75 0,71
– 1,00 = soal ktegori mudah Sudjana 2012: 137
Pengujian tingkat kesukaran dilakukan dengan membandingkan banyak- nya jumlah siswa yang menjawab soal benar pada setiap butir soal dengan jumlah
peserta tes. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data yang valid dengan tingkat kesukaran „mudah‟ terdapat pada nomor 1, 2, 7, 9, 15, 16, 18, 31 dan 35;
tingkat kesukaran „sedang‟ terdapat pada nomor 3, 8, 10, 13, 17, 19, 21, 25, 26, 30, 32, 34, dan 36; tingkat kesukaran „sukar‟ terdapat pada nomor 4, 6, 28, dan 40.
Rekapitulasi analisis tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran nomor 29.
3.7.2.4 Daya Beda
Menurut Arikunto 2012: 226, daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi
dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. =
=
Keterangan : J
= jumlah peserta tes = banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
76 = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Arikunto 2012: 228-229 Untuk menafsirkan hasilnya dapat dilihat melalui klasifikasi berikut:
D = 0,00 – 0,20 = jelek
D = 0,21 – 0,40 = cukup
D = 0,41 – 0,70 = baik
D = 0,71 – 1,00 = baik sekali
Arikunto 2012: 232 Dalam penghitungan daya beda, sebelum daya beda soal dianalisis,
terlebih dahulu kelompok siswa dibagi menjadi dua yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Pengelompokkannya disesuaikan dengan jumlah skor soal atau
jawaban benar yang didapat siswa. Pengujian daya beda soal diperoleh melalui penghitungan jumlah jawaban benar pada kelompok atas dibanding jumlah siswa
pada kelompok atas dikurangi hasil jumlah jawaban benar pada kelompok bawah dibanding jumlah siswa pada kelompok bawah. Berdasarkan hasil perhitungan
manual, dapat diketahui terdapat 7 soal berdaya beda cukup, 18 soal berdaya beda baik, dan 1 soal berdaya beda jelek. Rekapitulasi analisis daya beda soal dapat
dilihat pada lampiran nomor 30. Berdasarkan pertimbangan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya beda diperoleh soal yang layak sebagai instrumen penelitian. Soal yang digunakan dalam penelitian berjumlah 20 soal yaitu butir: 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 11,
14, 15, 17, 18, 20, 25, 26, 30, 32, 33, 36, dan 39.
77 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Soal
Kompetensi Dasar
Indikator Pembelajaran
Ranah Kognitif Nomor Soal
16.2 Membuat karya
kerajinan berdasarkan
rancangan sendiri
16.2.2 Mengenal
kerajinan dari kertas
16.2.2 Membuat Kerajinan
dari Kertas
C2, C1, C1, C1, C1, C2, C1, C1, C1, C1, C2, C1,
C3, C2. C1, C1, C3, C3, C2, C2.
1, 2, 3, 4, 7, 9, 15, 18, 20, 25,
30, 32, 33, dan 39.
8, 11, 14, 17,
26, dan 36.
Sumber: Lampiran nomor 31
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul Sugiyono, 2014: 199.
Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari:
3.8. 1 Deskripsi data
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen untuk menguji apakah teknik modelling efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar SBK
khususnya seni rupa materi membuat kerajinan dari kertas pada siswa kelas IV SD Negeri Randugunting 5 Kota Tegal.
3.8.2 Uji Prasyarat Analisis
Sugiyono 2014: 207 menyatakan langkah-langkah dalam analisis data meliputi: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan penghitungan untuk menjawab rumusan