Aktivitas Belajar Landasan Teori

23 sekolah dan masyarakat agar proses belajar dapat memberikan hasil yang optimal.

2.1.5 Aktivitas Belajar

Menurut Gagne 1977 dalam Suprijono 2011: 2, belajar adalah peru- bahan kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Aktivitas merupakan suatu hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena tidak akan ada belajar kalau tidak ada aktivitas di dalamnya, oleh sebab itu dalam pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas. Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas belajar sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Hamalik, 2010: 90. Dierich dalam Hamalik 2010: 90 membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut: a Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain. b Kegiatan-kegiatan lisan oral, seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. c Kegiatan-kegiatan mendengarkan, sebagai contoh mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio. 24 d Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan, memriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. e Kegiatan-kegiatan menggambar, misalnya menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola. f Kegiatan-kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan simulasi, menari, berkebun. g Kegiatan-kegiatan mental, sebagai contoh misalnya merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan- hubungan, membuat keputusan. h Kegiatan-kegiatan emosisonal, seperti misalnya minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. Menurut Slameto 2010: 36 dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, berdiskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas tersebut diutamakan pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa 25 dalam pembelajaran, terciptalah situasi belajar aktif. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan siswa secara optimal, baik mental, intelektual, emo- sional, maupun fisik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Guru perlu melaksanakan pembelajaran yang memaksimalkan aktivitas siswa, sehingga diharapkan hasil pembelajaran akan tercapai dengan optimal.

2.1.6 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CTL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET KELAS V SD NEGERI TEGALSARI 1 KOTA TEGAL

1 17 302

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL

2 21 157

KEEFEKTIFAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 RANDUGUNTING KOTA TEGAL

0 38 266

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI RANDUGUNTING 3 KOTA TEGAL

0 66 217

PENERAPAN METODE MODELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI MEMBUAT KERAJINAN DARI KERTAS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGJATI BANJARNEGARA

0 25 233

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT KARYA KERAJINAN DAN BENDA KONSTRUKSI MELALUI TEKNIK MODELLING KELAS IV DI SD NEGERI GANTUNGAN 01 KECAMATAN JATINEGARA KABUPATEN TEGAL

0 4 196

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI JENIS JENIS UNSUR TARI NUSANTARA MELALUI TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENDAWA 01 KABUPATEN TEGAL

14 139 214

Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Kelas IV SD Negeri Pekiringan 02 Kabupaten Tegal.

0 0 217

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OUTDOOR LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PESAYANGAN ABUPATEN TEGAL

0 2 73

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA APLIKASI MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA PADA SISWA KELAS V SDN RANDUGUNTING OTA TEGAL

0 0 93