Grafik 4. 28 Potential Improvement Bank Victoria Syariah
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement variabel yang perlu mendapat perbaikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama
inefisiensi Bank Victoria Syariah adalah total pembiayaan yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bank Victoria Syariah untuk
mengoptimalkan total pembiayaan sebesar 31. Selain itu, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 24, aktiva produktif lainnya sebesar 25,
melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 20. Sedangkan beban personalia dan total DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
D. Hasil Analisis Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010
– Kuartal III Tahun 2015: Second Stage
1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada Bank
Umum Syariah
Pada tahap ini akan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi menggunakan model Tobit pada Bank Umum Syariah BUS dengan
memakai software Eviews 8. Berikut adalah hasil analisis menggunakan model Tobit.
Tabel 4. 25 Hasil Analisis pada Bank Umum Syariah BUS dengan
Menggunakan Model Tobit
Variable Coefficient
Std. Error z-Statistic
rob. C
45.62422 .628483
7.35762 0.0000
TA 2.54E-07
1.25E-07 2.023797
0.0430 BO
-7.18E-06 2.98E-06
-2.412059 0.0159
CAR 0.263965
0.039725 6.644797
0.0000 ROE
0.344529 0.086619
3.977521 0.0001
NOM -0.344838
0.321333 -1.073148
0.2832 Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa variabel yang memberikan pengaruh positif maupun variabel yang memberikan
pengaruh negatif. Namun tidak semua variabel memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak semua variabel memberikan pengaruh yang nyata.
Berdasarkan hasil Tobit di atas, kita dapat melihat bahwa variabel Total Aktiva mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efisiensi Bank Umum
Syariah. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Endri 2011
1
yang menunjukkan bahwa bank dengan aset yang lebih besar dalam kegiatan operasinya akan menghasilkan kinerja efisiensi yang lebih baik
dibandingkan dengan bank yang beraset kecil. Temuan tersebut juga sejalan dengan teori bahwa bank dengan aset yang lebih besar akan beroperasi pada skala
ekonomis economies of scale, artinya bank dapat meningkatkan output sebanyak mungkin dengan biaya yang lebih rendah efisiensi biaya. Namun, nyatanya
1
Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 24.
dalam Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia No. 26 2016 tercatat bahwa pada akhir semester II 2015 total aset perbankan syariah yaitu sebesar 296 triliun
atau tumbug sebesar 9 dibandingkan dengan semester I 2015. sedangkan efisiensi perbankan syariah juga mengalami trend menurun, salah satunya
disebabkan oleh peningkatan biaya operasional yang timbul karena ekspansi usaha.
Pada variabel Beban Operasional terdapat pengaruh negatif dan signifikan atau dengan kata lain semakin tinggi biaya atau beban operasional suatu bank
maka akan menyebabkan bank tersebut semakin inefisien dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Hal tersebut dikarenakan beban operasional yang
semakin tinggi akan menurunkan margin yang didapatkan oleh bank. Hal ini sesuai dengan Data Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 2016 bahwa efisiensi
perbankan syariah menunjukkan trend yang menurun pada semester II 2015 dikarenakan rasio BOPO yang meningkat dari 96,98 pada semester I 2015
menjadi 97,01. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi 2013
2
yang menunjukkan bahwa Beban Operasional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
efisiensi. Pada variabel CAR terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap
efisiensi bank atau dengan kata lain bank yang mempunyai nilai CAR yang tinggi mempunyai tingkat efisiensi yang lebih baik. Hasil tersebut sesuai dengan
2
Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach, hlm. 14.
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Endri 2011
3
yang menyatakan bahwa CAR yang dimiliki oleh suatu bank dapat membentuk persepsi pasar
terhadap tingkat keamanan bank yang bersangkutan, sehingga akan mempengaruhi penerimaan pasar terhadap bank tersebut. Rasio dari modal
terhadap total aktiva ini juga dapat menggambarkan hubungan antara tingkat efisiensi dengan tingkat risiko yang akan diambil oleh bank. Namun, hal ini tidak
sesuai dengan Data Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 2016 yang menunjukkan bahwa rasio CAR perbankan syariah meningkat dari 14,02 menjadi 15,02,
sedangkan efisiensi perbankan syariah mengalami penurunan. Sedangkan pada variabel ROE mempunyai hubungan positif dan
signifikan terhadap efisiensi bank. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Faza dan Hosen 2013
4
yang menunjukkan bahwa bank yang dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar dapat
diindikasikan sebagai bank yang efisien. Dari Data Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 2016 rasio ROE juga mengalami penurunan dari 5,97 menjadi 3,93
sejalan dengan penurunan efisiensi perbankan syariah. Selanjutnya pada variabel NOM mempunyai pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap efisiensi bank. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi 2013
5
yang didukung oleh Estrada el al. 2006 dan Gelos 2006 yang menemukan bahwa
3
Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 25.
4
M. Faza Firdaus dan M. Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 181.
5
Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach. hlm. 13.
bank yang lebih efisien cenderung memiliki NOM yang rendah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan tingkat BOPO perbankan syariah mengalami peningkatan,
sehingga besarnya NOM akan tergerus dengan tingginya rasio BOPO. Dalam analisis di bawah ini, akan ditampilkan pula analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat efisiensi pada masing-masing bank dengan menggunakan model Tobit.
2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada