Bank Syariah TINJAUAN PUSTAKA

27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank Syariah

Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah BUS dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS. Secara umum, Bank Syariah dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang memiliki fungsi perantara intermediary dalam penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution terdapat beberapa fungsi dan peranan bank syariah di antaranya: 1 1. Manajer invesstasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah 2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya 3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan fungsi intermedisinya sebagaimana mestinya 4. Pelaksanaan kegiatan sosial, selain fungsi intermediasi, bank syariah juga wajib mengelola dana zakat serta dana-dana sosial lainnya 5. Bank syariah juga mempunyai tujuan di antaranya 6. Memberikan arahan kemada umat untuk bermuamalat secara islami, khususnya perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik muamalat yang tidak sesuai 1 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Solo: PT. Era Adicitra Intermedia, 2011, hlm. 297-298. dengan prinsip-prinsip syariah, seperti praktik riba dan sejenisnya, serta melakukan perdagangan dengan unsur gharar yang dapat menimbulkan akibat negatif bagi ekonomi rakyat. 7. Kegiatan investasi bank syariah memiliki tujuan untuk menciptakan keadilan pendapatan agar terhindar dari kesenjangan antara pemilik modal dan peminjam dana 8. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan mengarahkannya pada kegiatan usaha yang produktif 9. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan dengan melakukan pembinaan- pembinaan kepada masyarakat 10. Untuk ketergantungan umat islam terhadap bank konvensional yang menggunakan sistem bunga Adapun beberapa karakteristik bank syriah yang mendasar menurut M. Syafi’I Antonio sebagai berikut: 2 1. Akad dan aspek legalitas Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah. Setiap akad dalam perbankan syariah harus memenuhi ketentuan akad sebagai berikut:  Rukun, adanya penjual, pembeli, barang, harga dan akad ijab qabul  Syarat, barang dan jasa harus halal dan dalam kepemilikan penuh, harga barang dan jasa harus jelas, serta tempat jualbeli harus jelas 2 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, hlm. 308-310. 2. Lembaga penyelesai sengketa Lembaga khusus yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah dikenal dengan nama Badan Arbitrase Syariah Nasional Basyarnas 3. Struktur organisasi Terdapatnya Dewan Pengawas Syariah DPS dalam struktur organisasi bank syariah yang bertugas untuk mengawasi operasional bank agar produk-produknya sesuai dengan prinsip syariah 4. Bisnis dan usaha yang dibiayai Bisnis dan usaha yang sesuai dengan prinsip syariah 5. Lingkungan kerja corporate culture Lingkungan kerja bank syariah juga memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah Selain itu, kegiatan bank syariah sama halnya dengan bank konvensional, hanya saja kegiatan bank syariah dibatasi dengan prinsip-prinsip syariah, baik dari kegiatan funding, financing, service maupun dalam investasi dengan pasar modal. Berikut adalah pembagian produk dan jasa bank syariah: 3 1. Produk penghimpunan dana funding, penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi‟ah, mudharabah serta satu akad pelengkap wakalah. 2. Produk penyaluran dana financing, dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi dalam empat 3 Adi Warman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013, hlm. 97-112. katagori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli Ba‟i, transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barang, diantaranya: pembiayaan Murabahah, pembiayaan Salam dan Istishna‟. b. Prinsip sewa Ijarah, terdapat prinsip ijarah yang objeknya berupa barang dan prinsip IMBT Ijarah Muntahhiyah Bittamlik sewa yang diikuti perpindahan kepemilikan. c. Prinsip bagi hasil Syirkah, produk pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil adalah pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah. d. Akad pelengkap, akad ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, melainkan mempermudah pelaksanaan pembiayaan seperti, Hiwalah alih hutang piutang, Rahn gadai, Qard pinjaman uang, Wakalah pemberian kuasa, dan Kafalah garansi bank. 3. Produk jasa service, bank syariah dapat melakukan pelayanan jasa kepada nasabah dengan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Produk jasa yang dilakukan berupa sharf jual beli valuta asing dan ijarah sewa berupa penyewaan kotak simpanan safe deposit box dan jasa tata laksana adminitrasi dokumen custodian.

B. Produktivitas dan Efisiensi