107
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perbedaan Aktivitas Belajar Siswa dengan Penerapan Teknik Pembelajaran
Modelling
Perbedaan aktivitas belajar siswa yang menerapkan teknik pembelajaran modelling dengan pembelajaran yang menerapkan model konvensional dalam
pembelajaran seni rupa dapat diketahui berdasarkan data yang diperoleh pada saat pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya
perbedaan antara aktivitas belajar seni rupa yang menerapkan teknik pembelajaran modelling dan aktivitas belajar seni rupa dengan model pembelajaran
konvensional. Hasil dari penelitian ini, memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Martini, Umi Nadziroh, Endah Puwantiningsih, Rini Dian
Prasanti, George, Iin Sugiarti, Shierin, Gede Agus Sutama, Ismiyatun, dan Waitdya Susilawati yang menunjukkan hasil bahwa teknik pembelajaran
Modelling lebih baik dari pada model konvensional. Aktivitas belajar siswa yang menerapkan teknik pembelajaran modelling
sesuai dengan teori Slameto 2010: 36 yang terdiri dari aktivitas yaitu siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, dan berdiskusi dengan guru.
Aktivitas belajar tersebut nampak pada saat menerapkan teknik pembelajaran modelling dan
kemudian dijabarkan menjadi lima deskriptor. Kriteria tersebut digunakan sebagai pedoman dalam menilai aktivitas belajar siswa selama pembelajaran.
Hasil nilai aktivitas siswa dapat dilihat melalui lembar pengamatan aktivitas siswa. Data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan peneliti
terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati pada
108 aktivitas siswa antara lain kesiapan siswa dalam pembelajaran, keaktifan siswa
dalam bertanya pada guru, keberanian dalam mengemukakan pendapat, keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan kemampuan kerjasama
antar siswa. Pembelajaran yang menerapkan teknik pembelajaran modelling
berdampak positif pada keberhasilan pembelajaran SBK. Siswa mendapat pengalaman
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Siswa tidak hanya mendapat pembelajaran yang bersifat abstrak, namun terlibat secara aktif dalam
pembelajaran, sebab siswa membuat suatu produk yang telah dimodelkan oleh guru atau model dari luar. Siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan
menyesuaikan model yang dapat ditiru. Hal ini sejalan dengan teori Andayani 2014: 188 yang mengemukakan bahwa teknik modelling merupakan
pembelajaran yang dilakukan dengan menampilkan model yang dapat dilihat, dirasa dan bahkan ditiru oleh siswa. Penerapan teknik modelling yang kreatif dan
inovatif juga dapat meningkatkan performansi guru dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga keterampilan dan kompetensi guru meningkat. Penerapan
teknik modelling juga meningkatkan kualitas pendidikan pada mata pelajaran SBK, serta mata pelajaran lain sebagai dampak pengiringnya.
Nilai aktivitas yang telah dijelaskan di atas, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol membuktikan bahwa aktivitas belajar pada kelas yang
menggunakan teknik pembelajaran modelling lebih tinggi. Rata-rata nilai aktivitas siswa kelas eksperimen lebih tinggi karena pengaruh penerapan teknik
pembelajaran yang digunakan, yaitu teknik pembelajaran modelling.
109 Nilai aktivitas belajar siswa kelas eksperimen sebesar 84,88 tergolong
dalam kategori sangat tinggi, sementara nilai aktivitas pada kelas kontrol sebesar 78,15 termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran di
kelas kontrol menerapkan model konvensional. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen
selama dua pertemuan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar seni rupa siswa kelas IV pada materi membuat kerajinan dari kertas yang
menerapkan teknik pembelajaran modelling dengan pembelajaran yang menerapkan model konvensional.
4.2.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Teknik Pembelajaran