi Hutan Rakyat terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Sub DAS Cimanuk Hulu

0 9 15

Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Wilayah Das Cimanuk Hulu

0 13 25

Kontribusi Hutan Rakyat terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor (Studi Kasus Hutan Rakyat di Kecamatan Leuwiliang dan Kecamatan Nanggung)

0 22 80

Analisis pendapatan rumah tangga petani hutan rakyat studi kasus di Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

3 13 66

Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Kasus di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur)

0 19 97

Analisis motivasi pemanenan kayu rakyat berdasarkan karakteristik petani hutan rakyat: kasus di Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

2 12 107

Analisis Finansial dan Kontribusi Hutan Rakyat terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Petani (di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

2 48 142