107 matematika terjadi hubungan yang rendah karena nilai r = 0,321 berada di rentang
antara 0,20 – 0,399.
Tabel 4.12 Hasil Analisis Korelasi Sederhana X
2
dan Y
Correlations
motivasibelajar hasilbelajar
motivasibelajar Pearson Correlation
1 ,418
Sig. 2-tailed ,000
N 182
182 hasilbelajar
Pearson Correlation ,418
1 Sig. 2-tailed
,000 N
182 182
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS 20 Berdasarkan tabel 4.12 tersebut dapat diketahui bahwa motivasi belajar
dan hasil belajar matematika memiliki korelasi positif, hal ini dilihat dari Pearson Correlation sebesar 0,418 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H ditolak artinya terdapat korelasi positif antara variabel
motivasi belajar dan variabel hasil belajar matematika 0,000 0,05. Variabel motivasi belajar dan variabel hasil belajar matematika terjadi hubungan yang
sedang karena berada di rentang 0,40 – 0,599. Hasil analisis korelasi pearson
product moment secara lengkap terdapat pada lampiran 28.
4.1.5.2 Analisis Regresi Sederhana
Riduwan 2013: 147 menyatakan “regresi sederhana adalah suatu proses
memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki
agar kesalahannya dapat diperke cil”. Analisis regresi sederhana digunakan untuk
menjawab hipotesis nomor 1 dan 2. Hasil analisis regresi sederhana secara lengkap terdapat pada lampiran 22. Hasil perhitungan analisis regresi sederhana
dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut
108 Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Sederhana X
1
dan Y
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 54,047
3,453 15,650
,000 gayabelajar
,203 ,045
,321 4,548
,000 a. Dependent Variable: hasilbelajar
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS 20 Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 20 maka
dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Hipotesis
H
01
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri di Dabin I
Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang p = 0. H
a1
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri di Dabin I
Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang p = 0. 2. Kriteria Pengambilan Keputusan
Jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak dan H
a
diterima. Namun, jika nilai signifikansi 0,05 maka H
diterima dan H
a
ditolak. Jika nilai t
hitung
≥ t
tabel
, maka H
ditolak dan H
a
diterima, artinya signifikan. Namun jika nilai t
hitung
≤ t
tabel,
maka H diterima dan H
a
ditolak, artinya tidak signifikan. 3. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan kolom sig. pada tabel Coefficients diketahui bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu
0,000 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H
01
ditolak dan H
a1
diterima. Tabel
109 Coefficients menunjukkan bahwa nilai t
hitung
= 4,548, sedangkan t
tabel
dengan taraf kesalahan 5 dan df = N-2 = 182 - 2 = 180 diperoleh nilai sebesar 1,973. Dengan
demikian nilai t
hitung
≥ t
tabel
atau 4,548˃1,973, maka H ditolak. Dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri di Dabin I Kecamatan Ulujami
Kabupaten Pemalang. Langkah selanjutnya memasukkan data ke dalam persamaan regresi linier
sederhana dapat dilihat pada tabel coefficients pada Unstandardized Coefficients B: constant dan gaya belajar. Persamaan regresi sebagai berikut.
Ŷ = a + bX Ŷ = 54,047 + 0,203 X
Keterangan: Ŷ = hasil belajar matematika yang diperoleh
X = variabel gaya belajar a = konstanta
b = koefisien regresi Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 54,047 berarti jika gaya belajar X nilainya 0, maka hasil belajar matematika Y nilainya 54,047.
2. Koefisien regresi variabel gaya belajar X sebesar 0,203, artinya jika gaya belajar mengalami kenaikan sebesar 1, maka hasil belajar matematika Y
akan mengalami peningkatan sebesar 0,203. Sebaliknya, jika gaya belajar mengalami penurunan sebesar 1, maka hasil belajar matematikanya diprediksi
110 mengalami penurunan sebesar 0,203. Tanda koefisien korelasi positif +
menyatakan arah hubungan yang searah dimana kenaikan atau penurunan variabel independen X akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan
variabel dependen Y. Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara gaya belajar dengan hasil belajar matematika siswa.
Semakin baik gaya belajar, maka semakin baik pula hasil belajar matematika yang diraih siswa.
Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Sederhana X
2
dan Y
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 26,021
7,068 3,681
,000 motivasibelajar
,661 ,107
,418 6,176
,000 a. Dependent Variable: hasilbelajar
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS 20 Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 20 maka
dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Hipotesis
H
02
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri di Dabin I
Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang p = 0. H
a2
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri di Dabin I
Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang p ≠ 0.
2. Kriteria Pengambilan Keputusan Jika nilai signifikansi 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima. Namun, jika nilai signifikansi 0,05 maka H
diterima dan H
a
ditolak. Selain
111 menggunakan signifikansi, dapat dilakukan pengujian dengan uji t. Jika nilai
t
hitung
≥ t
tabel
, maka H ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Namun jika
nilai t
hitung
≤ t
tabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 3. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan kolom Sig. pada tabel Coefficients diketahui bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu
0,000 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H
02
ditolak dan H
a2
diterima. Tabel Coefficients menunjukkan bahwa nilai t
hitung
= 6,176, sedangkan t
tabel
dengan taraf kesalahan 5 dan df = N-2 = 182 - 2 = 180 diperoleh nilai sebesar 1,973. Dengan
demikian nilai t
hitung
≥ t
tabel
atau 6,176 ˃ 1,973, maka H ditolak dan H
a
diterima artinya signifikan. Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri di dabin I Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.
Langkah selanjutnya memasukkan data ke dalam persamaan regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel coefficients pada Unstandardized Coefficients
B: constant dan motivasi belajar. Persamaan regresi sebagai berikut. Ŷ = a + bX
Ŷ = 26,021+ 0,661 X Keterangan:
Ŷ = hasil belajar matematika yang diperoleh X = variabel motivasi belajar
a = konstanta b = koefisien regresi
112 Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 26,021 berarti jika motivasi belajar X nilainya 0, maka hasil belajar matematika Y nilainya 26,021.
2. Koefisien regresi variabel motivasi belajar X sebesar 0,661 artinya jika motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar 1, maka hasil belajar
matematika Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,661. Sebaliknya, jika motivasi belajar mengalami penurunan sebesar 1, maka hasil belajar
matematika diprediksi mengalami penurunan sebesar0,661. Tanda koefisien korelasi positif + menyatakan arah hubungan yang searah dimana kenaikan
atau penurunan variabel independen X akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel dependen Y. Koefisien regresi bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa. Semakin baik motivasi belajar, maka semakin baik hasil
belajar matematika siswa.
4.1.5.3 Analisis Regresi Berganda