23
6. Keputusan Konsumen
a. Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian menurut
Kotler bahwa “keputusan pembelian dari pembeli merupakan suatu hasil hubungan yang saling mempengaruhi
dan yang rumit antara faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.”
36
Ketika konsumen melakukan pembelian, tentu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembeliannya ini
terlihat dalam gambar pola dari Ben M, Enis yang menyatakan bahwa referensisaran dari kelompok sangat besar pengaruhnya
dan referensi dari kelompok selalu beririsan dengan faktor- faktor seperti kebudayaan, kelas sosial dan keluarga.
1. Kebudayaan Buchari menyatakan bahwa “kebudayaan sangat
berpengaruh terhadap nilai-nilai dan pola perilaku seseorang anggota kebudayaan tertentu.”
37
Tentu kebudayaan akan sangat berpengaruh ketika kebudayaan ini telah diwariskan dari nenek moyang kepada
anaknya hingga cucunya. 2. Kelas Sosial
Indonesia sudah tidak mengenal kelas sosial seperti di Negara India, meskipun ada kelas seperti jenjang pendidikan
namun kelas-kelas ini tidak dipertajam lagi dalam perbedaanya. Engel
dalam buku
Buchari Alma
menyatakan pengelompokan seseorang termasuk dalam kelas sosial tertentu
dapat dilihat dari segi: a. Prestise jabatannya
b. Penampilannya didalam kelompok sendiri
36
Eka, op. cit., h. 331.
37
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: ALFABETA, 2011, h. 98.
24
c. Kepemilikannya d. Orientasi nilai-nilai yang dianutnya
38
3. Keluarga Buchari menyatakan “pola dan barang yang dikonsumsi
sehari-hari berbeda jumlah dan mutunya antara keluarga kecil dan keluarga besar namun sangat bergantung atas jumlah
anggaran belanja rumah tangga yang tersedia.”
39
Konsumsi yang dilakukan seseorang biasanya akan dipengaruhi dari keluarganya dimana lingkungan terdekat dari
individual adalah keluarga. 4. Klub-klub Referensi Group
Buchari berpendapat reference group bisa merupakan group primer, group sekunder, dan group aspirasi.
“Group primer adalah paran anggota yang saling berkomunikasi satu sama lain. Group sekunder adalah
organisasi yang tidak terlalu banyak berinteraksi tatap muka dengan individu, seperti organisasi serikat pekerja,
organisasi keagamaan, organisasi profesi dan sebagainya yang membuat aturan-aturan tertantu. Group aspirasi adalah
seseorang yang memberi aspirasi pada individu untuk memiliki sesuatu.”
40
Ini berarti sebuah group, komunitas atau kumpulan individu yang saling berinteraksi maka akan berpengaruh pada
keputusan seseorang dalam membeli atau memiliki sesuatu.
38
Ibid., h. 98.
39
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: ALFABETA, 2011, h. 99.
40
Ibid., h. 99.