merupakan pihak luar dari institusi PTPN III. Pola kerja samanya diikat dalam kontrak kerja pengangkutan sesuai dengan kapasitas kebun masing-masing. Kontrak
kerja dibuat berdasarkan rencana kerja panen selama setahun yang tercantun dalam RKAP tahunan perusahaan dan RKAP kebun setempat. Berdasarkan RKAP tersebut
akan diketahui berapa jumlah total TBS dari masing-masing kebun sehingga dapat dihitung jumlah armada pengangkutan yang dibutuhkan. Kebun dalam hal ini hanya
sebagai pihak pemasok TBS namun demikian kebun berkewajiban untuk mengantarkan semua produksi TBS menuju ke pabrik. Dengan bekerja sama dengan
pihak pengangkutan untuk mengantarkan produksinya. Administrasi terkait kontrak kerja pengangkutan dilakukan di dikantor pusat PTPN III sehingga perlu koordinasi
yang tepat.
5.3.3 Pemasok TBS Pihak III Rakyat
Pemasok TBS Pihak III merupakan TBS yang berasal dari rakyat yang berada disekitar wilayah pabrik. TBS dari rakyat diperlukan untuk menambah kekurangan
dari kebun sendiri. Rakyat tidak bisa langsung menjual ke pabrik. Harus melalui pengumpul terlebih dahulu, biasanya dalam bentuk CV ataupun KUD. Kualitas TBS
yang dihasilkan biasanya lebih rendah dibandingkan dari kebun sendiri. Karena sistem pengelolaanya lebih sederhana. Oleh karena itu perhitungan harga per kg
ditentukan oleh TBS yang dikirimkan ke pabrik berdasarkan mutu rendemen melalui sortir visual yang telah ditentukan oleh petugas sortir di pabrik.
Universitas Sumatera Utara
5.3.4 Pengangkutan TBS
Pengangkutan TBS memegang peranan yang sangat penting mengangkut TBS dari kebun menuju ke pabrik sawit. Pengangkutan dalam hal ini merupakan pihak luar
diluar institusi PTPN III. Bentuk kerjasamanya adalah dengan sistem kontrak kerja pengangkutan, yang dilaksanakan antara perusahaan pengangkutan dengan kantor
pusat. Pihak pengangkutan berkewajiban mengangkut semua hasil panen pada hari itu juga, kecuali terjadi hal-hal diluar batas seperti musim hujan, cuaca yang kurang
menentu sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengangkut dari kebun menuju pabrik. Sistem informasi antara kebun, pengangkutan dan pabrik harus
terjalin dengan baik untuk kelancaran sistem pengangkutan. Dengan adanya manajemen PAO Panen Angkut Olah.
Hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan armada pengangkutan untuk memenuhi mengangkut seluruh hasil panen dari kebun ke pabrik. Dengan
memperhitungkan jumlah yang harus diangkut setiap hari maka dapat ditentukan berapa jumlah armada yang diperlukan. Secara garis besar kebutuhan TBS perhari
adalah 700-750 ton per hari. Dengan kemampuan angkut sekitar 7 ton per truk maka diperlukan sebanyak 100 kali angkut. Jika masing masing truk berdasarkan jarak
angkut rata-rata adalah dua hingga tiga trip setiap truk. Sehingga diperlukan sekitar 40 hingga 50 truk. Hal ini dibagi kedalam delapan kebun pemasok. Dimana hasil
panen dari masing-masing kebun berbeda. Hal terkait pengangkutan menjadi tanggung jawab kebun pemasok untuk mengadakannya. Karena sistem kontrak kerja
untuk masing-masing kebun berbeda. Sehingga kontrak kerja sama pengangkutan
Universitas Sumatera Utara
menjadi tanggung jawab kebun dan kantor pusat untuk melaksanakan sistem pengangkutan TBS. Untuk memperhitungkan jumlah truk yang diperlukan per hari
maka bisa diperoleh dari break down rencana kerja anggaran kebun, terkait dengan panen harian, bulanan dan setahun. Sehingga dapat diantisipasi berapa kebutuhan truk
perhari.
5.3.5 PKS Rambutan