Pengolahan Data Karakteristik Responden Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

5. Persentase pendapatan dari tiap kegiatan terhadap total pendapatan I = I I 100 Keterangan: I = Persentase pendapatan dari tiap kegiatan n = hr, nhr, nut I = Pendapatan total dari tiap kegiatan n = hr, nhr, nut I = Pendapatan total dari rumah tangga petani 6. Menghitung total pengeluaran C = Σ C Keterangan : C = Total pengeluaran rumah tangga selama periode satu tahun Σ C = Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan Data yang telah disusun dan diolah dalam bentuk tabulasi dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang diinginkan yaitu data pendapatan rumah tangga tersebut dibandingkan antara pendapatan hutan rakyat monokultur dengan pendapatan hutan rakyat campuran, sehingga diketahui sistem pengelolaan mana yang memberikan kontribusi cukup besar bagi pendapatan rumah tangga petani.

3.10.3 Pengolahan Data Karakteristik Responden

Data karakteristik dari tiap responden diolah untuk menentukan skor dari tiap kategori. Skor tersebut akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya yaitu untuk mengetahui peubah yang mempengaruhi persepsi. Untuk lebih jelasnya data dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Pengolahan data karakteristik responden No. Variabel Kategori Ranking Dasar Pengukuran Faktor Internal 1. Umur 1. 30 - 39 tahun 2. 40 - 49 tahun 3. 50 - 59 tahun 4. 60 - 69 tahun 5. ≥ 70 tahun 5 4 3 2 1 Sebaran contoh 2. Tingkat pendidikan 1. Tidak sekolah 2. Sekolah Dasar 3. Sekolah Menengah Pertama 4. Sekolah Menengah Atas 5.Perguruan Tinggi 1 2 3 4 5 Sebaran Contoh 3. Pengalaman bertani 1. 15 tahun - 21 tahun 2. 22 tahun - 28 tahun 3. 29 tahun - 35 tahun 4. 36 tahun - 42 tahun 5. ≥ 43 tahun 1 2 3 4 5 Sebaran Contoh 4. Pekerjaan pokok 1. Petani 2. Buruh 3. Wiraswasta 4. Pegawai Negeri 1 2 3 4 Sebaran contoh 5. Pekerjaan sampingan 1. Tidak ada 2. Petani 3. Buruh 4. Wiraswasta 1 2 3 4 Sebaran contoh 6. Jumlah tanggungan keluarga 1. 0 - 1 orang 2. 2 - 3 orang 3. ≥ 4 orang 1 2 3 Sebaran Contoh 7. Pendapatan 1. Rp.0 - Rp.2.000.000 2. Rp.2.100.000 - Rp.4.000.000 3. Rp.4.100.000 - Rp.6.000.000 4. Rp.6.100.000 - Rp.8.000.000 5. ≥ Rp.8.100.000 1 2 3 4 5 Sebaran Contoh Faktor Eksternal 8. Luas Kepemilikan Lahan 1. 700 m² - 1.900 m² 2. 2.000 m² - 3.200 m² 3. 3.300 m² - 4.500 m² 4. 4.600 m² - 5.800 m² 5. ≥ 5.900 m² 1 2 3 4 5 Sebaran Contoh 9. Kekosmopolitan 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 1 2 3 Sebaran Contoh 10. Kontak dengan penyuluh 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 1 2 3 Sebaran Contoh 11. Frekuensi bertemu petani 1. Jarang 2. Sering 1 2 Sebaran Contoh 12. Bantuan pemerintah 1. Tidak ada 2. Ada 1 2 Sebaran Contoh

3.10.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, data diolah dengan analisis korelasi Rank Spearman dengan menggunakan program SPSS 16.0 FOR WINDOWS karena data tersebut berupa data kuantitatif. Menurut Sarwono 2006, untuk analisis kuantitatif digunakan uji hipotesa dengan uji korelasi peringkat Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala ordinal non-parametrik. Hasil uji korelasi tersebut dapat menghasilkan angka positif + atau negatif -. Jika korelasi menghasilkan angka positif, maka hubungan kedua variabel bersifat searah, artinya jika variabel bebas besar maka variabel tergantung juga besar. Jika menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel tersebut tidak searah, artinya jika variabel bebas besar maka variabel tergantung akan kecil. Angka korelasi yang dihasilkan berkisar antara 0 sd 1, dengan ketentuan jika angka mendekati satu maka hubungan kedua variabel semakin kuat dan jika angka mendekati 0 maka hubungan kedua variabel semakin lemah. Berikut ini adalah rumus uji korelasi dengan menggunakan Rank Spearman Irianto 2008 : r s rho = 1- ∑ Keterangan : r s rho = Koefisien Rank Spearman n = Banyaknya sampel pengamatan di = Beda peringkat variabel X dan Y Menurut Sarwono 2006, agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan maka diperlukan kriteria yang menunjukkan korelasi kuat atau lemah, yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Tingkat keeratan hubungan antar variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0 – 0,25 0,25 – 0,5 0,5 – 0,75 0,75 – 1 Korelasi sangat lemah Korelasi cukup Korelasi kuat Korelasi sangat kuat Sumber : Sarwono 2006 Variabel tergantung yang akan di uji adalah persepsi dan variabel bebasnya adalah faktor internal dan eksternal yang diduga mempengaruhi persepsi. Faktor internal terdiri dari umur, tingkat pendidikan pengalaman bertani, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan rumah tangga petani. Faktor eksternal terdiri dari luas kepemilikan lahan, kekosmopolitan, kontak dengan penyuluh dan frekuensi bertemu petani. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi persepsi tersebut diperoleh dari hasil wawancara mengenai karakteristik responden. Untuk faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi yaitu tingkat kekosmopolitan dan kontak dengan penyuluh dihitung dengan menggunakan kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Budiono 2006, bahwa tingkat kekosmopolitan yang dimaksud ialah keterbukaan petani tepi hutan terhadap informasi yang berkaitan dengan pelestarian hutan dan pertanian konservasi dengan berbagai sumber informasi. Tingkat kekosmopolitan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu: 1 rendah, 2 sedang, dan 3 tinggi. Dikatakan mempunyai kategori tingkat kekosmopolitan rendah bila dalam sebulan tidak lebih satu kali keluar kampungnya, media cetak yang dibaca tidak lebih dari 2 kali dalam sebulan bobot 20, mendengarkan radio bobot 20, melihat dan mendengar Televisi bobot 30 dan lainnya bobot 30 tidak lebih dari 3 jam tiap harinya. Kategori tingkat kekosmopolitan sedang, jika dalam sebulan 3 - 6 kali ke luar kampungnya, media cetak yang dibaca 3-5 kali dalam sebulan, dan melihat dan mendengar Televisi Radio 4-7 jam tiap harinya. Sedangkan kategori tingkat kekosmopolitan tinggi apabila dalam sebulan lebih 7 kali keluar kampungnya, media cetak yang dibaca lebih dari 6 kali dalam sebulan, dan melihat dan mendengar TV Radio lebih dari 8 jam tiap harinya. Faktor eksternal yang selanjutnya adalah kontak dengan penyuluh. Berdasarkan hasil penelitian Budiono 2006, kontak dengan penyuluh yaitu frekuensi petani tepi hutan berhubungan dengan penyuluh kehutanan dalam suatu pertemuan. Kontak penyuluh diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu: 1 rendah, 2 sedang, dan 3 tinggi. Adapun kategori rendah adalah 0-1 kali kontak dengan PPL dalam tiga bulan terakhir, sedang adalah 2 – 3 kali dalam tiga bulan terakhir dan kategori tinggi adalah lebih dari 4 kali dalam tiga bulan terakhir. Pengertian kontak disini adalah ikut hadir dalam forum pertemuan kelompok. Untuk frekuensi bertemu dengan petani hanya ditentukan sering atau jarang, sedangkan untuk bantuan dari pemerintah ditentukan dengan ada atau tidaknya bantuan dan besar bantuan yang diberikan. Setelah dilihat korelasinya kemudian dilakukan penarikan kesimpulan apakah asumsi dapat diterima atau ditolak dengan melihat nilai P value. 1. Jika P value Sig 2-tailed ≤ 0,05 maka tolak Ho dan terima H1 pada α = 5 2. Jika P value Sig 2-tailed ≥ 0,05 maka terima Ho dan tolak H1 pada α = 5 Asumsi yang digunakan pada penelitian ini: Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel yang diuji H1 = Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang diuji Selanjutnya dengan melihat kesimpulan tersebut, maka dapat diambil keputusan untuk menentukan variabel mana yang berhubungan erat.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Kontribusi Hutan Rakyat Kemenyan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 53 66

PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI (Studi Kasus Desa Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung)

1 11 137

PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI (Studi Kasus Desa Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung)

1 5 7

Kontribusi Hutan Rakyat terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Sub DAS Cimanuk Hulu

0 9 15

Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Wilayah Das Cimanuk Hulu

0 13 25

Kontribusi Hutan Rakyat terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor (Studi Kasus Hutan Rakyat di Kecamatan Leuwiliang dan Kecamatan Nanggung)

0 22 80

Analisis pendapatan rumah tangga petani hutan rakyat studi kasus di Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

3 13 66

Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Kasus di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur)

0 19 97

Analisis motivasi pemanenan kayu rakyat berdasarkan karakteristik petani hutan rakyat: kasus di Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

2 12 107

Analisis Finansial dan Kontribusi Hutan Rakyat terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Petani (di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

2 48 142