Gambar 4.3. Kerangka Aliran Bahan Baku TBS
4.4. Analisa Data
Metode analisis deskriptif Manajemen Rantai Pasok TBS secara komprehensif yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada kerangka pengembangan
rantai pasokan Food Supply Chain Networking FSCN yang dimodifikasi oleh Van Der Vorst 2005. Metode pengembangan rantai pasokan tersebut mengkaji enam
aspek yang terstruktur yakni sasaran rantai pasok, struktur rantai pasok, sumberdaya pasokan, manajemen rantai, proses bisnis rantai, dan kinerja rantai pasokan.
Pembahasan atas enam aspek tersebut diharapkan dapat menghasilkan gambaran utuh mengenai penerapan manajemen rantai pasokan TBS di PKS
Rambutan PTPN III.
4.4.1. Model Rantai Pasokan
Model rantai pasokan yang terjadi dibahas dengan analisis deskriptif menggunakan metode pengembangan yang mengikuti kerangka proses Food Supply
Chain Networking FSCN dari Lambert dan Cooper 2000 yang kemudian dimodifikasi oleh Van Der Vorst 2005.
4.4.2. Sasaran Rantai
Universitas Sumatera Utara
Sasaran rantai pasok TBS di PKS Rambutan adalah tercapainya kondisi ideal yang terkait dengan pemenuhan bahan baku TBS sesuai dengan kapasitas terpasang
pabrik yaitu 30 ton TBS per jam, hal ini tidak terlepas dari jumlah pasokan dari kebun pemasok serta kelancaran pabrik dalam mengolah. Untuk sasaran pasar adalah
bagaimana model suatu rantai pasokan berlangsung terhadap produk yang dipasarkan. Dalam hal ini, sasaran pasar menjelaskan mengenai bagaimana berlangsungnya
model suatu rantai pasokan TBS. Tujuan pasar dideskripsikan dengan jelas, seperti siapa pelanggan produk, apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan. Sasaran pasar dalam
FSCN dapat diklarifikasikan ke dalam upaya segmentasi pasar, kualitas yang terintegrasi, optimalisasi rantai, atau kombinasi diantara tiga hal tersebut. Sedangkan sasaran
pengembangan menjelaskan target atau objek dalam rantai pasokan oleh beberapa pihak yang terlibat di dalamnya. Sasaran pengembangan rantai pasokan dirancang bersama-
sama oleh pelaku rantai. Bentuk sasaran pengembangan dapat berupa penciptaan koordinasi, kolaborasi, atau pengembangan penggunaan teknologi informasi serta
prasarana lain yang dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan.
4.4.3. Struktur Jaringan
Struktur jaringan menjabarkan mengenai anggota atau pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasokan beserta peranannya masing-masing. Aliran komoditas
mulai dari hulu hingga hilir serta penyebarannya dijabarkan dan dikaitkan dengan keberadaan anggota rantai pasokan serta bentuk kerjasama yang terjadi diantara
berbagai pihak.
Universitas Sumatera Utara
4.4.4. Manajemen Rantai
Manajemen rantai menjelaskan konfigurasi hubungan yang terjadi dalam jaringan MRP yang memfasilitasi proses pengambilan keputusan secara cepat oleh
pelaku rantai pasokan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki dalam rantai pasokan guna meningkatkan kinerja rantai pasokan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui pihak mana bertindak sebagai pengatur dan pelaku utama di dalam rantai pasokan. Pihak yang menjadi pelaku utama adalah pihak yang melakukan sebagian
besar aktivitas di dalam rantai pasokan dan memiliki kepemilikan penuh terhadap asset yang dimilikinya. Terdapat beberapa aspek khusus yang harus dikelola dengan
baik agar tidak menghambat kinerja rantai pasok secara keseluruhan. Beberapa hal yang akan dikaji dalam manajemen rantai antara lain:
1. Hubungan Antar Mitra. Dijelaskan mengenai bagaimana proses kemitraan itu terbentuk, kriteria-
kriteria apa saja yang digunakan untuk memilih mitra kerjasama dan bagaimana praktek di lapangan.
2.
Kesepakatan Kontraktual dan Sistem Transaksi. Dijelaskan mengenai bentuk kesepakatan kontraktual yang disepakati
dalam membangun hubungan kerjasama disertai dengan sistem transaksi yang dilakukan diantara berbagai pihak yang bekerjasama.
3. Kolaborasi Rantai.
Universitas Sumatera Utara
Dijelaskan mengenai koordinasi kerjasama dalam suatu rantai pasokan yang dipaparkan secara lengkap meliputi tindakan kolaboratif, perencanaan
kolaboratif serta proses trust building.
4.4.5. Sumberdaya Rantai