31
2.1.10 Teknik Modelling
Teknik modelling dikembangkan dari pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL. Pendekatan kontekstual Contextual Teaching and
LearningCTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penera- pannya dalam kehidupan mereka sehari-hari Daryanto, 2012:153. Ada 7
komponen pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, modelling, refleksi, dan penilaian autentik. Modelling
memusatkan pada arti penting pengetahuan prosedural. Melalui modelling peserta didik dapat meniru terhadap hal yang dimodelkan. Model bisa berupa cara
mengoperasikan sesuatu, melafalkan bahasa, mempraktikkan cara membuat sesuatu dan sebagainya Suprijono, 2011: 85-88. Maksud dari modelling juga
dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan menampilkan model yang dapat dilihat, dirasa dan bahkan dapat ditiru oleh siswa Andayani, 2014:
188. Modelling di dalamnya terdapat mengenai pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, dan contoh
Ngalimun, 2014: 162. Modelling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran
kontekstual, sebab melalui modelling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritik atau abstrak Hamruni, 2012: 146. Model dalam pembelajaran suatu
hal yang sangat dibutuhkan untuk ditiru. Pembelajar guru memberi model tentang bagaimana cara belajar, model dalam melaksanakan sesuatu. Proses
modelling tidak terbatas dari guru, model dapat dirancang dengan memanfaatkan
32 atau melibatkan peserta didik yang dianggap memiliki kemampuan atau dapat
mendatangkan dari luar Yamin, 2012: 85. Konsep modelling dalam CTL menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti
dengan model yang bisa ditiru siswa Hosnan, 2014: 272. Bandura dalam Anni dkk 2012: 102-103 mengembangkan empat tahap
melalui pengamatan atau modelling yaitu: a.
Tahap perhatian. Dalam tahap ini individu memperhatikan model yang menarik, berhasil, atraktif dan popular. Melalui memperhatikan model ini
individu dapat meniru bagaimana cara berfikir dan bertindak orang lain, serta menampilkan model dihadapan orang lain.
b. Tahap retensi. Dalam tahap ini apabila guru telah memperoleh perhatian dari
siswa, guru memodelkan perilaku yang akan ditiru oleh siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktikannya atau mengulangi model
yang telah ditampilkan. c.
Tahap reproduksi. Dalam tahap ini siswa mencoba menyesuaikan diri dengan perilaku model.
d. Tahap motivasional. Dalam tahap ini siwa akan menirukan model karena akan
merasakan bahwa melakukan pekerjaan yang baik akan meningkatkan kesempatan untuk memperoleh penguatan.
Teknik modelling yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan peniruan atau mencontoh. Menurut Sukarya, dkk 2008: 11.2.5 mengatakan
bahwa secara teori penerimaan penggunaan metode mencontoh ini didasarkan pada beberapa hal yaitu:
33 1
Secara naluri, siswa belajar dengan cara mencontoh. 2
Mencontoh merupakan pekerjaan mudah serta ringan untuk dilakukan karena kurang menuntut keterlibatan rasa dan intelek.
3 Mencontoh dalam latihan kerja praktek kesenirupaan melibatkan aktivitas
mata. Karena itu indra mata mendapat latihan yang pada gilirannya dapat mempertajam pengamatan.
4 Model yang dicontoh pada umumnya dalam keadaan diam dan tidak diubah-
ubah bentuknya, maka kegiatan mencontoh dapat dilakukan secara berulang- ulang dalam kondisi yang sama. Dengan demikian latihan dapat menjadi
efektif untuk tujuan meniru benda yang dimaksud. Kelebihan teknik modelling yaitu sangat memudahkan siswa untuk
menyerap materi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran akan dirancang melalui pengamatan melibatkan proses modelling dan imitation karena sesuai dengan
karakteristik perkembangan emosi, adaptasi sosial dan mental anak SD. Pada proses pembelajaran siswa diberi kebebasan untuk berkreasi namun tetap sesuai
dengan model yang diperagakan. Pemberian motivasi berupa nilai, pujian, atau hadiah akan memunculkan motivasi tersendiri bagi siswa. Siswa yang belum
memperoleh penguatan akan termotivasi ingin mendapatkan penguatan seperti yang diperoleh temannya. Penguatan yang diterima akan mengakibatkan aktivitas
siswa meningkat. Kekurangan metode modelling yaitu membutuhkan penguasaan materi maupun kompetensi yang akan ditirukan, jadi memerlukan latihan sebelum
disampaikan kepada siswa. Tanpa adanya penguasaan materi atau kompetensi tersebut pembelajaran tidak akan bermakna.
34 Teknik modelling tidak jauh beda dengan model pembelajaran
demonstrasi. Teknik modelling diartikan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan menampilkan model yang dapat dilihat, dirasa dan bahkan dapat ditiru
oleh siswa. Teknik modelling berkaitan dengan peniruan atau mencontoh. Sedangkan model pembelajaran demonstrasi adalah model mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk mem- perlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa. Perbedaannya teknik
modelling dalam proses pembelajarannya tidak terbatas dari guru, model dapat dirancang dengan memanfaatkan atau melibatkan peserta didik yang dianggap
memiliki kemampuan atau dapat mendatangkan dari luar. Selain itu, model yang ditampilkan juga dalam bentuk benda kongkrit 3 dimensi yang dapat dilihat dari
berbagai sisi. Setelah model ditampilkan siswa dapat meniru terhadap hal yang dimodelkan. Pelaksanaan teknik modelling mengembangkan 4 tahap yaitu,
perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasional. Sedangkan pada model pem- belajaran demonstrasi dalam proses pembelajarannya guru hanya menyajikan
gambaran sekilas materi kemudian tidak melibatkan siswa dan mendatangkan model dari luar. Dalam metode demonstrasi guru memperagakan suatu kegiatan
secara langsung maupun melalui media pengajaran yang relevan seperti menampilkan proses kegiatan dengan LCD dengan pokok bahasan atau materi
yang sedang disajikan. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa modelling
merupakan salah satu teknik dimana seseorang belajar membuat sesuatu melalui proses pengamatan, mengobservasi model, dimana dalam modelling ini juga
melibatkan proses kognitif dan kreatif bukan semata-mata meniruimitasi saja.
35
2.1.11 Kerajinan dari Kertas