Tabel 4. 6 tatistik Ringkasan Variabel Pendapatan Operasional 11 BUS
pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics Pendapatan Operasional N
MIN MAX
Mean Std. Deviation
CAS 22 27198
387365 130300
90260.36221 JBS
22 22448 971702
287493 245460.1855
MES 22 235695
1673842 790707 404357.1967
NIS 22 42294
2176438 850142 575689.4121
RIS 22 236340
2140056 975193 561473.226
BSM 22 1059482 7936199 3741523 1995450.155
BUS 22 57405
502833 217448
121247.1525 MAYS
22 34514 384706
133433 80830.81116
MUA 22 581569
5528377 2439901 1457529.327 PAS
22 7548 636397
171206 183865.4815
VIS 22 6516
153013 60138.5 43390.26137
Valid N listwise 22
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data Diolah
Menurut tabel 4.6, rata-rata pendapatan operasional Bank Syariah Mandiri lebih besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Bank
BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah.
B. Hasil Perhitungan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah Kuartal II
Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: Malmquist Index
1. Analisis Tingkat Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal
II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015
Melalui Metode
Malmquist Productivity
Index MPI
dengan menggunakan software DEAP 2.1 yang dikembangkan oleh Tim Coelli 1996
akan menghasilkan 5 lima hasil efisiensi berupa:
a. EFFCH: Perubahan Efisiensi relatif dengan perhitungan CRS. b. TECHC: Perubahan Teknologi.
c. PECH : Perubahan Efisiensi Teknis Murni relatif dengan perhitungan VRS. d. SECH: Perubahan Efisiensi Skala EFFCHPECH.
e. TFPCH: Perubahan faktor Produktivitas Total. Dapat dilihat tingkat produktivitas perbankan syariah selama kuartal II
tahun 2010 hingga kuartal III tahun 2015.
Grafik 4. 1 Rata-Rata
Score Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II Tahun2010
– Kuartal III Tahun2015
Hasil pengukuran tingkat produktivitas perbankan syariah dapat dilihat dari perubahan Total Factor Productivity TFPCH yang memiliki score sebesar
0,995. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan syariah di Indonesia selama periode penelitian belum dapat mengoptimalkan tingkat produktivitasnya.
Perubahan Total Factor Productivity TFPCH dipengaruhi oleh perubahan efisiensi teknis EFFCH dan perubahan teknologi TECHCH. Menurut grafik
4.1 score perubahan teknologi TECHCH pada perbankan syariah di Indonesia hanya mencapai 0,997 selama periode penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa
teknologi belum memberikan kontribusi optimal terhadap produktivitas perbankan syariah di Indonesia.
0.992 0.994
0.996 0.998
1
EFFCH TECHCH
PECH SECH
TFPCH 0.997
0.997 0.999
0.999
0.995
EFFCH TECHCH
PECH SECH
TFPCH
Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah 2016
Grafik 4. 2 Perkembangan Jumlah ATM Perbankan Syariah
Meskipun teknologi perbankan di Indonesia terus mengalami perbaikan baik dari segi IT maupun jumlah ATM yang semakin bertambah, namun
pertumbuhan teknologi tersebut tidak diimbangi dengan efisiensi biaya. Hal ini dapat dilihat bahwa rasio BOPO mengalami kenaikan pada semester II 2015,
sehingga pertumbuhan teknologi yang terjadi belum menunjukkan kontribusi yang maksimal terhadap produktivitas perbankan syariah di Indonesia.
Sumber: Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia 2016
Grafik 4. 3 Grafik BOPO
3150 3200
3250 3300
3350 3400
3450 3500
3550 3600
Nov Des Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei 2014
2015 2016
Perkembangan Jumlah ATM
ATM
Sedangkan perubahan efisiensi teknis EFFCH yang juga memiliki score sebesar 0,997 belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya,
meskipun efisiensi teknis murni PECH dan perubahan efisiensi skala SECH yang merupakan komponen perubahan efisiensi teknis EFFCH memiliki score
yang sama besar yaitu 0,999. Peningkatan ekspansi usaha dalam bentuk perluasan jaringan kantor yang
semakin bertambah serta perkembangan jumlah ATM yang mendukung memberikan kontribusi terhadap score efisiensi teknis murni PECH.
Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah 2016
Grafik 4. 4 Pertumbuhan Jumlah Cabang Bank Syariah
Peningkatan ekspansi perbankan syariah tersebut dikarenakan adanya ketentuan yang lebih mudah dalam pembukaan kantor cabang bank syariah serta
program awareness terhadap masyarakat umum yang cukup gencar selama periode 2015. Hal tersebut juga diikuti dengan penambahan modal bank yang
akan mendorong peningkatan DPK serta pertumbuhan aset perbankan syariah
430 435
440 445
450 455
Nov Des Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei 2014
2015 2016
Pertumbuhan Jumlah Cabang Bank
Cabang Bank
sehingga memberikan kontribusi terhadap score perubahan efisiensi skala SECH.
Sumber: Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia 2016
Grafik 4. 5 Perkembangan DPK Syariah
Dengan peningkatan aset ini maka market share perbankan syariah meningkat tipis dari 4,61 pada semester I menjadi 4,83 pada semester II 2015.
Grafik 4. 6 Aset dan Perkembangan Aset Grafik 4. 7 Market Share
Perbankan Syariah Perbankan Syariah terhadap Perbankan Nasional
Meskipun score efisiensi teknis murni PECH dan perubahan efisiensi skala SECH sebagai komponen perubahan efisiensi teknis EFFCH cukup baik,
namun perubahan efisiensi teknis EFFCH tidak menunjukkan hasil yang demikian. Hal ini salah satunya disebabkan oleh turunnya rasio Financing to
Deposit Ratio FDR dari 96,51 menjadi 88,03 pada semester II 2015 akibat
dari perbaikan kinerja terutama pada Non Performing Financing NPF serta peningkatan biaya operasional yang timbul karena ekspansi usaha dalam bentuk
perluasan jaringan kantor.
Grafik 4. 8 FDR Perbankan Syariah
Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor utama perubahan tingkat Total Factor Productivity TFPCH pada Bank Umum Syariah BUS di
Indonesia kuartal II 2010 sampai kuartal III 2015 ialah pada perubahan efisiensi murni PECH dan skala SECH yang artinya penambahan modal bank sangat
mempengaruhi peningkatan pada perubahan efisiensi EFFCH dan teknologi TECHCH dan selanjutnya akan mempengaruhi perubahan Total Factor
Productivity TFPCH.
2. Analisis Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas