111 lebih mudah memahami karena mengalami langsung. Hal ini merupakan
pembuktian teori Susanto 2015: 4 yang mengemukakan belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
Siswa dalam pembelajaran aktif untuk menirukan yang telah diperagakan model. Hal tersebut ditandai dengan keantusiasan siswa saat melakukan unjuk kerja
membuat kerajinan dari bahan kertas. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar seni rupa siswa kelas IV pada materi membuat kerajinan dari kertas antara pembelajaran yang menerapkan teknik modelling dengan
pembelajaran yang menerapkan model konvensional.
4.2.3 Keefektifan Teknik Modelling terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya menerapkan teknik pembelajaran
modelling lebih efektif dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut merupakan pembuktian teori Hamalik
2015: 171 yang mengemukakan pengajaran yang efektif merupakan pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar atau melakukan aktivitas sendiri. Guru
hanya berperan sebagai fasilitator yang bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam pembelajaran.
Pertanyaan di atas dapat diketahui melalui skor rata-rata aktivitas belajar siswa yang diperoleh masing-masing kelas. Kelas eksperimen memperoleh skor
112 rata-rata dengan persentase 84,88 tergolong dalam kriteria sangat tinggi,
sedangkan pada kelas kontrol memperoleh skor rata-rata dengan persentase 78,15 tergolong kriteria tinggi. Persentase tersebut tergolong tinggi, namun
angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata nilai aktivitas belajar pada kelas eksperimen.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat ditunjukkan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran pada kelas yang menerapkan teknik pembelajaran
modelling. Aktivitas yang dilakukan bermacam-macam dan hampir semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yang menerapkan teknik pembelajaran
modelling. Penggunaan model tersebut menjadikan siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen selama dua pertemuan, diperoleh
data aktivitas belajar siswa yang membuktikan bahwa teknik pembelajaran modelling efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut
membuktikan teori Susanto 2015: 53 yang menyatakan suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif.
Keaktifan tersebut dapat dilihat dari segi fisik, mental, maupun sosial, karena dalam proses pembelajaran aktivitas yang dominan ada pada siswa.
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dijelaskan di atas, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol
membuktikan bahwa aktivitas belajar pada kelas yang menggunakan teknik pembelajaran modelling lebih tinggi. Rata-rata nilai aktivitas siswa kelas
113 eksperimen lebih tinggi karena pengaruh penerapan model pembelajaran yang
digunakan, yaitu teknik pembelajaran modelling. Rata-rata nilai aktivitas belajar siswa kelas eksperimen tergolong dalam kategori sangat tinggi, sementara rata-
rata nilai aktivitas pada kelas kontrol termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran di kelas kontrol menerapkan model konvensional.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan teknik pembelajaran modelling efektif terhadap aktivitas belajar seni rupa siswa kelas IV materi
membuat kerajinan dari kertas.
4.2.4 Keefektifan Teknik Modelling terhadap Hasil Belajar Siswa