Analisis Tingkat Produktivitas individual Bank kuartal Kuartal II Tahun

3. Analisis Tingkat Produktivitas individual Bank kuartal Kuartal II Tahun

2010 – Kuartal III Tahun 2015 Tabel 4. 12 Rata-rata Produktivitas 11 Sebelas Bank Umum Syariah Selama Periode Penelitian Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 BANK EFFCH TECHCH PECH SECH TFPCH BCA Syariah 1 1.009 1 1 1.009 BJB Syariah 1 0.99 1 1 0.99 Bank Mega Syariah 1 0.937 1 1 0.937 BNI Syariah 1 0.957 1 1 0.957 BRI Syariah 1 1.015 1 1 1.015 Bank Syariah Mandiri 1 1.004 1 1 1.004 Bank Bukopin Syariah 1 0.974 1 1 0.974 Maybank Syariah 1 0.977 1 1 0.977 Bank Muamalat 0.998 1.028 1 0.998 1.026 Bank Panin Syariah 0.976 1.027 0.986 0.99 1.003 Bank Victoria Syariah 0.996 1.058 0.998 0.998 1.054 Melalui tabel 4.12 dapat digambarkan komposisi perubahan efisiensi yang mempengaruhi tingkat produktivitas sebagai berikut: Tabel 4. 13 Komposisi Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas BUS TFP CH Bank TECHCH EFFCH PECH SECH produ kt if BCA Syariah v v v V BRI Syariah v v v V BSM v v v V Muamalat v - v - Panin Syariah v - - - Victoria Syariah v - - - ti dak p roduk ti f BJB Syariah - v v V Mega Syariah - v v V BNI Syariah - v v V Bukopin Syariah - v v V Maybank Syariah - v v V Melalui tabel 4.13 di atas dapat dilihat komposisi perubahan Total Factor Productivity TFPCH pada Bank BCA Syariah, BRI Syariah dan BSM yang memiliki komposisi TECHCH, EFFCH, PECH, dan SECH ≥ 1. Artinya, ketiga bank tersebut memiliki teknologi berupa IT, financial system, maupun jumlah ATM yang dapat mempermudah transaksi. Begitupun dengan rasio ROA yang mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva mengalami peningkatan, meskipun sempat turun pada tahun 2014. Sumber: Profil Data Bank Terkait Grafik 4. 9 Jumlah ATM 11 BUS Grafik 4. 10 Perkembangan ROA di Indonesia Selanjutnya pada Bank Muamalat, Panin Syariah dan Victoria Syariah perubahan teknologi TECHCH cukup baik, namun pada perubahan efisiensi EFFCH justru mengalami penurunan. Menurut penelitian Surjaningsih dan Permono 2014 1 dan dalam penelitian serupa tentang produktivitas lainnya, salah satu penjelasan dari turunnya catching up effects yang menggambarkan perubahan efisiensi EFFCH di saat perubahan teknologi meningkat adalah terbatasnya 1 Surjaningsih dan Permono, Dinamika Total Factor Productivity Industri Besar Dan Sedang Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Januari 2014, hlm. 299. kemampuan sumber daya manusia dalam beradaptasi dengan teknologi baru. Menurutnya, hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya kompetensi tenaga kerja, baik disebabkan oleh tingkat pendidikan maupun keahlian yang kurang memadai. Namun dari sisi lain, penurunan dari perubahan efisiensi EFFCH dapat dilihat dari efisiensi teknis murni PECH dan skala SECH yang mempengaruhinya. Bank Muamalat memiliki aset yang cukup besar, namun banyak faktor yang menyebabkan belum optimalnya efisiensi skala pada perusahaan, salah satunya kemampuan manajemen. Pada Bank Muamalat masih diperlukan perbaikan dalam hal tingkat permodalan. Tingkat permodalan perlu diperkuat terkait dengan kualitas pembiayaan dan perhitungan kembali agunan yang layak diperhitungkan sebagai pengurang dalam menghitung tingkat PPAP. 2 Terlihat NPF Bank Muamalat mengalami peningkatan sejak Maret 2014, meskipun mulai turun pada kuartal II 2015. Grafik 4. 11 Perkembangan NPF Bank Muamalat, Panin Syariah dan Victoria Syariah 2 Laporan GCG Bank Muamalat Tahun 2015, hlm. 19. Sedangkan pada Bank Panin Syariah dan Victoria Syariah, kedua komposisi perubahan efisiensi EFFCH yaitu PECH dan SECH sama-sama mengalami penurunan. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan NPF masing-masing bank tersebut serta jumlah jaringan kedua bank ini yang masih rendah. Grafik 4. 12 Jumlah Cabang Bank Syariah Selanjutnya pada Bank BJB Syariah, Mega Syariah, BNI Syariah, Bukopin Syariah, dan Maybank Syariah mengalami perubahan Total Factor Productivity TFPCH yang rendah. Hal ini dikarenakan perubahan teknologi TECHCH berkontribusi kecil dalam peningkatan TFPCH. Oleh karena itu, kelima bank tersebut harus meningkatkan teknologinya baik dari IT, financial system, maupun memperbanyak jumlah ATM untuk mempermudah transaksi.

C. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II

Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: First Stage

1. Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II

Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 Pada pembahasan ini akan digambarkan rata-rata tingkat efisiensi serta variabel input-output perbankan syariah di Indonesia pada periode penelitian menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA. Grafik 4. 13 Efisiensi Variabel Input-Output Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015 Berdasarkan grafik 4.13 di atas, score efisiensi perbankan syariah di Indonesia sebesar 56,61. Artinya, rata-rata perbankan syariah di Indonesia selama periode penelitian belum mencapai tingkat efisiensinya atau belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil tersebut variabel input, DPK dan Beban Operasional menjadi penyumbang terbesar terhadap besarnya efisiensi. Sedangkan variabel output diperlukan banyak perbaikan, terutama pada variabel aktiva produktif lainnya yang menjadi sumber