bank yang lebih efisien cenderung memiliki NOM yang rendah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan tingkat BOPO perbankan syariah mengalami peningkatan,
sehingga besarnya NOM akan tergerus dengan tingginya rasio BOPO. Dalam analisis di bawah ini, akan ditampilkan pula analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat efisiensi pada masing-masing bank dengan menggunakan model Tobit.
2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada
Masing-Masing Bank Umum Syariah Tabel 4. 26
Hasil Analisis pada Masing-Masing Bank Umum Syariah dengan Menggunakan Model Tobit
Sumber: Data Diolah Berdasarkan tabel 4.26 di atas dapat dilihat bahwa variabel Total Aktiva
TA pada Bank BJB Syariah dan Maybank Syariah menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan, hal tersebut berbeda dengan bank syariah lainnya.
Variabel TA dapat berpengaruh negatif terhadap efisiensi bank syariah dikarenakan adanya dorongan untuk meningkatkan jumlah pembiayaan pada
industri perbankan syariah di Indonesia. Peningkatan pembiayaan yang juga diikuti dengan meningkatnya NPF bank syariah, maka akan menjadi faktor
inefisien bagi bank syariah di Indonesia. Hal tersebut terjadi pada Bank BJB BCAS
BJBS BMES
BNIS BRIS
BSM BUS
MAYS MUA
PAS VIS
Z-stat Z-stat
Z-stat Z-stat
Z-stat Z-stat
Z-stat Z-stat
Z-stat Z-stat
Z-stat TA
6.87644 -0.27123 3.14997 0.92607 1.89999 1.30838 5.67615 -1.4539 0.72319 2.82085 2.30285 BO
-5.35793 -0.35247 -1.3318 -2.5032 -2.53874 -2.73623 -7.0931 -1.9613 -2.0742 -0.4768 -0.8262 CAR
2.48306 1.46857 0.32877 1.22178 1.98082 -0.21795 -1.25 -0.6579 0.71918 -0.589
3.85315 ROE
-0.37837 -0.27785 0.17666 1.59716 0.94297 1.88755 -0.9113 0.68911 -0.8653 0.57023 2.12149 NOM
0.50573 -1.83719 -0.5202 2.57002 0.17791 1.84742 -0.5279 1.01446 -0.8622 0.90044 -0.5948 VAR
Syariah dan Maybank Syariah yang mengalami peningkatan NPF selama periode penelitian. H
al tersebut diperkuat dengan temuan dari penelitian Mu’izzuddin dan Isnurhadi yang menemukan bahwa total aset berpengaruh negatif terhadap
efisiensi bank 2013
6
. Pada variabel Beban Operasional pada sebelas Bank Umum Syariah
terdapat pengaruh negatif atau dengan kata lain semakin tinggi biaya atau beban operasional suatu bank maka akan menyebabkan bank tersebut semakin inefisien
dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Hal tersebut dikarenakan beban operasional yang semakin tinggi akan menurunkan margin yang didapatkan oleh
bank. Sedangkan variabel CAR berpengaruh negatif terhadap efisiensi pada
beberapa bank syariah di Indonesia seperti pada BSM, Bukopin Syariah, Maybank Syariah dan Panin Syariah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan semakin besar
tingkat CAR suatu BUS maka akan akan membatasi BUS dalam menyalurkan pembiayaan. Hal tersebut sesuai dengan data masing-masing bank yang
menunjukkan peningkatan pada CAR. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Firdaus dan Hosen 2013
7
Selanjutnya, variabel ROE pada Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Bukopin Syariah, serta Bank Muamalat mempunyai hubungan negatif
terhadap efisiensi bank. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
6
Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach. hlm. 13.
7
M. Faza Firdaus dan M. Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 181.
dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi 2013
8
yang menunjukkan bahwa market share sebuah bank yang relatif kecil akan menyulitkan bank tersebut
dalam menghasilkan tingkat return yang lebih besar, akibatnya rasio ROE yang besar tanpa peningkatan market share. Hal ini terlihat pada jumlah cabang Bank
BCA Syariah dan Bank Bukopin Syariah yang relatif rendah, pada Bank BJB Syariah tingkat NPF yang meningkat akan menyulitkan bank tersebut dalam
menghasilkan tingkat return yang lebih besar, sedangkan pada Bank Muamalat perbaikan dalam hal tingkat permodalam terkait kualiats pembiayaan akan
mengurangi tingkat return yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan laopran GCG Bank Muamalat tahun 2015.
Terakhir, variabel NOM pada Bank BJB Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Muamalat, dan Bank Victoria Syariah mempunyai
hubungan negatif terhadap efisiensi bank syariah. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi 2013
9
yang didukung oleh Estrada el al. 2006 dan Gelos 2006 yang menemukan bahwa bank yang lebih efisien cenderung memiliki NOM yang rendah. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan tingkat rata-rata BOPO bank tersebut mengalami peningkatan melebihi nilai maksimal 90, sehingga besarnya NOM akan tergerus
dengan tingginya rasio BOPO.
E. Hasil Analisis Perbandingan Efisiensi, Produktivitas serta Perubahan